Menekuni Bisnis Mainan Tradisional di Era Digital

Bisnis kerajinan panahan, mainan anak tradisionalDari semua cabang olahraga yang dipertandingkan, baik itu dalam PON, Seagames maupun Olimpiade. Atletik dan Panahan merupakan dua cabang olahraga yang paling banyak menyediakan medali emas, karena di dalam atletik dan panahan terdapat berbagai kelas yang dipertandingkan.

Bicara mengenai panahan, sekarang ini selain sebagai cabang olahraga, panahan juga diminati menjadi permainan ketangkasan warisan nenek moyang. Bahkan beberapa daerah di tanah air rutin menggelar lomba permainan tradisional ini.

Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tepatnya di Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang. Ada seorang pemuda yang menekuni bisnis kerajinan pembuatan panahan. Baru beberapa tahun berjalan, ternyata kerajinan panahan mampu membuka peluang usaha yang menjanjikan.

Baca Juga Artikel Ini :

Mengembangkan Bisnis Mainan Edukasi Melalui Internet

Peluang Usaha Produksi Aneka Kerajinan Kayu

Awalnya bagi seorang Mahmun Sukron (25th), membuat panahan hanya sekedar untuk kebutuhan permainan bocah-bocah di tempat tinggalnya yang kebanyakan berasal dari kalangan kelas menengah ke bawah. Dirinya yang dipercaya menjadi salah satu pengurus yayasan dhuafa di kampungnya, sudah barang tentu setiap harinya ia bersentuhan dengan dunia anak-anak.

Tak mau anak-anak yang diasuhnya terjebak dalam permainan modern yang cenderung kurang mendidik seperti game online, Mahmun pun berpikir jenis permainan seperti apa yang cocok untuk anak-anak asuhnya. Dirinya pun memutuskan untuk membuat panahan, jenis cabang olahraga dan permainan tradisional yang memiliki nilai edukasi dan spiritual ini pun ia kembangkan.

Belajar Otodidak dan Dibantu Dukungan Keluarga

Kerajinan panahanBelajar dari internet dan bertanya sana sini mengenai pembuatan panahan, mulailah  ia membuat kerajinan panahan. Bermodalkan uang Rp 500.000, Mahmun pun membuat panahan pertamanya. Dari membuat desain dan memastikan setiap ukuran, semua dikerjakannya sendiri tetapi untuk hasil akhir masih dibantu keluarganya.

Beberapa panahan hasil buatannya kemudian di foto dan diunggah ke laman Facebook miliknya, tak disangka kawan-kawannya yang melihat foto-foto tersebut lantas bertanya dimana tempat pembuatannya dan tertarik untuk memiliki kerajinan itu.

“Ketika saya posting di Facebook banyak yang nawar. Dari situlah kemudian saya mulai produksi massal, jadi tidak hanya untuk anak-anak tapi untuk penjualan juga.” Kata Mahmun.

Penghasilan dari bisnis kerajinan ini pun cukup lumayan, dalam sebulan kerajinan panahan mampu diproduksi 20 hingga 30 unit dengan harga jual bervariasi dari Rp 250.000 sampai Rp 500.000 untuk satu unit busur panah ditambah 3 buah anak panah.

“Panahan yang saya produksi saat ini ada 3 jenis, yakni standar, horse bow dan long bow,” kata Mahmun.

Ikut Kursus Memanah dan Gunakan Bahan Sederhana

Mahmun Sukron pengrajin panahanTak tanggung-tanggung, untuk mendalami seluk beluk dunia memanah, Mahmun pun mengikuti pelatihan teknik memanah di Prigen (Pasuruan) yang kebetulan waktu itu salah satu perkumpulan pemanah di tanah air sedang mengadakan workshop disana.

”Saya ingin belajar tekniknya bagaimana cara memanah yang benar, seperti apa gaya tarikannya. Dari situlah kemudian saya tularkan kepada anak-anak binaan saya, barangkali nanti dari beberapa anak binaan saya tertarik ke dunia atlit panahan, mereka sudah punya dasar yang benar,” ujar staf humas Universitas Jember ini.

