Bikin Sepatu Kulit, Omzet Ahda Rp 30 Juta Sebulan

Sepatu New HunteriaKebutuhan manusia akan alas kaki seperti sepatu dan sandal terus meningkat setiap tahunnya. Besarnya peluang tersebut dimanfaatkan Muhammad Ahda dengan memproduksi sepatu kulit merek New Hunteria.

Proses pembuatan sepatu New HunteriaKeterlibatan Ahda dalam bisnis sepatu bukanlah tanpa sengaja. Sebab, ayahnya, Husni, dulu juga perajin sepatu yang handal. Bisnis sepatu Ahda telah dimulai sejak tahun 1987. Untuk bahan baku kulit, Ahda biasa membeli kulit sapi dari Garut langsung.

Biasanya ia membeli kulit hingga 1.000 feet, dengan harga 1 feet Rp 38 ribu. Menurutnya untuk membuat satu sepatu laki-laki dibutuhkan 2 1/2 feet kulit. Sedangkan untuk satu sepatu perempuan dibutuhkan 2 feet kulit.

Baca Juga Artikel Ini :

Sukses Berbisnis Toko Online Sepatu Setelah Gagal Jualan Baju

Peluang Bisnis Sepatu Online Mampu Meraup Untung

 

Bisnis sepatu kulit“Sebulan kita bisa produksi 300 sepatu kulit. Sepatu-sepatu itu kita jual di toko kita sendiri,” ujarnya, Selasa (19/4).

Dalam menjangkau pembeli, jika siang biasanya Ahda menjual sepatu di toko yang berfungsi sebagai tempat produksi di Jalan Siliwangi, dekat Jembatan Panus. Sedangkan di malam hari ia biasa menunggu pembeli di toko lainnya yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim (ARH) Depok.

“Kalau di ARH banyak pembeli mampir, karena dekat dengan Stasiun Depok Baru,” jelasnya.

Memproduksi sepatu kulitUntuk sepatu laki-laki dijualnya seharga Rp 300-450 ribu. Sementara untuk sepatu wanita dihargai Rp 200-350 ribu. Ahda mengaku, dalam sebulan ia mampu meraup omzet hingga Rp 30 juta. Pendapatan sebesar itu ia putar kembali untuk membeli bahan baku dan membayar gaji 4 pegawai.

“Pelanggannya dari berbagai latar belakang. Pak Nurmahmudi saat masih menjabat Walikota Depok, tiga kali datang ke tempat saya hanya untuk beli sepatu,” ucapnya.

Sulitnya Mengurus Nama Usaha

Toko Sepatu New HunteriaJauh sebelum memiliki merek New Hunteria, sepatu kulit buatan Ahda awalnya bermerek Hunter. Namun, karena merek itu sudah ada yang punya ia mengganti namanya menjadi Hunteria. Tetapi, lagi-lagi ia harus mengganti merek karena nama Hunteria sudah dimiliki lebih dulu oleh orang lain.

“Akhirnya kita ganti nama lagi jadi New Hunteria. Kita urus perubahan nama sejak 2007 dan baru keluar 6 tahun kemudian. Tahun 2017 nama itu akan habis masa pakainya dan kita akan perpanjang lagi” jelasnya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Nama yang lebih modern itu bukanlah untuk gaya-gayaan agar lebih kebarat-baratan. Nama New Hunteria merupakan gabungan dari nama keluarga besarnya. “Itu gabungan dari nama ayah, ibu, istri, anak, hingga nama saya,” tandasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Dunih)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Depok