Peduli Terhadap Sampah, Sassa Tuai Rupiah Dari Kerajinan Kaleng Bekas

Sassa owner istana kaleng
Sassa atau Siti Restamti, wanita 31 tahun yang meski di usia muda, sudah mampu berbuat banyak untuk lingkungannya. Ia dirikan Istana Kaleng lima tahun yang lalu.

BOYOLALI, JAWA TENGAHPertama kali kaki melangkah masuk rumah di Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, mata langsung disuguhi ratusan kaleng bekas yang tertumpuk di ruang tengah. Meski bekas, kaleng-kaleng itu tak lagi kotor dan berkarat. Di rumah Siti Restamti, kaleng-kaleng itu berubah jadi kerajinan unik nan indah.

Bukan hal baru bila sampah kaleng bekas jadi momok yang sulit ditangani. Bahkan bila musim hujan tiba, sampah kaleng bisa menjadi sumber penyakit. Berangkat dari kepedulian terhadap sampah kaleng, wanita yang akrab dipanggil Sassa itu mulai menekuni bisnis kerajinan kaleng bekas yang ia beri nama Istana Kaleng.

Rumah Sassa kini bukan rumah biasa. Bak istana, berbagai kaleng warna-warni terduduk di sana. Sassa menyulap kaleng bekas menjadi berbagai kerajinan seperti celengan, jam dinding, tempat pensil, kotak p3k, bahkan tempat sampah. “Sebenarnya inspirasi datang dari tayangan TV. Saat itu ada tayangan yang mengisahkan tentang daur ulang kaleng. Saya langsung tertantang,” ujar ibu dua anak itu, Minggu (23/10/2016).

Pada kaleng-kaleng bekas yang sudah berubah bentuk itu, Sassa sematkan gambar-gambar lucu. Tujuannya agar menarik minat anak kecil. Sejak 2011, awal mula Istana Kaleng berdiri, Sassa memang menyasar anak-anak. Sassa berharap, anak-anak dapat pula belajar dengan kaleng bekasnya, misal belajar menabung dengan celengan atau belajar menghargai waktu dengan jam dinding.

Sassa Jamin Kalengnya Aman untuk Anak

Kerajinan kaleng bekas aman untuk anak-anak
Meski dari kaleng bekas, Sassa menjamin kerajinannya aman untuk anak-anak. Ia cuci kaleng hingga bersih dan gunakan cat yang aman untuk anak.

Dalam perjalanan usahanya, Sassa mengaku menemui berbagai hambatan. Salah satu hambatan besarnya adalah meyakinkan orang tua bahwa meski terbuat dari kaleng bekas, produk Istana Kaleng tetap aman untuk anak-anak.

Sassa pun menganggap itu wajar. Dia pun berusaha menemukan formula tepat untuk membuat kaleng bekas benar-benar bersih dan higienis. Maka sejak awal pembuatan berbagai kerajinan dari kaleng bekas, Sassa memilih sendiri kaleng-kaleng yang ia pakai.

Setelah memilih kaleng bekas yang tak terlalu kotor dan rusak, masuklah tahap pencucian. Sassa mencuci bersih kotoran dan karat yang melekat berkali-kali sesuai kebutuhan. Setelah itu, kaleng dilapisi cat dasar yang aman dan membentuknya menjadi kerajinan tertentu.

Baca Juga Artikel Ini :

Kerajinan Daur Ulang Kaleng Bekas

Berkah Rupiah Dari Kerajinan Daur Ulang Sampah

Langkah selanjutnya adalah menyematkan sisi kreatif. Sassa menggambar kaleng-kaleng itu dengan sedikit imajinasi hingga jadilah sketsa tokoh-tokoh kartun menggunakan pensil. Setelah itu sketsa ditebalkan dengan pewarna dan dilapisi cat pernis khusus agar tidak cepat mengelupas.

Sassa pun menjamin seluruh bahan yang ia gunakan benar-benar aman bagi anak. Ia mengaku sudah melakukan riset dan mencoba berbagai cat berbeda hingga menemukan cat khusus yang aman dan tak berbahaya seperti saat ini.

Anak-Anak Kerap Berkunjung ke Istana

Aneka kerajinan kaleng bekas
Dari kaleng bekas yang kadang dibuang begitu saja, Sassa dan karyawannya mampu membuat berbagai kerajinan seperti celengan, jam dinding, wadah kerupuk, dan lainnya.

Dibantu dengan sejumlah karyawan, Sassa dapat menghasilkan puluhan kerajinan dalam sehari.  Kebanyakan pesanan pun datang dalam skala besar. Saat ramai, terkadang pemesan harus rela menunggu berbulan-bulan untuk melihat produk custom buatan Istana Kaleng.

Harga kerajinan kaleng bekas di Istana Kaleng pun terbilang terjangkau, yakni mulai dari ribuan hingga ratusan ribu sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. Karena semua dikerjakan manual, Sassa mengaku desain tak akan sama persis satu dan lainnya.

Selain mengerjakan pesanan, ternyata Sassa juga kerap dikunjungi anak-anak Taman Kanak-Kanak dan Playgroup. Mereka mengunjungi Istana Kaleng untuk belajar membuat kerajinan, mewarnainya, dan nantinya mereka bawa pulang sendiri.

Istana Kaleng memang disulapnya menjadi semacam workshop agar anak-anak dapat belajar segala hal di sana. “Selain itu, mereka juga dapat teredukasi secara moril. Mereka mewarnai celengan, sambil kita kasih tahu apa guna menabung untuk masa depan,” tutup Sassa.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Rizki B. P)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Solo Raya