Panahan buatan Mahmun ini memang bukan dikhususkan untuk cabang olahraga panahan sesungguhnya, karena terbuat dari bahan-bahan sederhana. Jika mengacu pada olahraga panahan, mulai busur dan anak panahnya yang terbuat dari kayu kualitas tinggi dan serat karbon bisa bernilai sampai belasan juta rupiah. Sadar akan hal itu, Mahmun lebih senang jika kerajinan kayu buatannya ini dikategorikan sebagai permainan tradisional.

Bahan baku yang digunakan pun cukup mudah didapatkan, seperti bambu, kayu dan benang serta pipa PVC (Poly Vinil Chloride) untuk bahan pembuatan busur panah. “Kalau bahan baku saya pikir tidak masalah, kalau PVC misalnya, di toko bangunan kita mau beli berapa pun tinggal pesan, di sini banyak limbah kayu.” ujar Mahmun.

Selain bahan baku tadi, Mahmun juga masih mendatangkan bahan baku lainnya dari luar kota. Untuk bahan baku membuat sayap anak panah di butuhkan bulu ayam kalkun sebagai hiasannya dan juga sebagai keseimbangan ketika anak panah di lesatkan. Bulu ayam kalkun itu di pesannya dari daerah Bogor, karena masih jarang ada peternakan ayam kalkun di Jember.

Kendala Tenaga Kerja dan Pengiriman Barang

Kerajinan panahan dari limbah kayuNamun yang jadi persoalan di saat awal-awal proses produksi adalah tentang tenaga kerja. Mahmun mengatakan karena panahan buatannya merupakan produk kerajinan jadi tidak semua orang bisa membuatnya. Dari beberapa orang pekerjanya, tidak semuanya tetap, melainkan hanya tenaga lepas. Tetapi pesanan pun kerap datang dari berbagai kota di tanah air.

Biasanya pesanan dalam jumlah banyak datang dari para pemilik klab atau agensi jasa pariwisata outbond. “Jadi dibuat perang-perangan, perang panah gitu, menggunakan anak panah yang ujungnya spoon. Ada juga yang dibuat lomba, jadi ada lomba yang khusus menggunakan panahan dari PVC.” Terang Mahmun.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha
Klik Disini

Mengandalkan penjualan secara langsung di rumahnya dan pemasaran online, pernah datang padanya pesanan dari Malaysia dan India, namun pesanan dari India di batalkan karena setelah dihitung, biaya ongkos kirim terlalu mahal.

“Ongkos kirim dibandingkan dengan biaya produksinya jauh lebih mahal, itu yang menyulitkan untuk masuk pasar ekspor. Saya sering belanja dari luar (negara lain) itu free ongkir, entah bagaimana itu, (harga barang) sepuluh ribu pun diantar ke saya. Itu yang saya tidak tahu kenapa negara lain bisa, Indonesia kok tidak bisa membantu UKM ini mengantarkan produknya ke pasar internasional.” Ucap Mahmun menerangkan.

Pernah juga ia mengalami masalah ketika hendak mengirimkan produknya, ada perusahaan jasa ekspedisi pengiriman barang yang menolaknya, mereka bilang barang yang akan dikirim termasuk kategori barang berbahaya, padahal sudah di jelaskan bahwa panahan yang dikirim merupakan produk kerajinan.

Mahmun meyakinan, dari bisnis kerajinan panahan ini bisa juga mendatangkan berbagai peluang usaha lainnya, misalnya dari usaha pembuatan aksesoris panahan seperti pembuatan tas untuk busur panah maupun tas untuk anak panah, pelindung lengan, sarung tangan dan pelindung dada yang semuanya berbasis dari bisnis jasa jahit.

Tim Liputan BisnisUKM
(/Detro)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jawa Timur