Lerak Pencuci Batik Keturunan PB IX yang Dipertahankan Oleh Penerus

Budi, generasi ketiga usaha sari lerak pencuci batik berlabel tiga daun
Budi, generasi ketiga usaha sari lerak pencuci batik berlabel tiga daun

Sekitar tahun 70-an, seorang keturunan raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama RAY Kadarwati membuka usaha berbagai ramuan khas keraton. Pengalaman bertahun-tahun menjadi peramu keraton, membuatnya fasih menggunakan bahan-bahan alami dan menciptakan berbagai produk seperti jamu, obat, pencuci rambut, lulur, hingga pencuci batik. Sampai sekarang usaha itu diteruskan oleh anak cucunya.

RAY Kadarwati, keturunan Pakubuwono IX tersebut mulai menjual berbagai ramuan mengandalkan ilmu meramu yang diperoleh di keraton, digabungkan dengan pengetahuan tentang bahan-bahan alami. Satu dekade berselang, usaha itu berpindah tangan ke putrinya, RAY Sri Agustin. RAY Sri Agustin mulai memperluas pasar hingga luar keraton.

Produk yang dijual pun masih bervariatif. RAY Sri Agustin menawarkan produknya ke sejumlah kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Untuk memudahkan penjualan, ia mulai menakar produk dan mewadahkan dalam botol kemasan.

Namun, bukan usaha bila tanpa kendala. Produksi ramuan khas keraton tersebut harus berkurang banyak karena kendala ekonomi. Mulai tahun 2000-an RAY Sri Agustin pun tak lagi membuat stok produk dan hanya melayani pesanan.

Dalam keadaan yang bisa disebut vakum tersebut, putra penerus RAY Sri Agustin ternyata memiliki rencana. “Tahun 2000 hingga 2011 kami pakai untuk mencari pasar baru. Produk kami kemas ulang dan fokus pada pencuci batik sari lerak,” ungkap RM Dimas Budiharjo Kusumo, anak sulung generasi ketiga. Ia pun lantas menyematkan merk Tiga Daun dengan gambar bunga mawar sebagai lambang seluruh anggota keluarga.

Lestarikan Tradisi

Dulu masyarakat keraton menggunakan lerak untuk mencuci kain batik
Dulu masyarakat keraton menggunakan lerak untuk mencuci kain batik

Sejak zaman dahulu, orang-orang Jawa memakai buah lerak untuk mengawetkan kain batik. Buah lerak dikupas dan digosokkan pada kain yang dipercaya mampu mengawetkan kain dan membuat warnanya tak cepat luntur.

Lerak atau buah tanaman dengan nama latin Sapindus Rarak ternyata mengandung senyawa saponin yang berkhasiat untuk membersihkan dan mencuci. Melihat tren kain batik yang semakin digandrungi, Budi, panggilan akrab RM Budiharjo Kusumo, memilih mengembangkan sari lerak sebagai pencuci batik.

Membiasakan tradisi lawas mencuci batik dengan lerak pun menjadi tantangan Budi. “Sampai sekarang belum ada bahan pencuci kain utamanya batik yang sebaik lerak. Ini tradisi orang Jawa zaman dahulu. Dan sebagai orang yang dekat dengan keraton, saya tergerak untuk melestarikannya,” ungkapnya kepada BisnisUKM saat di temui di rumah produksi di Jalan Tamtaman Gang I No 69 Kelurahan, Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon.

Budi yakin usahanya akan berbuah manis seiring dikukuhkannya batik sebagai budaya Indonesia yang diakui masyarakat dunia. Menurutnya, saat ini banyak orang yang mencari batik tulis serta cap dan ingin merawat layaknya barang berharga lainnya.

Pasarkan Lewat Pameran

Perkenalkan tradisi mencuci batik dengan sari lerak budi ikut pameran
Perkenalkan tradisi mencuci batik dengan sari lerak budi ikut pameran

Dalam praktek usahanya, Budi dibantu adik dan empat orang karyawannya. Ia memproduksi sari lerak Tiga Daun dalam kemasan 100, 300, 500 ml dan dijual dengan kisaran harga 5ribu hingga 18ribu rupiah. Dalam sebulan ia mamlu memproduksi hingga 900 botol sari lerak.

Budi mengatakan meski dari bahan alami, ada aturan pemakaian produk sari leraknya yakni kain tak boleh dijemur di bawah sinar matahari langsung. Hal tersebut agar tidak mengurangi kasiat dari sari lerak. Selain itu, satu kain cukup menggunakan satu tutup botol sari lerak.

Saat ini, produk sari lerak Tiga Daun masih dipasarkan ke kota-kota besar di Pulau Jawa. Budi berencana memasarkan produk tersebut hingga luar Pulau Jawa bahkan hingga ke luar negeri. Untuk itu, ia rutin mengikuti berbagai pameran berskala nasional hingga internasional seperti Inacraft.

Sebagai bukti ia siap melebarkan pasar, Budi saat ini berinovasi dengan memberikan aroma pada produk sari leraknya. Ada berbagai pilihan aroma mulai dari melati, cendana, kenanga, dan aroma lain sesuai pesanan.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Rizki B.P)

Kontributor BisnisUKM.com Wilayah Solo Raya