Bisnis Hidroponik Peluangnya Kian Banyak yang Melirik

Bisnis hidroponikTak ada alasan untuk tidak dapat bercocok tanam di lingkungan yang lahannya sempit dan padat penduduk sekalipun. Di era modern seperti sekarang ini dimana semakin canggihnya teknologi dan cerdasnya manusia memanfaatkan keterbatasan, kini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Salah satu sistem bercocok tanam yang belakangan ini mulai banyak dikembangkan masyarakat sebagai peluang usaha adalah bisnis hidroponik.

Hidroponik sejatinya merupakan sebuah sistem pertanian yang memberdayakan air sebagai zat pengganti tanah. Kemudahan inilah yang kemudian mulai dilirik masyarakat untuk beralih dari sistem tanam konvensional dan mengembangkan cara bercocok tanam hidroponik sebagai peluang usaha. Lalu, bagaimana caranya bisa menghasilkan pundi-pundi uang setiap bulan dari bisnis hidroponik?

Baca Juga Artikel Ini :

Mudahnya Memulai Bisnis Hidroponik

Mengembangkan Bisnis Hidroponik Skala Industri

Target Pasar

Sejak tahun 2014 silam, pasar sayuran hidroponik terus mengalami pertumbuh sekitar 10 – 20% per tahun. Tingginya permintaan pasar terhadap sayuran hidroponik bahkan tak jarang membuat para petani kewalahan untuk memenuhinya. Tidak hanya kalangan masyarakat menengah ke atas saja yang kini begitu antusias dengan sayuran premium bebas pestisida tersebut, namun beberapa pelaku industri seperti hotel, restoran, dan katering kini mulai menggunakan sayuran hidroponik untuk bahan baku produksi.

Memulai Bisnis Hidroponik

Bisnis hidroponik skala industriSaat ini sistem hidroponik banyak dipilih para pelaku usaha untuk membudidayakan sayur-sayuran seperti bayam, selada, sawi, dan kangkung. Langkah ini diambil karena di beberapa pasar modern seperti supermarket, sayuran hidroponik dijual dengan kisaran harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran yang ditanam melalui media tanah. Harga sayuran tersebut berbeda karena sayuran hidroponik tidak menggunakan media tanah sehingga kondisi sayurannya lebih bersih, dan tidak menggunakan pestisida.

Pada dasarnya ada dua jenis sistem yang dipakai dalam sistem tanam hidroponik, yaitu sistem aeroponik dan Nutrient Film Technique (NFT) atau Teknik Lapisan Tipis Nutrisi. Umumnya sistem aeroponik hanya digunakan untuk penelitian dan produksi komersial khusus, ini dikarenakan sistem bercocok tanamnya yang cukup rumit. Pada sistem aeroponik, akar tanaman sengaja dibuat menggantung di udara kemudian diembuni dengan larutan bernutrisi.

Sedangkan sistem tanam NFT bisa dikatakan lebih produktif karena cara bercocok tanamnya lebih mudah dan tidak serumit aeroponik. Pada sistem ini, sistem tanam bergantung pada kerja pompa air dan aliran listriknya. Bila kedua komponen tersebut terganggu maka akan mengakibatkan aliran nutrisi ke dalam tanaman juga ikut terganggu.

Setelah memahami sistem hidroponik, kini giliran anda memulai bisnis hidroponik ini dari skala rumahan ataupun langsung mengembangkannya menjadi skala industri. Namun bagi pemula sebaiknya memulai bisnis ini dari skala rumah tangga dan hasil panen sayuran hidroponik bisa dipasarkan ke warung atau pasar tradisional yang ada di sekitar Anda.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk memulai bisnis hidroponik :

  1. Pahami arti dan konsep budidaya hidroponik, bisa dari internet, forum-forum tanaman dan hidroponik, group facebook, buku atau tanya ahlinya
  2. Tentukan jenis tanaman yang akan ditanam, misalnya sayuran, buah atau bunga.
  3. Cari tahu jenis alat hidroponik mana yang paling sesuai, artinya efektik dan efisien jika anda lakukan. Karena tiap orang pasti berbeda dikarena aktifitas personal, sumberdaya lokal, ekonomi dll. Bisa bertanya pada ahlinya. Lalu anda mencari tahu konsep kerja dari alat itu.
  4. Mulai menyiapkan alat dan bahan untuk memulai hidroponik.
  5. Gunakan peralatan yang paling sederhana, paling mudah, dan tentu paling murah.
  6. Mulai pembibitan atau semai, Cara Semai Menggunakan Media Rockwool
  7. Membeli nutrisi hidroponik dan perhatikan cara pemakaiannya
  8. Setelah semua lengkap, langsung praktekkan dengan cara yang paling mudah, paling sederhana, dan paling murah.
  9. Selanjutnya pelihara tanaman anda sampai panen.

