Bisnis Mukena Bali Untungnya Tak Diragukan Lagi

Bisnis kampung souvenir BaliManisnya laba dari bisnis mukena bali turut dirasakan Alda Destiani (34) yang sejak tahun 2012 silam ikut memasarkan produk mukena bali melalui dunia maya. Mengawali usahanya dari bisnis pernak-pernik atau souvenir Bali pada tahun 2009, kini pengusaha wanita yang akrab dipanggil Alda tersebut mulai fokus menggeluti bisnis mukena bali dan aneka macam busana khas Pulau Bali. 

Kampung souvenir Bali di event pameran“Awalnya saya memulai bisnis ini ketika melihat berbagai pernak-pernik Bali yang dijual murah di Sukawati. Akhirnya saya mencoba untuk membeli dan menjualnya lagi melalui Kaskus dan Facebook . Awal bulan pertama saya sangat senang dan menilai bahwa usaha ini ada peluang, karena hanya sekedar mencoba saya mendapat omzet waktu itu sebesar Rp 1.500.000,” ujar Alda sembari mengenang awal mulanya merintis usaha.

Setelah melihat respon pasar yang begitu bagus, akhirnya Alda berkonsultasi kepada sang suami yang kebetulan waktu itu sudah memiliki usaha web development. Dari situlah,  Alda dan sang suami mulai memutuskan untuk membuat sebuah website e-commerce dengan nama www.thebalisouvenirs.com. Dengan bantuan sang suami tercinta khususnya dalam hal pemasaran di dunia maya, bisnis souvenir khas Bali yang dirintis Alda mulai membuahkan hasil.

“Barang yang awalnya satu kerangjang ukuran 2×2 meter, pada waktu 1 tahun sudah menumpuk di kamar sampai 4×4 meter. Dan pada tahun 2011 Kami memutuskan untuk menyewa rumah dan sebuah toko dengan mempekerjakan 4 orang karyawan,” kata Alda.

Ekspansi ke Bisnis Mukena Bali

Kampung souvenir menerima penghargaan dari Wakil Gubernur BaliTak puas dengan kesuksesan yang Ia peroleh dari bisnis souvenir khas Bali, pada tahun 2012 Alda mulai memperluas pasar bisnisnya dengan menambah koleksi produk baru yaitu mukena bali. “Kebetulan tahun 2012 di Bali sedang booming mukena bali, dan Alhamdulilah berkat pemasaran melalui internet yang gencar sehingga web kami mudah ditemukan oleh konsumen. Kurang lebih selama 5 bulan menjelang hari Raya Idul Fitri 2012, permintaan akan mukena bali sangat tinggi, sehingga kami pun kewalahan sampai tidak ada satu mukena pun yang tersisa karena habis terjual  dengan rata-rata omzet per hari sekitar Rp 15 juta pada waktu itu,” jelasnya.

Di bawah naungan CV. Kampung Souvenir, pada bulan maret 2012, Alda kembali memindahkan lokasi tokonya dengan mengontrak Ruko 3 Lantai di daerah Sidakarya, Bali karena lokasi toko lama sudah tidak cukup untuk menampung stok dagangan. Pada saat itu Kampung Souvenir sudah  memiliki 8 Karyawan dan dengan berbagai perkembangan akhirnya seluruh gedung 3 lantai tersebut sudah penuh dengan stok dagangan kami.

“Bahkan saat ini kami sudah memiliki 10 orang karyawan dan sama seperti tahun sebelumnya menjelang lebaran kurang 5 bulan sampai lebaran, omzet bisnis mukena bali dan busana khas Bali khususnya gamis mulai naik drastis hingga penjualan per hari mencapai Rp 50 juta,” tutur pengusaha yang tergabung dalam program Wirausaha Muda Mandiri tersebut.

Fokus Menjadi Pemasar

Bisnis mukena BaliDengan mengusung brand Kampung Souvenir, sampai saat ini Alda fokus dalam hal pemasaran. “Untuk produk umumnya kami mendapatkan barang dari berbagai pengrajin yang ada di Denpasar dan Gianyar, Bali dengan cara melakukan order sesuai permintaan. Kami fokus pada penjualan bukan produksi. Kami sudah pernah mengirimkan barang ke berbagai kota besar di seluruh Indonesia,” jelasnya dengan bangga.

Saat ini,  produk yang dijual Kampung Souvenir sangat beragam. Mulai dari pernak-pernik Bali seperti gelang, kalung, cincin, gantungan kunci, sandal Bali sampai ke produk garment seperti baju Bali, mukena Bali, mukena katun Jepang, gamis Bali, hijab, kaos Bali, sandal Bali dan lain-lain. “Untuk kisaran harga sangat bervariasi, mulai yang termurah Rp 5.000,00 sampai Rp 300.000,00 juga ada. Tetapi untuk produk utama kami adalah produk garmen, seperti baju , gamis, dan mukena,” kata Alda.

Kedepannya, Alda berharap Kampung Souvenir bisa membuka cabang di luar Pulau Bali. “Saya merasa perkembangan bisnis mukena bali dan souvenir khas Bali ini prospeknya bagus, kami juga sudah memiliki stok barang yang lumayan sehingga dalam waktu dekat kami ingin melakukan ekspansi toko ke Daerah pariwisata lainnya. Misalnya membuka cabang Kampung Souvenir di daerah Batu Malang,” harapnya.

Bagi Alda Destiani, fokus dan tekun dalam menjalani bisnis menjadi kunci utama untuk bisa sukses merintis usaha. Bukan hanya itu saja, Alda juga terus mencari peluang untuk bisa tetap menjaga kelangsungan dan perkembangan bisnisnya. Tidaklah heran bila saat ini bisnis souvenir dan mukena bali tersebut bisa mengantongi omzet sekitar Rp 300 juta dalam sebulan.

Tim Liputan BisnisUKM

Info usaha kampung souvenir