Dari Bisnis Gerabah Pindah Jalur ke Souvenir Pernikahan

Bisnis souvenir pernikahanSempat mengalami pasang surut dalam menapaki karirnya di usaha, Indarto (39) tak lantas menyerah untuk bisa sukses menjadi seorang pengusaha. Mengawali usahanya dari bisnis kerajinan gerabah, pada tahun 2011 silam Indarto memutuskan pindah jalur untuk mengembangkan bisnis souvenir dan undangan pernikahan.

“Awalnya saya merupakan salah satu pengrajin gerabah asli daerah Kasongan yang dulunya memproduksi kerajinan dari tanah liat atau gerabah seperti guci, loro blonyo, dan lain sebagainya. Lalu, pada tahun 2011 kita memantabkan diri bergerak di bidang specialis souvenir dan undangan pernikahan sampai sekarang,” ujarnya.

Banyaknya permintaan yang datang pada waktu itu, membuat pengusaha sukses dari Yogyakarta ini tertarik untuk mengeluti bisnis souvenir. Ia mengaku lebih tertarik dengan bisnis souvenir karena permintaannya selalu ada, baik itu untuk souvenir pernikahan, ulang tahun ataupun event perusahaan.

Setelah pindah jalur ke bisnis souvenir dan undangan pernikahan, Indarto mengaku perkembangan bisnisnya semakin pesat. Dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, saat ini di bawah naungan Bunga-Craft Ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta setiap bulannya. “Produk yang kita pasarkan adalah berbagai macam bentuk bahkan ratusan model souvenir dan undangan pernikahan dari kisaran harga Rp 1.500,- sampai dengan Rp 15.000,-/ pcs,” imbuh Indarto kepada tim liputan BisnisUKM.com.

Kendala SDM Bukan Penghalang Go Internasional

Pembuatan souvenir pernikahanSelama menjalankan bisnis souvenir dan undangan pernikahan, Indarto mengaku sampai saat ini kendala yang paling sering Ia hadapi adalah masalah SDM. “Ketika kita mendapatkan order banyak dengan waktu yang mendesak, kita butuh pegawai yang mempunyai skill atau keahlian di bidang ini berupa keahlian finishing, packing dan quality kontrol yang bagus,” jelas pengusaha sukses tersebut.

Banyaknya bentuk atau model souvenir yang diminta konsumen, baik itu dalam bentuk gambar ataupun foto menjadi tantangan tersendiri bagi Indarto untuk membuatkan miniaturnya sesuai dengan harapan konsumen. Dengan bantuan 5 orang tenaga produksi dan 10 orang bagian finishing, setiap bulannya Bunga-Craft bisa memproduksi aneka souvenir dan undangan pernikahan dengan kapasitas produksi sekitar 5.000 pcs.

Dengan bantuan media online, saat ini pemasaran produk souvenir dan undangan pernikahan yang Ia produksi sudah menjangkau seluruh Indonesia dari Padang sampai Timika Papua, dan ada juga salah satu resellernya yang memasarkan produk hasil karya Indarto hingga ke pasar Eropa.

Pengiriman souvenir pernikahan“Dari tahun ke tahun perkembangan bisnis saya semakin meningkat. Dulu awal mulai kita merintis hanya jualan lewat online belum punya showroom untuk display barang, sekarang kita bisa punya showroom sendiri dan lengkap dengan asset pendukungnya,” ucap Indarto ketika ditanya mengenai perkembangan bisnisnya.

Kedepanya, Indarto berharap agar bisnisnya bisa semakin banyak orderan baik melalui online ataupun offline. “Baik itu dari pengunjung onlien kami ataupun reseller yang selalu setia kepada pelayanan kami. Sebab, misi kami adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk pembeli ataupun pelanggan dalam servis dan kualitas yang semakin kita tingkatkan,” katanya.

Di akhir sesi wawancara, Indarto berpesan ketika kita akan menjalankan sebuah usaha maka kita harus tahu ilmunya dahulu. “Pelajari, tekuni dan yakinlah bahwa apa yang akan kita mulai pasti akan membuahkan hasil. Jangan takut akan kegagalan, karena bisa jadi kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Totalitas, jika memang kita sudah menentukan pilihan dalam berbisnis maka kita harus upayakan semuanya dari pemikiran, kreativitas dan pelaksanaan,” pesan Indarto.

Tim Liputan BisnisUKM