Keuntungan Hidroponik

Tanaman kangkung dengan sistem hidroponikSalah satu kelebihan bertanam secara hidroponik adalah meniadakan tahapan persiapan lahan seperti pada sistem konvensional. Dengan sistem hidroponik Anda hanya membutuhkan persiapan media dalam hitungan menit saja, karena hanya dibutuhkan sedikit waktu membuat larutan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Tentu ini mengurangi biaya produksi dan hemat waktu.

Disamping itu, sayuran hidroponik juga menjadi solusi bagi kalangan masyarakat menengah ke atas untuk mendapatkan sayuran sehat, higenis, bernilai gizi tinggi dan yang paling penting bebas dari pestisida kimia. Dengan produk yang berkualitas, maka akan mampu mendorong daya jual produk sayuran hidroponik dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai jual sayuran biasa.

Saat ini, harga selada yang dibudidayakan secara hidroponik memiliki nilai jual yang cukup tinggi yakni berkisar antara Rp 40.000 – Rp 80.000/ kg. Hal ini akan berbeda lagi ketika konsumennya adalah hotel berbintang ataupun restoran berkelas atas yang sangat mengedepankan kualitas. Mereka bersedia membeli sayuran hidroponik dengan harga yang tinggi, dengan syarat sayuran tersebut dapat memenuhi standart yang mereka tetapkan.

Hambatan Pada Hidroponik

Budidaya sayuran sistem hidroponikJika dilihat dari kendala usaha, kekurangan budidaya secara hidroponik adalah membutuhkan biaya yang agak besar untuk tahap pertama seperti biaya pembuatan wadah hidroponik, green house, biaya penyiraman dengan listrik, dan lain-lain. Inilah yang membuat banyak orang tidak berani mencoba budidaya tanaman dengan cara hidroponik.

Namun itu dulu, sekarang sudah ada cara murah menanam dengan media hidroponik sederhana yaitu  hidroponik yang menggunakan wadahnya dari botol dan gelas air mineral bekas sehingga tidak membutuhkan tenaga pompa dan listrik. Biaya pembuatan wadahnya pun bisa diperkecil biayanya dengan menggunakan bahan dari barang bekas atau sampah plastik. Dengan begitu, tidak ada lagi kendala bagi pemula untuk memulai budidaya tanaman secara hidroponik. Apalagi menggunakan media dari barang bekas dan sampah plastik justru membantu menjaga lingkungan hidup. Nutrisi pun dapat dibuat sendiri dengan beberapa cara yang sangat mudah.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Strategi Pemasaran

Kunjungan peserta ke petani hidroponik

Sesuai dengan kualitas premium yang dihasilkan para petani sayuran hidroponik, saat ini target pasar yang dibidik adalah kalangan masyarakat menengah ke atas. Dan untuk menjangkau kalangan tersebut, salah satu strategi pemasaran yang dilakukan yaitu menggandeng beberapa pasar modern, hotel berbintang, restoran, dan pelaku industri katering untuk menjadi supplier tetap mereka. Biasanya untuk menjalin kerjasama dengan hotel maupun pasar moden, yang dibutuhkan hanyalah sampel produk sayur yang masih fresh dan proposal penawaran kerjasama.

Langkah kedua yang bisa Anda lakukan yaitu memperkenalkan kebun hidroponik yang Anda miliki sebagai tempat wisata edukasi. Strategi promosi ini ternyata cukup efektif, karena para peserta tidak hanya bisa memetik secara langsung sayuran hidroponik yang akan mereka beli namun Anda juga bisa memanfaatkan keindahan kebun hidroponik sebagai daya tarik tersendiri bagi konsumen. Sebagai tambahan daya tarik bagi konsumen, Anda juga bisa membuka kelas pelatihan bagi para pemula yang ingin menekuni bisnis serupa. Dengan begitu, ada banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari peluang bisnis hidroponik.

