Buka Puasa Ala Mahasiswa di Pasar Sore Lembah UGM

BUKA PUASA ALA MAHASISWA DI PASAR SORE LEMBAH UGM

Ada yang berbeda ketika kita mengunjungi lembah kampus UGM Yogyakarta selama Bulan Ramadhan tiba. Lembah kampus yang menjadi salah satu lokasi favorit para mahasiswa berkumpul tersebut berubah menjadi pasar sore yang menyajikan berbagai menu khas berbuka puasa. Sejak dimulai pada tahun 2002, pasar sore Lembah UGM tumbuh menjadi salah satu fenomena yang hanya ada ketika bulan puasa. Tidak hanya para pedagang asli yang berjualan di Lembah UGM, namun tidak sedikit pula para mahasiswa/ mahasiswi yang ikut serta menjajakan berbagai hidangan khas dari berbagai daerah. Hal itulah yang membedakan pasar sore Lembah UGM dengan pasar sore lainnya yang marak hadir saat memasuki Bulan Ramadhan.

Ketika tim liputan bisnisUKM mengunjungi pasar tiban tersebut Senin (22/8), terlihat para pedagang sudah mulai menjajakan dagangannya sejak pukul 14.00 WIB. Berbagai peralatan yang didominasi gerobak dorong tampak berjajar rapi di sepanjang ruas jalan depan Masjid Kampus UGM sejauh 2 km. Aneka panganan khas Ramadhan seperti sup buah, otak-otak ikan, tempura, es doger, bakwan kawi, es pisang ijo, kolak, es blewah, gula asam, pepes, dll menjadi menu andalan yang banyak ditawarkan sembari menunggu waktu berbuka tiba.

Penjual es buah Lembah UGMIbu Sutiyem (32) merupakan salah satu pedagang yang sudah berjualan di pasar sore Lembah UGM sejak tahun 2007. Saat ditemui tim bisnisUKM dirinya berujar jika awalnya berjualan es campur, namun karena banyak pedagang lain yang menjual produk sama (es campur), akhirnya dirinya berganti menjual es pisang ijo, kolak, dan es blewah. “Semua produk ini saya buat sendiri, kemudian saya jual dengan harga Rp.3.000,00 untuk kolak, Rp.4.000,00 untuk es pisang ijo, dan Rp.3.000,00 untuk es blewah,” jelasnya. Dalam sehari, Ibu Sutiyem mampu menjual 30-40 gelas, dengan omzet rata-rata 4 juta selama sebulan.

Sementara bagi penjual tempura Bapak Edi (35), pasar sore Lembah UGM tahun ini dirasa lebih baik dibandingkan tahun kemaren. “Bagi pedagang seperti saya, momen pasar sore tahun ini lebih baik karena sama sekali tidak terganggu hujan, sehingga pedagang bisa lebih maksimal dalam menawarkan produknya,” ujarnya. Hujan memang menjadi salah satu momok bagi para pedagang di lokasi tersebut, selain dipastikan pengunjung sepi, peralatan yang digunakan juga tidak semuanya mampu melindungi produk dagangan mereka. Sehingga, dengan kondisi cuaca yang mendukung seperti saat ini, banyak pedagang yang menjual dagangannya dengan sistem lesehan (duduk di tikar).

otak-otak ikanHal berbeda justru dirasakan Bapak Yono (37) yang menjual otak-otak ikan. Menurutnya, pengunjung tahun ini berkurang drastis jika dibandingkan dengan tahun kemaren. “Konsumen kita sebagian besar dari kalangan mahasiswa, dan rata-rata mereka (mahasiswa) yang ada di Jogja sudah libur sejak sebelum Ramadhan tiba,” keluh Pak Yono. Kendati lebih sepi, namun Pak Yono selalu sabar sembari berharap tahun depan tetap bisa berjualan di lokasi Lembah UGM.

Menurut keterangan sebagian pedagang di pasar sore Lembah UGM, omzet penjualan yang diperoleh tidak menentu. Pada minggu-minggu pertama, barang dagangan mereka bisa terjual hingga 90%. Kemudian pada minggu kedua, turun pada kisaran 70% hingga 50%. Omzet akan kembali naik ketika menjelang lebaran karena ada pengunjung (pemudik) dari luar kota yang berlebaran di Kota Budaya itu. Jadi, bagi Anda yang ingin menikmati aneka makanan khas berbuka puasa ala mahasiswa, silakan mengunjungi Pasar Sore Ramadhan Lembah UGM Yogyakarta.

Tim liputan bisnisUKM