Keripik Lombok Ijo dan Aneka Camilan Dari Sayur

Ternyata sebuah inovasi bisa tercipta dari hal-hal kecil di sekitar kita. Kalimat inilah yang menggambarkan kesuksesan Nuri Ardiansyah (25) yang berhasil memperkenalkan aneka produk makanan ringan yang inovatif, dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan bahan baku yang ada di sekitarnya.

Mengawali bisnisnya pada tahun 2010 silam, Nuri yang saat ini bekerja sebagai salah satu staff di Fakultas Kedokteran UII ini mengangkat Mawadah Warohmah Sejahtera sebagai nama usaha yang Ia kembangkan di bidang makanan ringan. “Saat ini kami bergerak di home industri terkait dengan olahan makanan ringan yang arahannya bersifat inovatif, seperti misalnya keripik jamur selaku produk unggulan kami, serta produk unik seperti peyek dan keripik lombok ijo, peyek bayam, peyek daun sirih, dan lain sebagainya,” ungkap Nuri.

Ditemui tim bisnisUKM pada hari Senin (21/1) di kediamannya yang beralamat di Trimulyo, Sleman, Nuri mengaku bahwa awalnya bisnis camilan tersebut Ia rintis setelah melihat kreativitas sang ibu dalam mengolah beragam jenis makanan ringan. “Ibu saya suka masak dan kreatif dalam menciptakan aneka makanan, dari situ saya berpikir kenapa tidak keahlian tersebut dijadikan sebuah bisnis,” ujar alumni Fakultas MIPA UGM tersebut.

krizzuk
krizzuk

Dibawah bendera Mawadah Warohmah Sejahtera, sekarang ini Nuri menggunakan brand “Krizzuk” untuk memperkenalkan keripik lombok ijo dan aneka camilan dari sayur yang Ia produksi. Dengan menjaga kualitas rasa, tingkat kerenyahan keripik, originalitas produk, dan tanpa menggunakan pengawet dan MSG, sekarang ini keripik dan peyek Krizzuk laku dipasaran dengan harga jual sekitar Rp 5.000,00 sampai Rp 7.000,00 per bungkusnya dan menjangkau angka Rp 80.000,00 per kilogramnya.

Strategi Pemasaran Krizzuk

Mengingat produk peyek dan keripik lombok ijo belum banyak ditemui konsumen di pasaran, tidak heran bila sampai hari ini banyak konsumen yang penasaran dan ingin mencicipi olahan unik buatan Nuri. “Dari yang dulunya kami memasarkannya door to door dengan harga ecer seribuan per bungkus, sekarang ini kami mulai aktif memasarkannya lewat online di beberapa forum dan milis,” terang Nuri kepada tim bisnisUKM.

Strategi inilah yang kemudian memperluas jangkauan pasar camilan Krizzuk, dari mulai seputaran kota Jogja, sekarang ini produk Nuri telah menjangkau pasar Purworejo, Banten, Palembang, dan Kalimantan. “Melalui pemasaran online kami bisa menjangkau pasar luas baik skala nasional maupun internasional, selain itu kami juga bisa berkomunikasi dengan konsumen lebih mudah,” jelas lelaki muda berkacamata ini.

Meskipun sekarang ini orderan dari konsumen masih fluktuatif, namun kedepannya Nuri berharap agar bisa memiliki workshop sendiri dan bisa mewadahi kerativitas ibu-ibu di sekitarnya. “Semoga home industri Mawarah Warohmah Sejahtera bisa menjadi pintu masuk untuk memberdayakan ibu-ibu di sekitar saya,” tutur Nuri mengakhiri pertemuan kami di siang itu.

Tim Liputan BisnisUKM

6 Komentar

  1. sangat menarik inovasinya. sy ingin mencoba usaha yg sama, tp bagaimana proses u/ mendapatkan ijin dari depkes??

  2. menarik sekali informasi inovasi bisnisnya.aku tertarik untuk mengetahui gimana cara buat krifik jamurnya

  3. bagus sekali inovasinya…….sangat menginspirasi
    manju terus bisnis UKM

    apa saya bisa jadi resellernya?
    bisa email saya.terimakasih

Komentar ditutup.