Bakpia Cita Rasa Jogja Hadir di Solo

BAKPIA CITA RASA JOGJA HADIR DI SOLO

Pernahkan Anda mencicipi bakpia? Makanan legit yang digemari banyak orang tersebut dikenal sebagai salah satu icon kota budaya Yogyakarta. Kepopuleran bakpia sebagai makanan khas yang lezat, membuat usaha produksi bakpia mulai merambah ke berbagai kota lain di luar Yogyakarta. Salah seorang warga Jogja yang kemudian ‘membawa’ bakpia untuk diproduksi dan dipasarkan di wilayah lain adalah Bapak Agung Setya Wardana (34). Pria yang saat ini mengajar di salah satu universitas swasta di Kota Solo tersebut membuka usaha produksi bakpia di Jalan Adi Sumarmo Colomadu  Solo.

Mengusung Bakpia Arjuno 46 sebagai nama usahanya, Bapak Agung yang dibantu istri dan kerabatnya memproduksi bakpia dengan tiga varian rasa, yaitu rasa kacang hijau, rasa keju, dan rasa coklat. Ditemui tim liputan bisnisUKM di rumahnya Sabtu (12/11), Pak Agung berujar jika keahliannya dalam memproduksi bakpia didapatnya dari sang ibu yang juga seorang produsen bakpia. “Ibu saya seorang produsen bakpia di Jogja, beliau sampai saat ini masih membuka usahanya dengan nama ‘Bakpia Ibu War’ di daerah Wirobrajan, dari situlah saya bisa belajar hingga mampu berproduksi sendiri” terangnya. Setelah memutuskan untuk pindah ke Solo 4 tahun yang lalu, Pak Agung berinisiatif untuk membuka usaha produksi bakpia sendiri.

Bakpia ArjunoMeskipun membuka usaha di kota lain, Pak Agung tetap mempertahankan sentuhan Jogja pada produk bakpia buatanya. “Kami menggunakan slogan ‘Citarasa Jogja hadir di daerah Anda’, jadi bagi siapa saja yang ingin menikmati lezatnya bakpia, saat ini tidak perlu harus ke Jogja, karena kami di sini (Bakpia Arjuno 46) siap menyediakan bakpia dengan citrasa Jogja asli,” ujar Pak Agung. Seluruh produk Bakpia Arjuno 46 juga dijual dengan harga yang sangat terjangkau, untuk Rasa Kacang Hijau Rp.15.000,00; Rasa Keju Rp.16.000,00; dan Rasa Coklat Rp. 15.000,00/ bungkus.

Perjalanan Bisnis Bakpia Arjuno 46

Saat ini, kapasitas produksi Bakpia Arjuno 46 baru 1 kg kacang hijau setiap harinya. Diakui Pak Agung, dirinya memang belum bisa fokus 100% dalam mengelola tokonya tersebut, sehingga bisa dikatakan saat ini produksi bakpianya baru sebatas bisnis sampingan saja. “Memang saya masih punya tanggung jawab mengajar, kemudian istri juga masih bekerja, sehingga kami belum bisa total terjun dalam mengelola Bakpia Arjuno 46,” imbuh Pak Agung. Kondisi demikian tidak menjadi penghalang bagi Pak Agung dan istrinya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bakpianya. Hal tersebut dibuktikan dengan ‘merekrut’ salah seorang kerabatnya untuk diminta membantu proses produksi Bakpia Arjuno 46.

Dengan latar belakang Teknologi Pangan UGM, Pak Agung paham betul jika harus bisa Bapak Agung Setya Wardanabersaing dalam bisnis kuliner seperti bakpia, dibutuhkan variasi produk yang beda dari produk kebanyakan. “Selain tiga rasa tadi (kacang hijau, keju, dan coklat), kami juga sedang berupaya mengembangkan varian rasa yang lain, namun masih butuh penyempurnaan sebelum benar-benar di launching,” tambahnya. Diakui Pak Agung, pihaknya selama ini juga menerima masukan terkait dengan menu yang dikreasi, baik dari segi rasa, bahan baku, sampai dengan proses produksinya.

Selama menjalankan usahanya tersebut, kendala yang paling dirasakan Pak Agung adalah proses pemasaran. Hal itu diakui menjadi salah satu sebab omzet rata-rata yang diperoleh Bakpia Arjuno 46 baru berkisar di angka Rp.1.500.000,00/ bulannya, dengan keuntungan 30%. “Secara umum sebenarnya terjadi peningkatan penjualan, namun memang belum sesuai yang kami harapkan,” jelasnya. Oleh karena itu, akhir-akhir ini Pak Agung berupaya mengoptimalkan proses pemasaran online dengan memanfaatkan jejaring sosial maupun portal iklan gratis.

Di sela-sela kesibukannya mengajar, Pak Agung juga sering menawarkan produk bakpianya kepada rekan kerjanya sampai para mahasiswanya. Menurutnya, justru langkah tersebut yang banyak ‘menyelamatkan’ usaha bakpianya dari kemungkinan gulung tikar. “Meskipun belum bisa maksimal, namun saya pribadi sangat yakin jika usaha ini (Bakpia Arjuno 46) akan meraih kesuksesan di kemudian hari, dan tidak ada dalam kamus saya untuk menyerah menjalankan usaha ini,” imbuh Pak Agung sekaligus menutup wawancara pada sore hari itu.

Tim liputan bisnisUKM

1 Komentar

  1. Bakpianya pake bahan pengawet and pewarna ngak? Tahan berapa hari? Kalo kirim ke Tokyo ongkos kirim berapa? Kira2 sampai berapa hari? Thanks

Komentar ditutup.