Dulu Korban Penggusuran Kini Sukses Jadi Juragan Cendol

Bisnis cendol aneka rasaPengalamannya menghadapi hari-hari kelabu karena terkena program penggusuran lahan untuk normalisasi kali Ciliwung di Jatinegara Barat, Arie Adrian (33) yang dulunya sempat merintis bisnis gypsum tak hanya harus menutup tempat usahanya namun juga terpaksa menanggung kerugian yang cukup besar karena banyak barang dagangannya rusak akibat penggusuran lahan.

“Banyak barang kami yang rusak, akhirnya hasil usaha kami selama ini harus habis untuk pembayaran sisa hutang usaha,” jelasnya membuka sesi wawancara kami.

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Minuman Coklat Labanya Masih Tetap Hot

Dawet Ireng, Seger Bikin “Ngiler” Khas Purworejo

Kapasitas produksi Cendolsin 3000 cup per hariSetelah terpaksa menutup bisnis gypsum yang Ia jalankan, bersama istrinya, Arie mulai berinisiatif untuk ikut berjualan makanan dari bazaar-bazaar sekolah. “Akhirnya kami memilih siomay dan cendol sebagai senjata utama kami. Berkat pengalaman turun temurun yang gemar membuat siomay dan cendol, akhirnya setelah 2 bulan berlalu kami memberanikan diri membuka sebuah gerai di Jalan Kedoya, Jatinegara Timur. Namun karena keterbatasan tenaga, akhirnya kami memutuskan hanya berjualan cendol dengan modal kurang lebih Rp 10 juta,” ujarnya.

Mengawali bisnis cendolnya di akhir tahun 2014, mulanya Arie tak menyangka bisnis minuman cendol yang Ia rintis ternyata diminati banyak orang. “Hanya dalam waktu 18 hari, uang Rp 10 juta kami sudah balik modal. Akhirnya kami membuka gerai kedua di Cipinang Jaya, dan hasilnya ternyata bagus juga,” tutur pengusaha sukses ini.

Mulai Membangun Brand dan Membuka Kemitraan

Gerai CendolsinMelihat respon pasar yang begitu besar, Arie dan istrinya mulai serius mengembangkan bisnis cendol yang tengah dijalankan. Mengusung Cendolsin sebagai brand produknya, di awal tahun 2015 bisnis cendol tersebut telah berkembang menjadi bisnis kemitraan. “Sekarang hampir 1 tahun Cendolsin beroperasi sudah memiliki 80 cabang di beberapa kota besar di Indonesia, sungguh hasil yang ajaib dan tidak disangka sangka,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.

Kepada tim liputan BisnisUKM.com, pengusaha kuliner ini mengaku selama ini dalam perjalanan bisnisnya tidak ada hal yang menjadi penghalang usaha. Bahkan bahan baku yang Ia gunakan sangat mudah didapatkan di pasar-pasar traditional.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.

Klik Disini

Dibantu 11 orang karyawannya, saat ini Arie bisa memproduksi sedikitnya 3.000 cup cendol setiap harinya. “Dalam sebulan kami bisa mengantongi omzet sekitar Rp 40 juta,” begitu sebut Arie.

Kendati sebelumnya Ia tak menyangka peluang bisnis minuman ini begitu menjanjikan, namun setelah melihat perkembangan usahanya sangat pesat, kedepan ada beberapa konsep yang akan Ia aplikasikan untuk pengembangan usahanya. “Termasuk perubahan dari gerai kaki lima ke kios atau ruko dengan target pasar tetap sama untuk semua kalangan,” terangnya di akhir sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM