Kesuksesan Lima Sekawan Melirik Bisnis Salon Muslimah

KESUKSESAN LIMA SEKAWAN MELIRIK BISNIS SALON MUSLIMAH

Sulitnya mencari tempat perawatan khusus muslimah justru menjadi jalan bagi Reni Oktaviana Astuti, ST (32) beserta keempat rekannya untuk terjun di bisnis salon muslimah. Bersama Farida Dwi Astuti, S.Si (31), Febriana Indriasari, ST (31), Tiara Rizki Noviasari, ST (31), dan Puji Astuti, Apt (33),  lima sekawan ini sepakat membangun bisnis salon muslimah sejak lima tahun yang lalu.

“Awalnya dulu kita sering kesulitan mencari tempat perawatan khusus muslimah ketika capek. Dari sinilah kita mulai tertarik, kenapa tidak membidik pasar muslimah untuk membangun usaha?” ujar Reni ketika ditemui tim BisnisUKM.com (15/4).

Modal Kepedulian Terhadap Sesama Muslimah

Meski bisa dikatakan latar belakang pendidikan yang dimiliki kelima muslimah ini tak berhubungan dengan dunia kecantikan, namun kepedulian mereka terhadap kesehatan dan kecantikan sesama muslimah mendorong Reni dan keempat sahabatnya untuk sepakat membangun RSCM (Rumah Sehat Cantik Muslimah) di bulan April 2009.

“Kami memiliki visi misi khusus bagi sesama muslimah. Karena muslimah menjadi calon pendidik bagi anak-anaknya kelak, jadi ketika mereka berpenampilan menarik dan terjaga kesehatannya maka Insyaallah generasi penerusnya juga menjadi anak yang tangguh dan kuat,” kata Farida.

Bermula dari pertemanan yang mereka jalin, awalnya Reni dan Farida tak menyangka bahwa bisnis salon muslimah yang mereka bangun bisa berkembang pesat seperti sekarang ini. “Memang awalnya modal kita gedung saja hutang dan baru ada terapis dua orang. Kita mengenalkan RSCM juga dengan cara jemput bola, bahkan sampai presentasi kemana-mana,” kenang pengusaha wanita ini sembari tertawa.

Lambat laun usaha yang dijalankan lima sekawan ini mulai dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Banyak muslimah yang mulai nyaman mendapatkan perawatan di RSCM dan mulai mengajak orang-orang terdekatnya untuk mendapatkan perawatan di salon muslimah tersebut. “Karena banyak konsumen yang mulai nyaman dengan RSCM, kami mulai menambah terapis dan setahun kemudian membuka cabang di bagian utara Kota Yogya,” ungkapnya.

Tahan Banting Menghadapi Tantangan

Menggabungkan lima pemikiran dalam satu atap usaha memang bukanlah perkara mudah bagi Reni, Farida, Febriana, Tiara, dan Puji untuk menghadapi berbagai macam tantangan dalam mengembangkan bisnis salon muslimah ini. “Sementara ini untuk visi dan misi kami berlima sejak awal memang sejalan, namun yang menjadi kendala adalah bagaimana mengembangkan visi dan misi tersebut selanjutnya dibuat inovasi apa lagi ya,” ucap salah seorang pendiri RSCM ini.

Ketika ditanya mengenai kendala usaha yang selama ini mereka hadapi. Dua wanita muslimah ini mengungkapkan bahwa dimana-mana kendala yang dihadapi para pengusaha mungkin hampir sama. Bagi mereka kesulitan yang sering dihadapi yaitu bagaimana caranya mendatangkan kepercayaan konsumen terhadap RSCM.

Untuk mengatasi masalah tersebut, mereka mengatasinya dengan strategi yang cukup familiar dengan mereka. Contohnya saja seperti pemasaran door to door, mempromosikannya ke radio yang ada di Yogya, membuat brosur dan membagikannya di berbagai kajian muslimah, dan yang belakangan ini mulai dikembangkan yaitu menggunakan media online sebagai ajang pemasaran.

Dengan satu visi yang sama, sekarang ini tak hanya jumlah pelanggan yang terus bertambah. Dari bisnis salon muslimah yang mereka kembangkan, setiap bulannya Reni dan keempat rekannya bisa mengantongi omzet sekitar 50 juta rupiah dan telah mengembangkan sayap bisnisnya hingga Sleman, Bantul, Temanggung, dan Purworejo.

Di akhir pertemuan, Reni dan Farida tak sungkan berbagi sedikit tips bisnis untuk bisa menjaga kekompakan tim dan cara mengembangkan usahanya seperti sekarang ini. “Bagi kami berlima, saling toleransi dan memahami karakter masing-masing menjadi kunci utama kami untuk bisa tetap kompak. Dan untuk bisa menjadi pengusaha tidak harus sesuai dengan bidang pendidikannya, yang terpenting memiliki niat untuk terus belajar sehingga dari yang awalnya tidak tahu bisa memiliki bekal ilmu untuk merintis sebuah usaha,” pesan Reni mengakhiri sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM