Kerajinan Perak, Tembaga dan Kuningan di Sansans Craft

KERAJINAN PERAK TEMBAGA DAN KUNINGAN DI SANSANS CRAFT

Mengunjungi kawasan wisata Kotagede, tentunya selalu identik dengan aneka jenis kerajinan logam yang dikembangkan masyarakat sekitar. Jika dulunya masyarakat hanya memproduksi kerajinan perak sebagai produk unggulan yang mereka pasarkan, sekarang ini para pengrajin mulai mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan bahan baku tembaga dan kuningan untuk dijadikan sebagai bahan baku kerajinan.

Dari sekian banyak pengrajin logam yang tersebar di kawasan Kotagede, Samidi (47) merupakan salah satu produsen kerajinan perak, tembaga dan kuningan yang sekarang ini cukup sukses menekuni bidang bisnisnya. Pengalamannya bekerja ikut orang selama 10 tahun memproduksi perak, ternyata menjadi modal awal bagi Samidi untuk merintis bisnis kerajinan khususnya di sektor industri kerajinan logam.

Ditemui Kamis (6/12) di kediamannya yang beralamat di Semoyan Kotagede Yogyakarta, Samidi yang saat itu ditemani istrinya Kartini (45) mengungkapkan bahwa sebenarnya Ia sudah mulai terjun memproduksi perak sejak tahun 1993. Namun keberaniannya untuk membangun usaha sendiri baru mulai Ia wujudkan memasuki dua tahun belakangan ini. “Saya membangun usaha ini karena untuk menghidupi keluarga dan untuk mensejahterakan teman-teman pengangguran yang ada di sekitar saya,” ungkap Samidi ketika ditemui tim bisnisUKM.

bross tembagaMengusung “Sansans Craft” sebagai nama usahanya, sekarang ini Samidi sudah memproduksi kurang lebih 100 item produk kerajinan perak, tembaga, dan kuningan yang dikreasikan dalam berbagai macam bentuk dan ukuran. Beberapa produk unggulan yang diproduksi Sansans Craft antara lain hiasan dinding, cincin, aneka bross, gesper, serta kreasi miniatur unik seperti misalnya kereta, becak, wayang, tugu, kapal, Borobudur, jembatan, dan lain sebagainya. Dengan mengutamakan desain yang selalu up to date dan kualitas bahan baku yang digunakan, produk buatan Sansans Craft kini siap bersaing dengan kerajinan serupa yang diproduksi para pengrajin lain di kawasan Kotagede.

Memanfaatkan bahan baku perak, tembaga dan kuningan yang Ia peroleh dari sekitar Kotagede dan Gondomanan, selama ini produk kerajinan buatan Samidi dibandrol dengan kisaran harga yang terbilang cukup terjangkau. Untuk produk miniatur kapal biasanya dihargai mulai dari Rp 50.000,00 sampai Rp 3 juta tergantung dari besar kecilnya ukuran dan tingkat kerumitan desain, aneka kreasi bross dibandrol dengan harga Rp 10.000,00-Rp 70.000,00 per pcs, cincin tembaga sekitar Rp 45.000,00 sampai Rp 50.000,00, serta satu set kerajinan wayang Pandawa Lima dibandrol sekitar Rp 1,5 juta/ paket. Selain itu, tentunya masih banyak lagi kerajinan logam lainnya yang ditawarkan Samidi dengan mengusung bendera Sansans Craft.

Untuk urusan pemasaran produk, Samidi mengaku lebih banyak memanfaatkan jaringan toko perak yang telah Ia miliki. “Pemasaran sehari-hari dengan setor ke toko-toko, dan kadang-kadang juga mengikuti pameran apabila ada undangan dari pemerintah, selain itu saya juga membuka peluang kerjasama bagi para reseller yang tertarik memasarkan produk kerajinan perak, tembaga, dan kuningan buatan Sansans Craft,” ujar Samidi dengan logat khas Jogja.

pengrajin perakDengan dibantu sekitar 27 orang tenaga kerja, sekarang ini kapasitas produksi Sansans Craft bisa mencapai angka 100 sampai 600 pcs per bulan yang biasanya disesuaikan dengan jenis kerajinan dan besar kecilnya ukuran produk. Dari bisnis kerajinan yang Ia tekuni saat ini, setiap bulannya Samidi bisa mengantongi omzet mencapai Rp 65 juta dan keuntungan bersih sekitar Rp 20 juta per bulannya.

Di akhir pertemuannya dengan tim bisnisUKM, Samidi mengungkapkan beberapa tips untuk para pemula yang terjun di bisnis kerajinan serupa dan harapannya untuk kemajuan Sansans Craft. “Harapan kedepan saya ingin mengembangkan usaha ini sampai memiliki toko sendiri, punya buyer-buyer, serta banyak undangan pameran di dalam ataupun di luar negeri,” tuturnya. Dan bagi para pemula yang ingin menekuni bisnis perak serta kerajinan logam lainnya, Samidi menyarankan agar yang terpenting adalah memperhatikan kualitas produk dan menciptakan desain yang selalu baru. “Kalo bisa desain harus baru-baru dan kualitas harus dijaga,” kata Samidi sembari menutup sesi wawancara pada siang itu.

Tim liputan bisnisUKM

2 Komentar

Komentar ditutup.