Menjadi Pengusaha Sukses Dari Bisnis Yoghurt

Owner Bisnis YoghurtTak seperti kebanyakan orang lainnya, selepas lulus kuliah pada tahun 2004 silam Yudi Wayan Roosdian (34) sama sekali tak tertarik melamar pekerjaan sebagai seorang karyawan. Kecintaannya akan dunia usaha telah muncul manakala Yudi mengikuti mata kuliah Manajemen Inovasi dan Kewirausahaan di kampusnya Institut Teknologi Bandung.

“Di kuliah tersebut saya akhirnya sadar bahwa mahasiswa seharusnya setelah lulus tidak hanya untuk menjadi karyawan, tapi seharusnya bisa menjadi lebih dari sekedar karyawan, yaitu sebagai pengusaha dan pembuka lapangan kerja. Dan setelah lulus kuliah, saya tak pernah sekalipun melamar kerja. Sebagai gantinya, saya mendirikan bisnis yoghurt dan totalitas di sana. Tokoh yang menginspirasi saya adalah Alm Bob Sadino,” ujarnya.

Ketertarikan Yudi terhadap bisnis yoghurt mulai besar ketika Ia mengerjakan tugas akhir (skripsi) di Mikrobiologi ITB tahun 2003. “Saat itu di laboratorium ada bakteri yoghurt, kemudian saya iseng-iseng memanfaatkannya untuk membuat yoghurt dan dikonsumsi sendiri. Ternyata teman-teman juga tertarik dan mulai banyak yang suka, akhirnya saya dan beberapa teman memutuskan untuk berbisnis yoghurt setelah lulus kuliah di tahun 2004,” jelas Yudi.

Di bawah naungan brand Raja Yoghurt, sejak tahun 2004 hingga 2009 Yudi memproduksi yoghurt skala home industry. Bahkan perkembangan bisnis Raja Yoghurt cukup pesat, di tahun 2004 kapasitas produksinya sekitar 5-10 liter yoghurt per hari dan di tahun 2009 Raja Yoghurt rata-rata telah mampu menghasilkan 50 sampai 100 liter yoghurt setiap harinya.

Beralih ke Bisnis Pelatihan Cara Membuat Yoghurt

“Tapi saya mulai kesulitan untuk mengembangkan produksi di atas 100 liter per hari, dan kesulitan untuk memasarkan produk ini ke seluruh Indonesia. Akhirnya setelah melalui proses berpikir yang panjang, saya memutuskan untuk mengubah total bisnis ini, dari semula sebagai produsen yoghurt, tahun 2009 saya beralih membuka pelatihan cara membuat yoghurt dengan media DVD, dan menjual bahan produksi yoghurt,” tutur alumni ITB tersebut.

Di samping untuk melakukan inovasi bisnis, langkah ekstrim ini sengaja diambil Yudi agar setiap orang di seluruh Indonesia memiliki kesempatan untuk memproduksi yoghurt sendiri, serta memasarkan produk mereka sendiri. “Ini jauh lebih baik dibandingkan saya membangun pabrik yoghurt yang besar. Karena dengan mengajarkan orang-orang untuk memproduksi yoghurt sendiri, maka secara otomatis akan membuka banyak sekali sumber penghasilan bagi banyak orang, dan otomatis juga akan membuka banyak sekali lapangan kerja baru,” ungkap pengusaha sukses tersebut.

Terbukti, strategi bisnis yang diambil Yudi berhasil mengantarkan Raja Yoghurt ke puncak kesuksesan usaha. Dengan harga jual produk mulai dari Rp 10.000,00 untuk pewarna yoghurt, Rp 23.000,00 untuk perisa yoghurt, Rp 50.000,00 untuk bubuk anti ragi, Rp 60.000,00 harga bibit Yoghurt, Rp 115.000,00 untuk gelatin sapi halal dan Rp 400.000,00 untuk paket pelatihan yoghurt, saat ini Yudi bisa mengantongi omzet sekitar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta dalam sebulan.

Membuka Lapangan Kerja di Seluruh Indonesia

Bukan hanya omzet berlimpah saja yang didapatkan Yudi saat ini, melalui Raja Yoghurt, ia bisa membuka lapangan kerja di seluruh Indonesia. “Diperkirakan lapangan kerja yang telah dibuka oleh para peserta pelatihan yoghurt ada pada kisaran 1.000 hingga 2.000 orang, tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan perkiraan kapasitas produksi gabungan dari seluruh peserta pelatihan yoghurt ada berkisar 10.000 sampai 20.000 liter per hari di seluruh Indonesia,” ujar owner Raja Yoghurt tersebut.

Melalui bantuan internet, Yudi yang awalnya hanya bisa menjangkau pasar lokal (Bandung) kini bisa merambah hingga skala nasional. “Awalnya banyak calon konsumen yang ragu untuk melakukan transaksi online, karena khawatir ada unsur penipuan. Namun kendala ini pelan tapi pasti dapat diatasi dengan terus menjaga komunikasi dengan calon pembeli, terbuka atas setiap pertanyaan, melayani pesanan eceran dengan nominal sangat kecil (pemesanan senilai Rp 10.000 tetap saya layani), serta tidak ada unsur pemaksaan untuk membeli produk ini,” terangnya.

Meski saat ini bisnis yoghurt Yudi bisa dikatakan cukup sukses, namun ia tak lantas puas dengan apa yang dicapainya hari ini. “Ke depannya saya ingin mengembangkan bisnis ini dalam bentuk “mini franchise” yaitu franchise yang sangat disederhanakan sehingga mudah diterapkan di seluruh Indonesia dan dengan biaya yang sangat terjangkau. Saya ingin tidak hanya ribuan orang yang merasakan manfaat finansial dari bisnis yoghurt, namun juga merasakan manfaat kesehatan dari mengkonsumsi yoghurt,” harap Yudi.

Bagi pemula yang ingin terjun di dunia usaha, Yudi tak sungkan berbagi rahasia suksesnya dalam merintis bisnis yoghurt. “Kunci sukses bisnis adalah mengkombinasikan doa, niat, semangat, konsistensi, kerja keras, kerja pintar dan pantang menyerah,” pesan Yudi.

Tim Liputan BisnisUKM

Info Kontak Usaha Raja Yogurt