Bisnis Warung Makan Burjo Harga Merakyat Untung Bersahabat

Bisnis warung makan burjo memang cukup menjanjikan untuk ditekuni dan menjadi pilihan bisnis yang cukup menarik. Jika pada awalnya warung Burjo hanya sebuah warung yang menyediakan menu makanan bubur kacang ijo dan ketan hitamnya dicampur dengan santan. Namun saat ini, warung burjo tidak selalu identik dengan produk kacang ijo. Sekarang ini warung burjo lebih bervariasi dalam menyediakan berbagai menu, seperti mie telur tanpa telur, nasi dan lain sebagainya.

Bisnis warung makan burjo di Yogyakarta saat ini lebih bersifat konsep bangunan dan menu makanan atau minumannya yang ditawarkan mirip dengan burjo. Sehingga konsumen menyebut sebagai warung burjo. Bukan berarti warung tersebut menyediakan bubur kacang ijo. Namun warung makan yang menyediakan berbagai jenis makanan berat yang ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau.

Bisnis Warung Makan Burjo Goeboeg Non Stop

Nah sekarang apa yang menjadi alasan warung burjo sangat digemari dan menjadi pilihan pertama khsusunya para mahasiswa? Keunggulan dari bisnis warung burjo salah satunya adalah cepat dalam menyajikan makanan atau minuman dengan menggunakan produk instan, seperti : mie instan, bubur kacang ijo, dan nasi telor, selain itu harga yang ditawarkan sangat terjangkau oleh semua kalangan.

Warung Burjo Goeboeg

Jika anda tertarik untuk membuka usaha warung burjo, bisnisukm telah mengambil salah satu contoh warung makan dengan sistem burjo untuk di analisa biaya investasinya dan keuntungannya. Dan tentunya bisa Anda jadikan inspirasi dan gambaran. Atau dapat membantu Anda jika ingin membuka rumah makan, dengan konsep seperti warung burjo.

Konsep Warung

Konsep bisnis warung makan burjo lebih cocok digunakan jika warung makan tersebut berada pada lingkungan mahasiswa ataupun pekerja dengan pendapatan yang kurang mencukupi. Pada umumnya konsep warung makan burjo menerapkan sistem harga murah, pelayanan cepat, dan tempatnya santai. Warung makan burjo “Gubug” berada di daerah kost – kostan yang terdapat di Deresan Yogyakarta. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh “Gubug” ini adalah letaknya yang sangat strategis dan lokasinya yang mudah dijangkau.

Lokasi Bisnis

Dengan menempati areal tanah seluas 50 m2, keberadaan warung gubug ini sangat dinantikan oleh para penghuni kost yang pada umumnya kuliah disekitaran warung tersebut yakni di UGM atau pun UNY. Dengan menggunakan sistem buka 24 jam non stop, warung gubug ini sering dipadati pengunjung yang ingin sekedar melepas lelah, bersantai ataupun makan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Konsep Warung

Bisnis warung makanan burjo ini menyuguhkan konsepsangatlah sederhana dengan bangunan yang cukup estetik, dengan bilik menggunakan anyaman bamboo, atap juga menggunakan anyaman bamboo. Sehingga lebih terkesan tradisional, dengan menampilkan bambu sebagai pendukung utama bangunan.

Dengan menawarkan beberapa konsep rumah makan yang lain, diharapkan akan memperoleh pelanggan. Pada umumnya, konsep rumah makan burjo akan lebih banyak disukai untuk kepentingan santai, ngobrol atau bahkan makan dengan harga yang relatif lebih murah, dan pelayanan yang cepat dalam menyajikan.

Sajian Menu

Warung Gubug menyediakan berbagai macam jenis minuman instan ataupun diproduksi sendiri. Adapun minuman yang ditawarkannya mulai dari Es Teh / Jeruk, Coffemix, Capucino, Nutrisari, Kopi Susu dalam bentuk sachetan, hingga Soda Gembira dalam bentuk botol kaca. Sedangkan untuk produk makanan sendiri, Warung Goeboek menawarkan makanan cepat saji, seperti : Indomie Tante Rebus/Goreng ( tanpa telur), Intel Goreng/Rebus ( Indomie Telur ),  Nasi Telur atau Nasi Bandeng, serta Nasi Goreng.