Kunci Sukses

Yang perlu diperhatikan para pelaku bisnis hidroponik agar bisa sukses menjalankan usahanya, yang pertama adalah memastikan bahwa  kebutuhan air dan nutrisi benar-benar tercukupi. Air tidak boleh habis karena akar tanaman harus terkena air sebagai pengganti media tanah. Selain itu dibutuhkan juga bantuan sinar matahari, meski memanam dengan sistem hidroponik dapat dilakukan di dalam rumah dengan menggunakan bantuan lampu violet. Point ketiga yang bisa dilakukan yaitu membuat green house agar tanaman bisa terlindung dari hama tanpa harus menyemprotkan pestisida.

ANALISA EKONOMI

Asumsi
Contoh analisa usaha budidaya selada secara hidroponik skala rumahan

Modal awal
Sewa lahan Rp 0,-/ha/tahun (memanfaatkan ruang kosong di rumah)
Kita hanya membutuhkan lahan 2 meter / 50 batang selada atau 40 meter / 1.000 batang
Rumah kaca sederhana, misalnya kita membuat 40 m2 untuk jangka waktu 5 tahun
Biaya 5th : 40 m2  x @ Rp 50.000/ m2                                         = Rp 2.000.000
Jadi 1 th : Rp 2.000.000/ 5 tahun = Rp 400.000/ tahun
Setahun dipredisksi panen 5 kali, jadi biayanya Rp 80.000/ panen

Tandon air 100 liter 1 buah (1 tahun)                            =  Rp 300.000
Setahun diprediksi panen 5 kali, jadi biayanya Rp 60.000/ panen
Gelas air mineral (1 tahun) butuk 1.000 gelas

Biaya     : 1.000 buah x @ Rp 100                                =  Rp 100.000
Setahun diprediksi panen 5 kali, jadi biayanya = Rp 20.000/ panen

Botol air mineral (untuk 1 tahun)
Biaya     : 500 buah x @ Rp 500                                   = Rp 250.000 +
Setahun diprediksi panen 5 kali, jadi biayanya = Rp 50.000/ panen
Modal awal                                                       = Rp 2.650.000

Biaya Penyusutan
Rumah kaca         = Rp  80.000
Tandon air         = Rp  60.000
Gelas air          = Rp  20.000
Botol air mineral  = Rp  50.000 +
Total penyusutan  = Rp 210.000
 
Biaya Produksi
Benih selada 10 gram                = Rp  50.000/ sekali tanam
Larutan Nutrisi Rp 50 x 1.000 pohon = Rp  50.000/ sekali tanam
Pupuk daun                          = Rp  50.000/ sekali tanam
Pupuk buah                          = Rp  50 000/ sekali tanam+
Total  Biaya Produksi              = Rp 200.000/ sekali tanam

Biaya sekali tanam                              
= Biaya penyusutan + Biaya tidak tetap
= Rp 210.000 + Rp 200.000 = Rp 410.000

Total biaya Investasi Tahun I              
= Modal awal + Biaya Sekali Tanam
= Rp 2.650.000 + Rp 410.000
= Rp 3.060.000

Omzet Sekali Panen
Rata-rata selada mampu berproduksi sebanyak 0,3 kg, sehingga bila kita membudidayakan 1.000 batang mampu menghasilkan sebanyak 300 kg. 
Harga untuk selada hidroponik saat ini yaitu Rp 20.000/ kg.
Hasil Produksi :
1.000 tanaman x 0,3 kg x Rp 20.000  = Rp 6.000.000/ sekali panen

Keuntungan
Hasil Produksi – Total Biaya Produksi/sekali tanam
Rp 6.000.000  – Rp 410.000    = Rp 5.590.000,-/ sekali panen

BEP (Break Even Poin)
BEP Produksi      = Total Biaya Investasi / harga per kg
= Rp 3.060.000 / Rp 20.000
= 153 kg

Bisnis budidaya selada secara hidroponik akan impas pada produksi 153 kg. Padahal pada panen perdana saja sudah mencapai 300 kg. 
Artinya BEP atau kembali modal didapat pada saat panen pertama.
BEP Harga = Total Biaya Investasi / Total produksi
= Rp Rp 3.060.000/ 300 kg
= Rp 10.200

Bisnis budidaya selada secara hidroponik mencapai titik impas atau kembali modal jika harga jualnya Rp 10.200/ kg. Sementara harga sekarang mencapai Rp 20.000/ kg. Dengan begitu, ketika Anda mencoba peluang bisnis hidroponik secara sederhana ini maka Anda sudah bisa  mengembalikan modal usaha hanya dalam sekali panen saja. Semoga bermanfaat dan salam sukses!

2 Komentar

Komentar ditutup.