Usaha Kue Tradisional Ikut Kebanjiran Order Jelang Lebaran!

Bisnis kue merkeh Sri Wahyuna (Ayu) mulai merintis usaha kue tradisional yang dikenal dengan kue merkeh sejak tahun 2007. Resep tradisional tersebut ia peroleh langsung dari almarhumah ibunya. Sejak 3 tahun belakangan, Ayu mulai tekun berjualan kue merkeh, yang merupakan panganan tempo dulu khas Pontianak, yang kini keberadaannya bisa dikatakan nyaris punah.

Ayu yang merupakan alumni Program Inkubator Bisnis Bank Indonesia Kalbar Angkatan ke-3 ini selain membuat kue merkeh, juga membuat kue putu kacang.

Baca Juga Artikel Ini :

Jual Kue Lebaran, Endah Panen Untung Jutaan

Angkat Kudapan Tradisional yang Hampir Tersingkirkan

“Kue merkeh buatan saya terbuat dari tepung beras yang ditaburi jintan hitam dan dicampur dengan aloevera. Jintan Hitam (Habbatussaudah) banyak mengandung khasiat alami untuk pengobatan, yang sudah digunakan sejak zaman Rasulullah Muhammad Saw,” kata wanita yang kini menjadi sekretaris Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia Provinsi Kalbar tersebut.

Lonjakan Permintaan di Bulan Ramadhan

Kue Merkeh PontianakDibantu empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang adiknya dan dua orang anaknya, saat ramadhan, per hari Ayu mampu membuat 8 kilogram Kue Merkeh dan ia menerima hingga 150 kg.

“Kalau di hari biasa maksimal saya buat hanya 6 kilogram,” ujarnya. Produk kue buatannya biasa dititipkan ke supermarket di Pontianak dan dijual di pameran. Harga jual Rp 70.000 per kg, dan untuk produk yang sudah dalam kemasan 1,5 ons ia menjual seharga Rp 12.500 (untuk luar Pontianak, ongkos ditanggung pemesan). Dari bisnis kue kering yang ia jalankan saat ini, omzet per bulan yang mampu ia raup sebesar Rp 10.500.000.

“Pemesan Kue Merkeh buatan saya rata-rata dari Sukadana, Kabuapaten Kayong Utara, Kapuas Hulu, dan sebagian ke Pulau Jawa seperti Bandung, Jakarta, dan Jawa Tengah,” ujarnya.

Ayu juga menuturkan bahwa kue merkeh buatannya juga sering dititipkan di pameran-pameran yang diadakan di mall Kuching, Malaysia, Pontianak, Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Aceh, dan lain-lain.

“Saat kegiatan PKK Provinsi di Jakarta beberapa waktu lalu, saya juga diajak,” cerita Ayu kepada tim liputan BisnisUKM.com.

Kegagalan dan Pengalaman Rugi di Awal Usaha

Di awal-awal merintis usaha kue tradisional ini, sering terjadi kegagalan ketika proses produksi. “Biasanya karena tepung beras yang pulen (terlalu lembut) sehingga hasilnya tidak bagus. Pernah juga ada yang memesan hingga 3 kilogram dan tidak dibayar sampai sekarang,” terangnya.

Namun Ayu memasrahkan kepada Allah. “Kalau sudah rezeki insya Allah tidak akan tertukar,” ujarnya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Kendala pemasaran dan persaingan yang tidak sehatjuga sering melandanya. Ayu bercerita, pernah juga ada penjual lain yang membuat Kue Merkeh namun keras, ketika ditanya ia mengatakan itu buatan Ayu.

Ke depan, ia ingin usahanya dikenal luas dan bisa lebih maju dari saat ini. Ayu juga berharap, ada pusat kemasan di Pontianak yang murah meriah bagi pelaku UMKM.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Vivi)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat