Lesunya Aktivitas Bisnis Jogja Karena Erupsi Merapi

lesunya-bisnis-malioboroKondisi  gunung merapi hingga saat ini, Senin (8/11)  masih berstatus awas. Hal tersebut terjadi karena gunung paling aktif di Indonesia tersebut masih sering bererupsi dan mengeluarkan awan panas.  Walaupun lebih ‘tenang’ dari beberapa hari yang lalu, namun kekhawatiran akan terjadi lagi erupsi Gunung Merapi yang besar masih membayangi warga di sekitar lereng merapi yang kini tinggal di pengungsian. Kekhawatiran yang sama juga dialami para pelaku bisnis di kota pelajar Yogyakarta. Dampak erupsi berupa debu vulkanik yang konon sangat berbahaya menjadi salah satu alasan banyak pelaku bisnis di Jogja menutup sementara lokasi bisnis mereka. Terlebih, adanya ekspos media yang ‘berlebihan’ tentang kondisi merapi juga menjadi faktor penting banyak wisatawan masih enggan mengunjungi kota Jogja.

Lesunya bisnis di Jogja bisa kita lihat di kawasan Malioboro yang selama ini menjadi urat nadi bisnis di kota budaya tersebut. Malioboro yang dalam kondisi normal menjadi primadona para wisatawan baik lokal maupun mancanegara seakan ‘mati suri’ karena sepinya pengunjung di kawasan itu.  Dampak paling terasa terlihat pada Jumat (5/11) ketika pada pagi harinya Gunung Merapi meletus hebat hingga menyebabkan banyak korban jiwa. Kawasan Malioboro dan Jogja pada umumnya dipenuhi abu vulkanik hingga di beberapa lokasi jarak pandang sangat terbatas. Kegiatan bisnis pada hari itu juga seakan sunyi senyap karena banyak toko, pasar, ruko, perkantoran, dll menutup lokasi bisnis mereka.

malioboro3Kawasan Malioboro dan Pasar Beringharjo yang juga menjadi salah satu pusat bisnis di Jogja sebenarnya berada cukup jauh dari Gunung Merapi (± 30 km). Namun, ekspos media yang memang dirasa berlebihan tentang bencana merapi menjadikan banyak wisatawan enggan atau membatalkan kunjungannya ke wilayah tersebut dan Jogja pada umumnya. Ketika tim BisnisUKM mengunjungi kawasan Malioboro (5/11), suasana yang biasanya padat merayap hari itu sangat lengang. Hanya beberapa kendaraan yang masih lalu lalang di jalan legendaris tersebut, dan itu pun kebanyakan berplat lokal. Begitu juga dengan pengunjung yang kebanyakan juga wisatawan lokal Jogja. Kondisi demikian juga sangat dirasakan bisnis parkir di kawasan tersebut. Parkir Malioboro yang setiap harinya sangat padat mendadak lengang dan para tukang parkir hanya duduk-duduk sambil sesekali mengatur kendaraan yang datang.

Kondisi demikian sangat dikeluhkan para pelaku bisnis di Malioboro dan Pasar Beringharjo. Bencana merapi yang saat ini melanda bisa jadi menyebabkan bencana ekonomi bagi pelaku bisnis di kawasan Yogyakarta. Jogja yang selama ini dikenal sebagai kota pariwisata memang sangat bergantung dengan pemberitaan tentang kondisi Gunung Merapi. Sehingga para pelaku bisnis di Jogja dan sekitarnya khususnya di kawasan Malioboro berharap erupsi merapi akan segera berakhir sehingga mereka bisa menjalankan aktivitas bisnisnya seperti sediakala.

Tim Liputan BisnisUKM

Komentar ditutup.