Maju Bersama Asosiasi Kalam Yogyakarta

“Ingin maju serta melakukan pemasaran bersama menjadi salah satu tujuan kami mendirikan asosiasi Kalam ini,” kata Bapak Anton Heri Riyantono ketika membuka perbincangan dengan tim bisnisUKM di rumahnya, Banguntapan Bantul. Sebagai ketua asosiasi, Pak Anton begitu beliau biasa disapa menerangkan jika Kalam terbentuk dari adanya diklat kemasan  produk atau packaging yang diselenggarakan oleh Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY.

pertemuan asosiasi KalamDiklat yang diperuntukkan untuk UMKM di wilayah Provinsi DIY tersebut melahirkan alumni-alumni yang kemudian berkomitmen untuk mendirikan sebuah asosiasi bernama Kalam. “Tepatnya kami membangun Kalam ini pada tanggal 8 Agustus 2010, adapun nama Kalam sendiri merupakan kependekan dari Keluarga Alumni Diklat Kemasan,” imbuh pemilik Talentatoys tersebut. Komitmen untuk melebur dalam sebuah asosiasi membuat para anggota Kalam mengadakan pertemuan rutin yang dilaksanakan sebulan sekali sebagai media koordinasi.

Aktivitas Kalam Yogyakarta

Dalam tiap pertemuannya, Kalam mengadakan konsolidasi terkait evaluasi maupun persiapan dalam menghadapi pameran. “Selain itu kami juga memiliki semacam simpan pinjam bagi para anggota, belum berbentuk koperasi memang, karena terdapat kesulitan untuk koordinasi diantara dari para anggota yang berasal dari 5 wilayah (Bantul, Kota Jogja, Kulonprogo, Sleman, dan Gunungkidul),” jelas Pak Anton yang sudah menjabat ketua Kalam selama 2 periode.

Bapak Anton Heri RiyantonoSelain di wilayah regional Yogyakarta, anggota Kalam juga sering mengadakan pameran di berbagai wilayah lain. “Secara perorangan anggota Kalam beberapa kali ditunjuk dinas terkait untuk mengikuti pameran di beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Kalimantan,” tambah Pak Anton. Ketika ada anggota yang mengikuti pameran di luar daerah, anggota yang lain biasanya ikut serta menitipkan produk-produk kreasi mereka.

Saat ini menurut Pak Anton, Kalam memiliki anggota aktif kurang lebih 50 orang, dimana hampir seluruhnya merupakan produsen. “Itu memang menjadi syarat dari Kalam dimana bagi yang ingin bergabung haruslah seorang produsen,” kata Pak Anton. Akan tetapi, karena kesibukan dari masing-masing anggota, beliau mengakui masih cukup sulit mengumpulkan seluruh anggota dalam satu waktu. Hal demikian menjadi salah satu PR dari Pak Anton selaku ketua asosiasi agar ke depan bisa semakin solid, terutama dalam hal koordinasi.

Di akhir wawancara, Pak Anton berharap asosiasinya bisa menampung lebih banyak lagi anggota. “Selain anggota yang bertambah banyak, kami memiliki keinginan untuk membuka sebuah usaha,  dalam hal ini sebuah lembaga pelatihan untuk pembentukan wirausaha baru,” kata Pak Anton siang hari itu. Salam Sukses!!

liputan bisnisUKM