Berbekal Pengalaman Kini Sukses Mendirikan Bisnis Kopi

Pengalamannya bekerja di sebuah perusahaan ekspor kopi dengan kapasitas ekspor hingga 4.000 ton per tahun, menggugah semangat Armiyadi (40) untuk ikut terjun meramaikan persaingan bisnis kopi di Indonesia. Banyaknya permintaan pasar akan “Kopi Gayo” yang pada saat itu hanya dijual dalam bentuk mentah, mendorong Armiyadi untuk mengolahnya dalam bentuk roasting dan bubuk kopi.

“Ketika saya masih bekerja sebagai karyawan, kebanyakan kopi yang diekspor adalah biji kopi dalam bentuk mentah. Dan saat tamu datang studi banding atau berkunjung ke perusahaan, banyak yang membayangkan bahwa pabrik kopi itu adalah yang menghasilkan bubuk kopi atau minuman kopi, sehingga mereka bertanya “mana kopinya?” Dari pengalaman ini saya berpikir bahwa banyak yang membutuhkan kopi dalam bentuk jadi, misalnya bubuk kopi atau minuman kopi,” kata Armiyadi.

Dengan memanfaatkan bahan baku kopi pilihan dari Dataran Tinggi Gayo, tahun 2011 silam Armiyadi mulai tertarik menekuni bisnis kopi dalam bentuk biji kopi, roasting kopi, dan bubuk kopi. Mengusung brand “Asa Coffee” sebagai merek dagang yang Ia pasarkan, pengusaha sukses ini mengaku dalam sebulan bisa memproduksi 1,5 ton kopi bubuk dan 20 ton green bean.

“Saat saya diutus untuk mengikuti pameran dari perusahaan, tamu yang hadir selalu meminta kopi yang sudah jadi bukan biji kopi yang masih mentah (green Bean). Dari situ saya berupaya untuk membuat kopi dalam bentuk roasting dan bubuk kopi karena permintaan saat saya pameran dan mengirimnya ke tamu yang telah berkunjung ke stand pameran perusahaan (KBQ Baburrayyan),” tuturnya.

Menurut penuturan pengusaha yang satu ini, bisnis kopi yang dulunya dirintis dengan modal Rp 25 juta tersebut kini telah mengantongi omzet sekitar Rp 120 juta dalam sebulan. “Perkembangan bisnis Asa Coffe menurut saya cukup lumayan. Di tengah menjamurnya produk yang sama saya sudah memiliki satu cabang di Kabupaten yang berbeda, kalau yang induk ada di Aceh Tengah dan cabang sudah ada di Bener Meriah. Untuk pembukaan cabang akan terus diupayakan dan rencananya tahun 2016 akan kita buka di Kabupaten Bireun,” tambah Armiyadi.

Kendati pada awalnya Ia sempat mengalami kendala dalam hal modal usaha, namun dengan bantuan pihak ketiga Ia bisa mensiasati minimnya modal usaha dan berhasil membeli mesin yang canggih, serta membeli semua peralatan secara lengkap untuk membuka cafe baru.

Mengoptimalkan strategi pemasaran via online, saat ini Asa Coffe telah dipasarkan hampir di seluruh Indonesia. “Terus berinovasi mengikuti trend pasar, baik dari sisi kemasan maupun mutu produk, menjadi kunci sukses saya untuk bisa sukses mengembangkan bisnis kopi gayo ini,” terangnya. Bagi pengusaha sukses ini, kemenangan terbesar baginya adalah dapat mewujudkan cita-citanya sebagai entreprenaur.

“Karena selama ini saya adalah karyawan jadi bisa berpindah quadran, kata Robert Kiyosaki,” tuturnya menutup sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM

4 Komentar

  1. keberadaan ukm merupakan ujung tombak bangkitnya ekonomi indonesia, ukm harus bangkit

Komentar ditutup.