Bengkel Kemandirian Dompet Ummat Berdayakan Perajin Lokal

BENGKEL KEMANDIRIAN DOMPET UMMAT BERDAYAKAN PERAJIN LOKAL

Model Wirausaha Sosial tengah marak di Pontianak belakangan ini. Sejak 2013 lalu, Yayasan Dompet Ummat Pontianak telah memulainya dengan mendirikan Bengkel Kemandirian. Yayasan Dompet Ummat Pontianak untuk pertama kalinya di Pontianak pada 3 Desember 2001. Wirausaha social ini sengaja dirintis agar bisa berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup kaum Dhuafa di Kalimantan Barat.

Saat itu, Kalbar merupakan  propinsi termiskin nomor 2 dari 27 propinsi di Indonesia sehingga memerlukan partisipasi banyak kelompok masyarakat yang peduli untuk bersama-sama melakukan program-program pelayanan dan pemberdayaan kaum tertinggal (dhuafa).  Berlokasi di Jl. Karimata No. 2 A Pontianak, dan mempunyai kantor cabang di lima kabupaten di Kalbar yakni Sambas, Ketapang, Sanggau, Bengkayang, dan Mempawah, salah satu unit usaha dari Dompet Ummat yang sangat aktif saat ini adalah Bengkel Kemandirian bagi kaum dhuafa.

Baca Juga Artikel Ini :

Bawa Suri ke Pontianak, Kurniawati Produksi Kain Tenun Sambas

Dengan Bantuan Internet Sukses Memberdayakan Perajin Tenun

“Program ini berorentasi mencapai kemandirian bagi para dhuafa melalui pendampingan, pelatihan, pemberian modal usaha kepada kuli tenun yang ada di Sambas sejak tahun 2011 sampai saat ini. Sekarang mereka sudah semakin berkembang dan mandiri serta dapat melepaskan statusnya sebagai kuli tenun,” kata General Manager Bengkel Kemandirian Dompet Ummat, Muhammad Naufal.

Prestasi terbesar bagi perajin adalah saat berhasil memecahkan rekor MURI pada Selasa, 28 Oktober 2014 silam, untuk kategori kain tenun terpanjang tanpa putus di Indonesia, bahkan dunia. Kain Tenun Sambas mempunyai panjang 161 meter dan lebar 72 meter. Kain tersebut ditenun oleh para pengrajin binaan Yayasan Dompet Ummat cabang Sambas selama lebih dari 16 bulan.

Mempertahankan Khazanah Lokal Kalimantan Barat

Kain tenun Kalimantan BaratNaufal yang juga pemilik Soeltan Original Weaving Heritage yang beralamat di Gedung Dompet Ummat Pontianak menyebutkan, Kain Tenun warisan Kalbar masih mempertahankan tenun yang dibuat secara manual atau tradisional oleh perajin, dengan alat tenun yang disebut Suri. Alasan mereka mempertahankan tenun tradisional Melayu Sambas  tersebut karena hampir di setiap daerah di Kalbar saat ini, perajin asli sudah semakin berkurang dan punah.

Kini, merek Soeltan sudah semakin dikenal oleh masyarakat kalbar dengan keunikannya membuat baju kemeja dan baju koko mengunakan bahan kain tenun tradisional Sambas yang dikombinasikan dengan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan baju kemeja pada umumnya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

“Bengkel Kemandirian Dompet Ummat mempertahankan khazanah lokal Kalbar menjadi nilai unggul dalam setiap produk yang kami bikin, hingga bisa diterima di kalangan masyarakat Kalbar,” ujar Naufal.

Kreasi kerajinan kain tenun Kalimantan BaratUntuk harga jual, ia mematok di kisaran Rp 285.000-Rp 295.000 untuk kemeja lengan pendek dan lengan panjang. Selain itu, produk yang dijual di Bengkel Kemandirian Dompet Ummat Pontianak juga berupa kain tenun, kopiah, serta  Tikar Bidai hasil karya perajin Desa Jagoi Babang, perbatasan Bengkayang-Malaysia.

Dengan omzet per bulan sekitar Rp  14.750.000,- ke depan Naufal ingin agar produk Bengkel Kemandirian dapat menembus pasar negara ASEAN seperti misalnya Malaysia, Brunai, Singapura dan Thailand.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Vivi)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat