Suatu saat Henny dan Andi Utomo harus berpindah ke Amerika Serikat sehingga mereka terpaksa melepas bisnis kuliner yang telah mereka rintis di Jakarta. Namun kondisi yang seperti ini tidak membuat mereka berhenti berkhayal untuk menjadi pengusaha sukses yang memiliki bisnis besar di dunia kuliner. Hanya saja dengan keberadaannya di Amerika, memaksa mereka harus berfikir dua kali ketika akan memulai bisnis kuliner. Pasalnya dari sisi selera dan gaya masakan Henny pasti akan sangat berbeda dengan pasar lokal yang ada di sana.
Kondisi pun berubah ketika Henny secara bertahap mulai berhubungan dengan sesama WNI (Warga Negara Indonesia) di Amerika yang mempertemukannya dengan Eunice. Dia adalah seorang wanita WNI yang bersuami seorang pria lokal. Eunice inilah yang memperkenalkan kuliner selera Indonesia dengan banyak warga lokal dan Dia juga berniat menarik Henny sebagai rekan kerjanya.
Ide bisnis awalnya adalah membuka sebuah bisnis katering kecil-kecilan sebagai awal untuk memperkenalkan hidangan khas Asia terutama Indonesia. Dengan melakukan berbagai promosi ke banyak rekan, via media online dan komunitas-komunitas lokal akhirnya secara bertahap usaha catering mereka yang diberi nama Henny’s Kitchen mulai mendapatkan konsumen.
Salah satu hal yang menarik bagi konsumen lokal adalah sambal khas buatan Henny. Banyak para konsumen yang tertarik untuk memilikinya di rumah hanya sekedar untuk simpanan dalam kulkas suatu waktu mereka membutuhkan. Inilah yang menjadi ide bisnis bagi Henny dan Eunice untuk membuka bisnis produksi sambal secara massal.
Mereka memutuskan untuk memproduksi 7 macam sambal kemasan khas Indonesia yaitu sambal terasi, sambal bajak, sambal ijo, sambal rica-rica, sambal bali, sambal gado-gado dan sambal rendang. Namun yang menjadi kendala dari bisnis kuliner ini adalah Henny berharap bisa memperoleh stok bahan baku dari Indonesia yang terbaik demi menjaga originalitas rasa.
Permasalahannya disini adalah untuk mendatangkan bahan baku dari Indonesia bukanlah perkara mudah mengingat jarak yang harus ditempuh sangat jauh. Padahal dana yang dapat mereka sediakan untuk memulai bisnis ini sangat terbatas. Namun, karena kegigihan mereka ternyata masih ada jalan keluar. Suami Henny memutuskan untuk membantu mereka dengan cara menghubungi beberapa rekannya yang berkecimpung di dunia agro yang berada di Indonesia via online.
Dengan bantuan suaminya yaitu Andi Utomo, akhirnya Henny bisa mendapatkan kiriman stok bahan baku dengan kualitas yang baik dari Indonesia. Tentu saja dengan harga yang lebih murah. Sang suami juga yang telah mendaftarkan hasil produksinya ke atase perdagangan Indonesia yang ada di Amerika Serikat, tujuannya agar bisnisnya tersebut mendapat support yang baik dari pemerintah secara material maupun non material.
Ternyata keterlibatan atase perdagangan dalam bisnis ini manfaatnya sangat besar karena pihak atase bersedia untuk menjadi pengasuh dari bisnis kecil ini dan dalam waktu yang singkat juga, atase perdagangan juga berhasil membantu produk Henny memperoleh sertifikat halal dari lembaga Islamic center setempat. Tidak hanya itu saja, produk Henny juga mendapatkan sertifikat kesehatan dari badan FDA setempat.
Rahasia Henny dan Eunice untuk memikat pasar adalah dengan memastikan bahwa produk hasil buatannya itu memang berkualitas baik, aman, sehat dan juga enak. Henny dan Eunice juga tidak menambahkan pengawet dalam sambal buatannya. Hanya saja yang terpenting adalah memastikan bahwa semua bahan baku yang digunakan berkualitas baik dan proses memasak yang lama sehingga cukup matang dan menjadi lebih awet.
Inilah yang menarik dalam bisnis kuliner ini. Ternyata hanya dengan bisnis sambal kemasan juga bisa menjadi bisnis yang potensial di pasar Internasional. Sudah terbukti pada Henny’s Kitchen, bisnis modal kecil tembus pasar Amerika. Apakah Anda berani mencoba bisnis modal kecil yang menjanjikan ini dan siap menjadi pengusaha sukses? Selamat mencoba dan salam sukses!
Sumber gambar : http://kabarinews.com/wp-content/uploads/2014/02/sambal-Hennys.png