Modifikasi Motor 4 Difabel Untungnya Makin Tebel

Memiliki kekurangan fisik sejak kecil ternyata tak mengurangi semangat Tulus Budi Prasetyo untuk merintis sebuah usaha. Menyandang cacat polio sedari Ia berumur dua tahun, Tulus tak lantas menyerah dengan kondisi fisiknya namun Ia semakin termotivasi agar tak kalah bersaing dengan teman-temannya yang lebih beruntung.

Menyadari kecacatan pada dirinya cukup membatasi ruang geraknya selama ini, Tulus kemudian terdorong untuk menciptakan motor difabel agar para penyandang cacat di luaran sana bisa beraktivitas dengan mudah tanpa dipandang remeh oleh orang-orang di sekitarnya. Pengalaman buruknya sejak tahun 1990-an yang kurang puas dengan hasil modifikasi beberapa bengkel motor yang Ia kunjungi, ternyata kini memberikan peluang bisnis yang cukup mengiurkan bagi dirinya dan dua orang tenaga kerjanya.

Melihat banyaknya bengkel motor yang masih asal-asalan memodifikasi motor roda tiga bagi para difabel, Tulus mencoba membuka bengkel kecil di kawasan Cempaka Putih dengan memanfaatkan ruangan kosong berukuran 6 m x 5 m. Usaha yang dibangun pada tahun 2009 tersebut sengaja Ia rintis untuk menciptakan motor difabel yang tentunya memperhatikan keamanan, kenyaman, dan ketahanan bagi para penggunanya.

pengusaha modifikasi motor difabel

Motor 4 Difabel Diproduksi Sesuai Pesanan

Dengan modal awal sekitar Rp 3 juta, lelaki kelahiran Karanganyar, 12 Oktober 1972 ini membuka bisnis jasa modifikasi motor dengan nama Motor 4 Difabel yang memiliki makna Motor For Difabel. Dengan mengusung konsep kerja made by order, Tulus melihat terlebih dahulu jenis kecacatannya apakah polio, amputasi, atau paraplegia dan alat bantu yang digunakan semisal tongkat, kursi roda, dan lain-lain.

Setelah informasi mengenai kondisi konsumen Ia dapatkan, motor 4 difabel kemudian dibuat sesuai dengan kondisi pemakainya. Untuk setiap kebutuhan dan merek motor yang digunakan, Tulus membandrol tarif harga yang berbeda. Untuk motor 4 difable yang menggunakan motor bebek dan sport, biasanya sarjana Statistika dari Institut Pertanian Bogor ini membebankan tarif sekitar Rp 5 juta−Rp 8 juta. Sedangkan untuk sepeda motor matik, dibandrol sebesar Rp 7 juta sampai Rp 9 juta. Besar kecilnya tarif tersebut ditentukan oleh item-item yang diminta konsumen.

Dari bisnis bengkel motor yang Ia kembangkan, setiap bulannya IT Executive/Database Administrator PT Naviga Tech Asia ini bisa menerima pesanan motor 4 difabel sekitar 2-3 unit. Kendati bisnis modifikasi motor 4 difabel untungnya makin tebel, Ia tidak melupakan niat utamanya untuk membantu sesamanya. Mengingat motor for difabel ini penggunaannya terbilang cukup berbeda dengan motor biasa, Ia memberikan training selama tiga hari untuk membantu konsumen menggunakan motor 4 difabel.

Selain itu, Tulus juga membekali para pengguna dalam merawat kendaraan tersebut. Jadi, apabila dikemudian hari muncul sebuah masalah, maka si pengguna bisa memberitahukan apa masalahnya dan bisa membawanya ke bengkel Tulus jika lokasinya tidak terlalu jauh. Semoga kisah sukses Tulus Budi Prasetyo dalam membangun bisnisnya bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk segera terjun di dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses!

Sumber gambar : 
1. http://www.pengusahaindonesia.co.id/pengusahaindonesia/uploads/2013/06/Featured-hb-motor-res72-660x330.png
2. http://farm8.staticflickr.com/7044/7005372193_f70910db7c_z.jpg

7 Komentar

  1. biaya untuk modif motor 4 difable kan sesuai permintaan konsumen.
    kalau misal yang biasa aja, yang penting bisa dipakai.
    maksudnya paling murah berapa. minta alamat bengkel 4 difabel nomor telfonnya?
    Terima kasih

  2. bisa minta alamat bengkel 4 difabel milik Tulus dan nomor telfonnya? sy berminat modif motor untuk mbah saya

  3. om…..
    mau tanya nih
    biaya untuk modif motor 4 difable kan sesuai permintaan konsumen.
    kalau misal yang biasa aja, yang penting bisa dipakai.
    maksudnya paling murah berapa.

Komentar ditutup.