Modal Rp 25 Ribu, Ibu RT Ini Bisnis Kerajinan Beromzet Jutaan Rupiah

Ayu Pandansari modal 25 ribu bisnis kerajinan anyaman tali kur
Ayu Pandansari hanya butuh modal Rp 25 ribu untuk memberanikan diri memulai bisnis kerajinan anyaman tali kur.

Yogyakarta – Ayu Pandansari (27) sebelumnya tak pernah menyangka keisengannya membuat kerajinan yang ia praktikan dari hasil menonton youtube dan googling itu mampu meraup keuntungan yang signifikan. Meski masih tahap belajar, tapi hasil kelihaian tangannya itu langsung diminati pasar. Ayu pun mengantongi omzet jutaan rupiah setiap bulannya dari bisnis kerajinan tersebut.

Ayu begitu ia akrab disapa, mulai bisnis kerajinan anyaman berbahan dasar tali kur itu sejak Mei 2016. ”Coba-coba tutorial dari google, terus buat hadiah dorrprize di RT. Setelah itu malah ada yang suka dan pesan,” ungkapnya.

Dari Iseng-iseng Berhadiah Lanjut Posting Lewat Facebook

Dalam sehari Ayu bisa membuat-2-3 tas anyaman tali kur.
Dalam sehari Ayu bisa membuat-2-3 tas anyaman tali kur. Ia menjual produk kerajinan anyaman ini dengan harga mulai dari Rp 70 ribu.

Dari situlah, Ayu terpikirkan untuk lebih menekuninya sebagai usaha yang menjanjikan. Karena untuk satu tasnya bisa laku ratusan ribu rupiah. Namun beberapa waktu itu ia sempat vakum karena harus pulang ke Sumatera asal suaminya. Akhirnya Oktober 2016 ia mulai lagi merajut tali kur dan langsung dapat pesanan dari beberapa tetangganya yang mayoritas ibu rumah tangga. Merasa puas dengan hasilnya, Ayu pun memposting hasil karyanya itu ke Facebook.

”Alhamdulillah setelah posting itu, banyak yang respon. Tanya-tanya dan ada yang pesan. Ada kepuasan tersendiri, dari belajar otodidak namun hasilnya tidak mengecewakan bahkan layak jual,” kata Ayu antusias.

Ibu dua anak ini yang notabene memang suka membuat aneka kerajinan, sebelumnya ia membuat toples, kotak hias, bross yang berbahan dasar flanel dan pita. Membuat kerajinan tersebut membutuhkan waktu khusus dan beberapa alat yang membahayakan yaitu jarum, dan lem tembak. Sehingga sangat membahayakan kedua putranya yang masih balita saat itu. Hal itulah yang menjadi pertimbangannya sampai akhirnya memutuskan membuat tas macrame.

”Iya duluya 2013 main flanel dan pita. Pakainya kan lem tembak kan riskan karena punya anak kecil-kecil. Jadi pilih kerajinan macrame saja yang bahannya aman dan simpel. Ya hanya menggunakan tali kur, keahlian, dan kreativitas,” papar istri dari Haris Munandar ini.

Dari Modal Rp 25 Ribu Dapat Omzet Jutaan/ Bulan

Bisnis kerajinan tas anyaman dari tali kur
Bisnis kerajinan tas anyaman dari tali kur ini masih jarang ditemui di pasaran, tak heran jika harga jualnya masih cukup mahal.

Sang sumai tentu sangat mendukung kegiatannya, namun dengan satu syarat jangan sampai anak-anak terabaikan. Dalam satu hari, Ayu mampu menghasilkan 1 sampai 5 tas macrame ukuran kecil. Kalau sepekan bisa menghasilkan 3 sampai 5 tas ukuran sedang yang ia kerjakan seorang diri.

Modal yang ia gelontorkan untuk membuat tas macrame ini pun sangat terjangkau. Yaitu Rp 25 ribu untuk membeli bahan tali kur yang cukup untuk membuat satu tas. Untuk harga jual tas macrame, Ayu membandrolnya mulai harga Rp 100 ribu, tas besar mulai Rp 200 ribu, dompet kecil dan tempat pensil mulai harga Rp 70 ribu. Tergantung tingkat kesulitan, motif, dan warna.

Baca Juga Artikel Ini :

Dokter Cantik 27 Tahun Ini Lakoni Bisnis Anyaman Beromzet Rp 100 Juta

Jadi Korban PHK, Dewi Gandeng Anak Yatim Besarkan Usaha Tas Lukis

Ayu mengaku kini omzet perbulannya mampu tembus Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Tas macrame ini masih jarang ditemui di pasaran, sehingga membuatnya eksklusif. Keunikan dan kualitasnya mampu membuat harga yang cantik.

”Keunggulan produk kami lebih awet karena kuat dan buatan tangan. Bisa request model, warna dan motif. Harga sangat terjangkau untuk kualitas tas hand made,” akunya.

Tak Sungkan Berbagi Ilmu Dengan Sesama Ibu-ibu

Ayu berbagi ilmu dengan komunitas crafter Plat AB
Ayu tak sungkan berbagi ilmu dengan teman-temannya di komunitas crafter Plat AB.

Ibunda dari Kenny Calosa dan Arfa Haidar Akma ini juga tergabung dalam komunitas Crafter Plat AB. Dalam komunitas tersebut, selain berbagi pengalaman dalam berkreasi Ayu juga tak enggan mensharing kemampuannya merajut tali kur.

”Ini baru pertama kali ngadain workshop sama temen-temen komunitas Crafter Plat AB di rumah dan  gratis untuk 10 orang saja. Karena tempatnya terbatas. Semuanya terdiri dari para ibu rumah tangga,” jelasnya.

Ayu mengungkapkan, tidak ada kesulitan berarti dalam proses produksi tas macrame. Hanya saja karena membuatnya dengan tangan, jadi jari-jari mudah sakit. Apalagi ketika mendapat motif baru, sehingga harus benar-benar memperhatikan jangan sampai salah.

Sebagian ibu rumah tangga memang ingin tetap berpenghasilan, tanpa meninggalkan rumah dan anak-anak. Sehingga bisnis kerajinan menjadi pilihan para anggota komunitas Crafter Plat AB termasuk Ayu yang bisa mereka kerjakan di rumah di sela-sela pekerjaan rumah tangga.

”Buat para ibu yang ingin berpenghasilan dari rumah, temukan bakat, eksplore kemampuan dan jangan mudah putus asa,” ujar Ayu.

Usaha kerajinan yang Ayu berinama Haka Collection itu diharapkan bisa terus berkembang. Tak hanya mampu melayani pesanan, tapi bisa menyetok produk lebih banyak lagi. Sehingga Haka Collection ke depannya bisa ikut pameran, punya outlet dan mampu bersaing dengan tas merek ternama lainnya.

Sejauh ini Ayu memasarkan produknya secara offline dan online yaitu ditawarkan langsung serta lewat Instagram serta Facebook. Koleksi tas macrame Haka Collection bisa dijumpai di Instagram @aiiu_haka, Facebook aiiu kenny dan Fanspage Haka Collection.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Titis A.W)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Yogyakarta