Pengusaha Kerupuk di Tanjungpinang Jelajahi Pasar Singapura

Berkunjung ke Tanjung Pinang, Kepri rasanya tak lengkap bila pulang ke rumah tak membawa oleh-oleh kerupuk ikan. Namun, siapa sangka bila dari sebungkus kerupuk ikan ini ada kisah sukses seorang anak perantauan dari Bangka yang kini telah menjadi pengusaha besar di Tanjung Pinang dari bisnis kerupuk ikan yang Ia kembangkan.

Adalah Bona Chandra (53) seorang anak perantauan dari Bangka yang dulunya sengaja datang ke Tanjungpinang untuk mengadu nasib di tanah orang, kini beliau sukses menjadi pengusaha kerupuk yang produknya telah tersebar di seluruh penjuru Kepulauan Riau.

“Saya awalnya dulu ke Tanjungpinang ikut usaha orang lain, lalu di tahun 1986 saya merantau ke Palembang untuk belajar membuat kerupuk, dan di tahun 1988 silam saya kembali ke Tanjungpinang untuk memulai usaha kerupuk seperti ini,” ujar Bona kepada tim BisnisUKM.com (21/05).

Dibantu istri dan seorang saudaranya, saat itu Bona mengawali usaha kerupuk ikan ini dengan modal Rp 500.000,-. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, sekarang ini bisnis kerupuk ikan yang mengusung brand “Sumber Rejeki” ini telah mempekerjakan sedikitnya 22 orang tenaga kerja yang setiap harinya mampu memproduksi kerupuk ikan sekitar 200 kilogram.

“Untuk kapasitas produksi saya sebulan bisa membuat 5 ton kerupuk atau rata-rata sehari 200 kilogram untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen,” kata Bapak dua anak tersebut. Selain memproduksi kerupuk ikan tenggiri, Bona juga mulai mengembangkan beberapa produk baru seperti misalnya kerupuk ikan tongkol putih, kerupuk gonggong, kerupuk udang, kerupuk cumi, kerupuk otak-otak, dan ada juga kerupuk kentang.

Tembus Pasar Singapura

Ketika ditanya mengenai jangkauan pasar yang Ia miliki, Bona mengaku bahwa sekarang ini kerupuk Sumber Rejeki telah tersebar di berbagai toko swalayan dan pusat oleh-oleh yang ada di Kepulauan Riau. Tak hanya itu saja, sejak beberapa waktu yang lalu kerupuk buatan Bona telah merambah pasar ekspor ke negara tetangga seperti Singapura.

“Awalnya bisa masuk ke Singapura karena dulu saya ditelpon orang Singapura yang minta bertemu di Batam dan membawa sampel produk. Setelah saya menemuinya dan membawa sampel produk, lalu dia mencoba kerupuk saya dan mulai pesan minta dikirim ke singapura rutin seminggu sekali,” ungkapnya.

Dengan bantuan pemerintah khususnya Disperindag yang seringkali mengajak Bona untuk mengikuti berbagai macam event pameran, Bona mengaku selama ini tidak ada kendala untuk bisa ekspor ke Singapura. “Melihat proses pemasaran ke Singapura tak ada kendala yang berarti, kedepannya saya ingin memperluas pemasaran tidak hanya ke Singapura tapi juga bisa merambah pasar eropa dan lain sebagainya,” papar Bona.

Menutup sesi wawancara kami yang cukup singkat ini, Bona memberikan sedikit tips bagi para pemula yang ingin terjun di dunia usaha. “Kalau kita mau berusaha, yang utama kita harus rajin dan jangan mudah putus asa,” pesan Bona menutup pertemuannya dengan BisnisUKM.com.

Tim Liputan BisnisUKM