IKM Kerajinan Lokal Siap Ikuti Pameran Dagang Terbesar di Jerman

IKM Kerajinan Lokal Siap Ikuti Pameran Dagang Terbesar di Jerman
Kementerian Perindustrian mendorong IKM Kerajinan lokal siap ikuti pameran dagang terbesar di Jerman (Foto : https://cdn.sindonews.net)

Kementerian Perindustrian mendorong Industri Kecil dan Menengah (IKM) tanah air untuk terus tumbuh, produktif dan berdaya saing. Agar IKM mampu menguasai pasar domestik dan internasional, salah satu bentuk dukungan Kemenperin untuk meningkatkan promosi IKM adalah melalui keikutsertaan di pameran-pameran berskala internasional.

“Kami terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional termasuk IKM agar mampu berkompetisi sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas di tingkat global. Beberapa inisiatif program yang bertujuan membuka pasar secara global seperti mengikuti pameran internasional, export coaching program, bilateral supply chain dan pendidikan vokasi,” ungkap Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto seperti dalam rilis di Jakarta, Minggu (12/2/2017).

Ambiente merupakan salah satu pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor interior decoration, gifts premiums serta table dan dining ware, yang setiap tahun diselenggarakan di Frankfurt, Jerman oleh Messe Frankfurt. Kegiatan yang tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-68 kali, berlangsung mulai tanggal 10-14 Februari 2017.

Baca Juga Artikel Ini :

UMKM Jangan Langsung Mengeluh Saat Pameran Sepi Penjualan

Produk Kerajinan Asal Bandung Ini Tembus Pasar Ekspor

Pada tahun 2016, pameran tersebut diikuti oleh 4.387 peserta dari 96 negara, antara lain Indonesia, Jerman, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Portugal, Swiss, Turki, Inggris, Tiongkok, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Philipina, Vietnam, India serta negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan. Pada tahun lalu, Ambiente juga menarik sebanyak 135.989 pengunjung dari 143 negara.

Dirjen IKM Gati Wibawaningsih menegaskan, banyak produk industri dalam negeri yang telah mampu unggul di pasar ekspor, terutama untuk IKM kerajinan. “Untuk itu, kami terus memacu agar mereka meningkatkan inovasi dalam desain dan kemasannya. Jadi perlu melihat tren dan selera pasar dunia saat ini,” ujarnya.

Upaya mendorong daya saing produk industri nasional, lanjut Gati, dilakukan pula melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. “Kami juga akan memberikan masukan dan motivasi akan pentingnya peran R&D dan services dalam rangka peningkatan kompetensi dan kapabilitas industri serta memberikan nilai tambah yang lebih besar,” paparnya.

Melalui keikutsertaan dalam ajang Ambiente 2017, Gati berharap produk IKM kerajinan Indonesia yang ikut serta semakin dikenal sekaligus mendorong ekspor ke pasar Eropa. “Diharapkan pula para IKM kerajinan kita dapat menjaring informasi mengenai tren pasar home décor terbaru di Eropa untuk pengembangan desain produksinya,” tuturnya.

Gati menyebutkan, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke seluruh dunia pada Januari-Oktober 2016 mencapai USD615,7 juta. Angka ini mengalami peningkatan sekitar lima persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015.

Tahun ini, jumlah peserta yang difasilitasi oleh Ditjen IKM sebanyak delapan IKM yang tergabung dalam Paviliun Indonesia, yaitu Wiracana (Kipas), Seloagro (Kerajinan rotan), Batu Inbali (Batu Alam), Cendana Permai (Wood Sign Board), Surya Bali Taksu (Kerajinan Kayu), Bali Bakti Anggara (Kerajinan kayu), Bali Wirama (Kerajinan Logam) dan Industri Classica Variasi (Kerajinan Kayu).

SUMBER