Mantan Pegawai Bank Serius Geluti Peluang Bisnis Makanan Food Truck

Muhammad Hendra Setiawan pemilik food truck Cip RuttBekerja sebagai seorang pegawai bank adalah posisi yang setiap orang inginkan, tetapi itu tidak bagi Muhammad Hendra Setiawan (32 tahun). Selama enam tahun bekerja pada salah satu bank swasta, Hendra memutuskan untuk mengundurkan diri dan fokus mengelola bisnis makanan menggunakan mobil yang diberi nama Cip Rutt.

Awal menekuni bisnis Food Truck yang dilakukan Hendra hanya sebatas menjual makanan pada acara-acara anggota komunitas pecinta mobil lawas. Dari situlah lantas Hendra berpikir kenapa tidak sekalian saja menjual makanan menggunakan mobil dan bisa memasarkannya secara keliling.

Proses pembuatan nasi bowl Cip Rutt di dalam mobilBerbekal mobil Volkswagen (VW) Combi warisan bapaknya, mulailah Hendra menjalankan usahanya. Berbekal modal delapan juta rupiah, Kali pertama yang dilakukannya yakni merombak mobil VW miliknya menjadi warung kuliner.

Masalah mesin mobil juga menjadi hal utama yang harus diperhatikan, karena sifatnya berjualan keliling Hendra tidak ingin mobilnya sering mogok dan boros bahan bakar yang bisa mengganggu kelancaran bisnisnya.

Hendra mengatakan dari modal awal tadi justru paling banyak dibelikan peralatan memasak dan bahan baku kuliner. Sedang sisanya hanya untuk sedikit perbaikan mobilnya.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

Kuliner yang dijual Hendra berbasis Rice bowl ditawarkan dengan bermacam variasi menu seperti, nasi tongkol suwir, nasi daging sapi lada hitam, nasi lidah sapi cabai hijau, nasi cumi-cumi atau kerang dan nasi ayam kecap yang dikemas menggunakan Papper Cup tahan panas. “Empat hari sekali atau lima hari sekali kita pasti ganti, maksimal empat menu perhari,” kata Hendra.

Binis food truck CipruttTak hanya Rice Bowl, Hendra juga menjual aneka minuman segar seperti es limun, es blewah, es kopi dan es cabai yang dikemas dalam botol bersegel. Semua menu tersebut dibuat sendiri dirumahnya. “Kalau yang memasak isteri saya untuk makanan, kalau (membuat) minuman saya sendiri, istilahnya semua homemade,” ujar bapak satu anak ini.

Minuman segar dijual seharga Rp 8.000 per botolnya. Sedangkan untuk makanan Hendra mematok harga dari sepuluh ribu rupiah sampai Rp 18.000 tergantung menu. Dalam sehari maksimalnya Hendra menjual 50 cup nasi dan aneka minuman. Omzet yang didapat dalam sebulannya bisa mencapai Rp 13.000.000 sampai Rp 15.000.000

Sering Diminta Berjualan di Halaman Perkantoran

Food truck Cip Rutt mangkal di depan perkantoranSelain berjualan keliling Kota Jember setiap harinya, sering kali Hendra diminta untuk berjualan di halaman perkantoran swasta atau pemerintah. Biasanya permintaan datang untuk penyediaan makan siang pegawai.

Awalnya permintaan datang dari teman-teman sendiri yang bekerja disitu, namun sekarang permintaan kerap datang dari mana saja, karena Hendra aktif mempromosikan Food Truck lewat sosial media seperti Blackberry MessagerFacebook dan Instagram. “Seumpama mereka lagi ada meeting bulanan di kantornya, sehari sebelumnya kami dihubungi dan standby setengah jam sebelumnya,” ucap Hendra.

Pelanggan yang menghubungi Hendra biasanya juga memesan menu tertentu yang di inginkan. Selain itu kadang ada juga permintaan khusus, misalnya untuk perayaan ulang tahun dengan undangan terbatas dan pelanggan ingin Food Truck ada ditengah-tengah mereka.

Aneka lauk nasi bowl Cip Rutt“kita sesuaikan budget, seumpamanya Rp 15.000 (makanan) dan minumannya delapan ribu rupiah ya kita bikinkan, kita datang ke lokasi, kita bikinkan semacam event kecil. Untuk anak-anak kita sesuaikan pasti ada balon disitu,” kata Hendra menjelaskan.

Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan siang pekerja kantoran, terkadang Hendra juga mendapat permintaan untuk berjualan di area sekolah atau kampus maupun tempat wisata.

Usaha Food Truck menurut Hendra peluangnya cukup bagus karena tidak seperti warung kuliner konvensional yang hanya berdiam pada satu tempat, kalau Food Truck bisa mendatangi langsung para pembeli atau tinggal berkeliling mencari keramaian dan langsung menjual dagangan.

Hendra berpesan untuk yang ingin berbisnis kuliner tanpa warung, hal utama adalah menyiapkan mental, jangan malu untuk berjualan di pinggir jalan. “Pokoknya kita niat mencari nafkah untuk keluarga, kita do the best sama karya kita, sama produk kita nanti semuanya akan mengikuti,” katanya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Detro)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jawa Timur

1 Komentar

Komentar ditutup.