Komunitas Hidroponik Kudus Raup Keuntungan dari Hobi Bercocok Tanam

Komunitas Hidroponik KudusKudus – Berangkat dari kecintaannya terhadap sistem tanam hidroponik, sekitar dua tahun lalu terbentuklah Komunitas Hidroponik Kudus (KHK) yang kini kiprahnya semakin berkembang menjadi komunitas yang mandiri dan berpenghasilan.

KHK yang pada awalnya digawangi oleh empat orang anak muda asal Kudus yaitu Nanang, Mieke Irawati, Radif, dan Ali Bustomi sekarang tak hanya pandai menanam tapi juga mampu meraup keuntungan. Semangat mereka untuk menularkan cara menanam yang praktis dan sehat kepada lingkungan sekitar perlahan membuahkan hasil.

“Peresmian KHK yang saat itu dihadiri 60 orang anggota dan Komunitas Hidroponik Jateng (KHJ)  langsung menggelar pelatihan tentang seluk beluk hidroponik. Nah dari situ kami mulai praktik,” kata Nanang Ketua Komunitas Hidroponik Kudus kepada bisnisUKM.com.

Dulu Jadi Peserta Kini Rutin Mengadakan Pelatihan Hidroponik

Nanang (30) yang akrab disapa Themank ini menuturkan, tujuan dibentuknya KHK memang untuk mensosialisasikan hidroponik kepada masyarakat luas di Kudus. Anggota juga sering diikutkan dalam seminar dan pelatihan hidroponik hingga luar Kudus.

Aktivitas KHK“Untuk menggali pengetahuan tentang bisnis hidroponik kami rutin ikut pelatihan-pelatihan yang infonya kami peroleh dari KHJ. Karena basic para anggota ini tidak ada yang petani, semua kebanyakan berprofesi sebagai pegawai. Ada yang guru, pegawai swasta, bahkan ibu rumah tangga. Jadi benar-benar belajar dari nol,” tutur Themank yang juga mengajar di SMP 3 Jekulo Kudus ini.

Sering ikut pelatihan, Themank dan anggotanya makin memahami seluk beluk hidroponik. Dari situ pula pihaknya kerap diundang untuk mengisi pelatihan hidroponik di sekolah-sekolah, instansi, ke desa-desa, maupun masyarakat umum. Meski tak jarang pula pihaknya mengadakan pelatihan dengan biaya sendiri.

“Untuk pelatihan yang beberapa waktu lalu kami adakan, dengan kontribusi Rp 30 ribu, peserta mendapatkan konsumsi, ilmu dan praktik hidroponik, bibit, dan doorprize,” ungkap Themank.

Kini KHK tak hanya lihai menanam hidroponik, tapi juga pandai membuat segala perlengkapan untuk hidroponik. Di basecampnya yang terletak di Gang III Purwosari, Kudus ini nyaris setiap hari didatangi anggota maupun masyarakat umum untuk belajar atau membeli segala kebutuhan dan peralatan hidroponik. Baik itu nutrisi, bibit, dan peralatan media tanam.

Kembangkan bisnis hidroponik di Kudus “Saat ini yang aktif menanam sekitar 50 orang di Kudus. Skala rumahan hanya butuh 50-100 titik tanam. Semoga ke depan bisa berkembang lagi. Karena tanaman hidroponik memiliki kelebihan, untuk sayuran dan buahnya lebih sehat, gizi lebih bagus, asupan nutrisi terpenuhi lengkap dibanding yang ditanam di tanah,” paparnya.

Baca Juga Artikel Ini :
Bisnis Hidroponik Peluangnya Kian Banyak yang Melirik
Mudahnya Memulai Bisnis Hidroponik

Ia melanjutkan, tak hanya itu tapi dari segi penjualan pun menguntungkan. Karena pembeli seperti tukang sayur mereka beli hidup. Yang artinya yang mereka beli sayuran yang masih terdapat akar. Sehingga misal tidak laku, bisa dicelup dalam air yang bisa bertahan sampai dua pekan.

“Ingin setiap rumah ada seratus titik tanam dan memasyarakatkan ragam sayuran,” tutur Themank.

Penghasilan Tambahan dari Hasil Panen dan Jual Saprotan

Salah satu anggota KHK Mieke Irawati (35) yang kediamannya sebagai basecamp itu menuturkan, rekannya selalu menyetok beberapa kebutuhan hidroponik di rumahnya untuk dijual lagi. Diantaranya ada yang ngedrop rokbul (media tanam), sekam bakar, netpot, pralon, talang, nutrisi pupuk, serat kelapa, benih, box sterofoam, dan instalasi.

Di komunitas ini harga bibit sayuran dijual mulai harga Rp 2.000, sedangkan bibit buah mulai dari Rp 5.000, instalasi mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 jutaan tergantung bahan, dan sterofoam Rp 10.000. “Untuk pemula bisa dengan modal Rp 50 ribu sudah bisa menanam hidroponik dengan media stereofoam, dari cara yang sederhana,” ujar Mieke.

Mieke yang sebagai ibu rumah tangga ini awalnya tidak suka sayuran dan menanam. Namun ketika ingin mencari kesibukan yang bermanfaat, ia pun tertarik untuk belajar hidroponik karena melihat rumahnya yang tidak memiliki halaman untuk bercocok tanam.

Uji coba pertama, menanamnya hanya pada jenis sayuran kangkung, sawi, caisim, dan bayam merah yang satu bulan sudah bisa panen. “Beberapa kali gagal. Tapi di KHK sharing, ikut pelatihan lama-lama bisa. Malah bisa membuat instalasi sederhananya juga. Bahkan menerima pesanan tak hanya dari anggota tapi ada dari sekolah, instansi, dan masyarakat umum,” katanya.

Hidroponik sayuran skala rumahanBagi pemula, Themank menyarankan untuk mencoba yang murah dahulu, menanam sendiri untuk dikonsumsi sendiri, karena hasil hidroponik nonpestisida. Bisa memulai hidup sehat mulai dari diri sendiri, dan tidak perlu impor untuk ragam jenis sayuran. Karena cukup membeli bibit, pemberian nutrisi 2-3 hari. Lebih hemat dan praktis.

“Dari komunitas saat ini sudah menghasilkan selada, seledri, dan melon dalam jumlah yang banyak dan bisa dijual di pasar dan beberapa ada yang memesan,” ujarnya.

Pemasukan KHK selain dari penjualan sarana produksi pertanian (saprotan). Juga diperoleh dari penjualan hasil tanam para anggotanya. Untuk selada mampu dihargai Rp 15.000/ kg yang dihasilkan per pekan dari satu orang penanam yang bisa menghasilkan 8 kg. Karena 1 kg didapat dari 5-6 titik tanam. Seledri dihargai Rp 25.000/ kg, yang lain ada melon serta sawi. “Untuk selada sudah kami setor rutin ke salah satu franchise makanan cepat saji dan restoran di Kudus,” ujarnya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Ketua KHK ini juga memaparkan kedepannya ingin hasil tanaman hidroponik anggotanya semakin melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan pasar tradisional dan para user. Targetnya ia ingin bisa menyetor ke beberapa hotel dan restoran di Kudus dan sekitarnya.

“Kami diberikan tempat di Balai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Kota, Kudus untuk menanam sekaligus pelatihan di sana. Kami berharap anggota KHK sejahtera bisa jualan hasil hidroponiknya dan mendapat untung yang berlipat,” pungkasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Ayu)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kudus

3 Komentar

Komentar ditutup.