Investasi Keuangan

Andre sebagai pemilik warung Gubug ini menceritakan bahwa, untuk memenuhi kebutuhan ia dalam membuka usaha warung Gubug ini, ia mengeluarkan biaya investasi awal sekitar 25 jutaan. Dengan dana tersebut, faktor pembangunan warung ini lebih banyak, sekitar Rp 10 jutaan.

“Untuk sewa tanah ini dulu Tahun 2006 saya membayar Rp 4.000.000 per tahun. Dan kebetulan saya ambil 2 tahun dahulu, kemudian diperpanjang 3 tahun dengan biaya sewa sekarang Rp 5 jutaan“, jelas laki-laki asal Kuningan Jawa Barat ini.

Pemasaran

Sebenarnya tidak ada strategi pemasaran khusus dalam penangan bisnis ini, hanya mempertahankan suasana yang nyaman, tetap mempertahankan ciri khas warung burjo yang menawarkan makanan dengan harga terjangkau dan tetap ramah dengan pelanggannya, maka sudah bisa dipastikan dapat mempertahankan konsumennya.

Saat ini, warung Gubug tetap mempertahankan keadaan yang apa adanya ini, kendati persaingan di daerah tersebut semakin ramai dengan berdirinya warung makan burjo lainnya. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pendapatan dari usaha rumah makannya.

Omset

“Dulu pada awaal tahun 2006 – 2007, warung makan ini bisa mendapatkan total pendapatan dalam sehari sebsar Rp 800.000 – Rp 900.000, namun sekarang hanya mendapatkan omset Rp 600.000 / harinya”, jelas Maman salah satu pegawainya. Hal itu dikarenakan tingkat persaingan warung makan di daerah tersebut cukup banyak. Sehingga dengan semakin ketatnya persaingan akan cukup sulit untuk mempertahankan pelanggan.

Penambahan SDM

Andre sebagai pemilik bisnis warung makan Gubug ini, mempekerjakan  5 orang karyawan untuk memenuhi kebutuhan di 2 outletnya. Dengan setiap outletnya terdapat 2 orang karyawan sebagai penjaga, dan 1 orang lagi melaksanakan tugas memasak untuk kebutuhan 2 outlet yang dimiliki.

Masakan yang ditawarkan di warung burjo ini berupa  oseng – oseng tempe, sambal, bandeng dan oseng – oseng teri. Sedangkan untuk kebutuhan nasi, setiap outlet memiliki rice cooker sendiri, serta beberapa peralatan memasak lainnya.

Analisa Keuangan

Analisa Keuangan

Biaya Investasi Awal            : Rp 23.700.000,-
Sewa Tanah                      : Rp  4.000.000
Pembangunan Warung Makan        : Rp 10.000.000
Perlengkapan Memasak            : Rp  3.000.000
Pembelian kuris, Meja makan     : Rp  5.000.000
Kebutuhan Bahan baku            : Rp    700.000
Operasional Awal                : Rp  1.500.000

Pemasukan
Omset atau Pendapatan / hari    : Rp    600.000
Siang                           : Rp    300.000,-
Malam                           : Rp    300.000,-
Omset / bln                     : Rp 18.000.000

Pengeluaran
Kebutuhan Bahan Pokok / hari    : Rp     400.000,-
Kebutuhan Bahan Pokok/ Bln      : Rp  12.000.000,-

Laba Kotor / Hari               : Rp     200.000
Laba Kotor / Bln                : Rp   6.000.000

Biaya Operasional
Gaji Pegawai 3 orang            : Rp   2.250.000
@ Rp 750.000
Biaya Overhead                  : Rp     250.000
Langganan Koran                 : Rp      90.000
Biaya Sewa Tempat               : Rp     350.000  +
TOTAL                           : Rp   2.940.000

