Kendala Dan Tantangan Dalam Bisnis Franchise

Bisnis franchise memang sekarang ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai jenis. Namun di Indonesia, bisnis franchise masih identik dengan produk minuman dan juga makanan. Bagi para calon pengusaha muda, bisnis franchise merupakan cara termudah untuk bisa belajar bisnis. Dengan menjadi salah satu pelaku bisnis franchise, maka mereka akan mendapatkan bimbingan dari para pemilik merek waralaba atau franchisor mengenai kiat dan usaha dalam membangun bisnis.

Meski demikian, berbagai kemudahan yang diberikan franchisor serta bimbingan yang sudah dilakukan secara intensif, tidak bisa menjamin bisnis franchise yang dilakukan akan bisa menemukan keberhasilan. Karena, setiap kesuksesan tidak bisa didapatkan dengan mudah oleh para pelaku bisnis franchise. Pastinya akan ada beberapa kendala dan tantangan yang harus dilewati untuk bisa mencapai kesuksesan dalam bisnis franchise.

1. Resiko Kehilangan Uang

Para pelaku franchise biasanya harus mengeluarkan uang untuk membayar franchise fee sebagai syarat utama. Franchise fee tersebut bersifat ferundable yang berarti bahwa uang yang telah dibayarkan kepada pemilik franchise atau franchisor tidak dapat ditarik kembali.

2. Siap Mengalami Kerugian

Sebagai strategi untuk memperkecil kerugian tersebut, franchisee ditantang untuk bisa menjalankan bisnis franchise secara sungguh-sungguh sehingga resiko akan kerugian yang didapatkannya bisa semakin kecil.

3. Siap Diatur Secara Ketat Oleh Franchisor

Tidak sedikit dari para franchisor yang menentukan secara sepihak mengenai lokasi usaha, bentuk desain untuk outlet, teritori yang diperbolehkan, produk-produk maupun jasa yang boleh dijual, resep serta bahan baku bahkan cara pengelolaan usaha pun sudah diatur oleh franchisor.

4. Tidak Diperbolehkan Memperpanjang Perjanjian Waralaba

Di sini para pelaku bisnis franchise perlu memperhitungkan resiko yang akan dialami, apakah ketentuan yang ditetapkan oleh franchisor tersebut bisa menguntungkan bagi franchisee atau tidak. Biasanya franchise agreement akan berakhir sampai dengan 5, 10, 15 atau 20 tahun. Dan biasanya untuk memperpanjang perjanjian waralaba, para franchisee diwajibkan untuk membayar sejumlah nominal sebagai franchise fee.

5. Konsumsi Menurun

Setiap produk pasti memiliki life cycle dimana tidak selamanya produk yang ditawarkan kepasaran akan terus menerus bisa diterima oleh masyarakat. Ada kalanya produk mengalami penurunan atau bahkan ditinggalkan oleh para konsumen. Franchisee harus bersiap-siap untuk bisa menghadapi kondisi dan keadaan tersebut. Selain itu franchisee juga harus berfikir kreatif untuk dapat mengembalikan keadaan menjadi sehat kembali.

6. Praktek Tidak Fair

Para franchisee harus berhati-hati terhadap adanya praktek “Hard Sale” atau hanya mencari keuntungan sepihak yaitu dari franchisor. Cari tahu terlebih dahulu kemampuan dan juga nama baik franchisor dalam memberikan dukungan usaha jangka panjang yang kontinyu atau berkesinambungan. Franchisor yang baik biasanya akan membantu dan memberikan dukungan kepada franchisee.

Itulah beberapa tips bisnis waralaba yang kami angkat minggu ini. Memang masih banyak kekurangan yang harus dihadapi dalam konsep bisnis franchise. Namun, tidak sedikit para pengusaha muda yang sukses dalam menjalankan bisnis franchise dengan berbagai jenis pilihan.