LABA BERSIH / BLN               : Rp   3.060.000

Sekian ulasan dari bisnisukm mengenai bisnis warung burjo yang semoga dapat memberikan manfaat dan memberikan inspirasi bagi Anda yang tertarik untuk menekuni bisnis warung makan. Untuk mendapatkan inspirasi lainnya bisa cek di website bisnisukm.com, yang mana Anda dapat menemukan berbagai ide bisnis, inspirasi bisnis, video bisnis, pemasaran, dan masih banyak lagi. Nah buat para pemula nih pelajari juga strategi marketing yang bikin dagangan laris manis di tahun 2020. 

Nah Anda yang mau menekuni bisnis warung makan dan ingin punya konsep yang lebih menarik lagi dengan mengusung tema kekinian namun tetap menawarkan suasana santai, bisa nih menyempurnakan konsep warungmu dengan mengemas makanan menjadi lebih menarik.

Kemana kira – kira Anda dapat menemukan kemasan dengan desain yang menarik, unik, keren dan yang pastinya kekinian? Hanya di dikemas.com Anda bisa menemukan berbagai jenis kemasan lengkap selengkap lengkapnya, dengan jenis kemasan, ukuran kemasan dan lain sebagainya. Bisa konsultasi gratis dengan CS jika Anda belum menentukan jenis kemasan yang cocok dengan produk Anda.

Simak juga inspirasi liputan bisnis dari bisniskuliner.id, disana Anda akan menemukan berbagai video liputan inspirasi dari pengusaha sukses, yang membagikan pengalamannya, tips dan trik merintis bisnisnya dari 0.

Jangan sampai terlewatkan setidaknya ada 50 lebih pengusaha restoran, rumah makan, kedai, cafe yang bisa Anda temukan.

Langsung cek aja, berikut kisah pengusaha sukses yang membagikan kisahnya dalam memulai bisnisnya dan simak bagaimana ia mendapatkan modal bisnis.

Cat : Jika musim liburan panjang bagi mahasiswa, maka biasanya omsetnya menurun hingga mencapai Rp 450.000 / hari. Dengan biaya bahan pokoknya berkisar antara 50% – 60% dari omset

14 Komentar

  1. @adrionita: Tidak ada yang perlu di perbaiki. Kembalikan saja fokus anda seperti anda memulai usaha itu. Bang Kumis bilang. Apapun bisnisnya memiliki peluang naik dan turun. lumrah dan wajar mengikuti siklus naik turun.

  2. saat ini saya baru membuka warung makan.
    apakah dengan menu Ayam dan Lele , saya akan mendapat pelanggan? dengan menu ayam dan lele setiap harinya sama ?

  3. udah punya moda 15-20 jt tapi belum yakin dengan omset atau pemasukan warung burjo boleh bagi tips ga untuk ngatasin masalah saya???
    please gan

  4. di Bandung ko ga ada Burjo yaaah. padahal Burjo di Jogja itu kebanyakan orang Sunda yang buka :|

  5. Dimana alternatif lain selain di tempat kost2an. Kalo di daerah pasar bagaimana? Kalau dengan modal 15 jt apakah bisa mulai usaha ini?

    • ..saat ini saya sedang menjalankan dua buah usaha warung tenda minuman yg ke-2 nya dengan sistem franchise.
      Yang satu ber-basis COFFEE tapi ngga murni kopi(semacam milkshake) dan yang satunya TEH. omset per hari rata-2 Rp.100.000 sd. Rp. 200.000,-
      boleh bagi tips-nya dong, dari juragan-2 disini…biar usaha saya makin rame.matur nuwun sebelumnya.

  6. komentar : usaha itu sederhana, tapi ringan tuk dilaksanakan. sya juga mempunyai usaha tersebut didaerah mahasiswa, di ipb bogr, usaha sudah berlangsung hampir 2 tahun tapi omset semakin menurun. menu yang disajikan hanya mie instant dan nasi goreng…
    apayang harus dilakukan untuk maikan omset?

Komentar ditutup.