Potensi & Permasalahan Pariwisata Kalimantan Timur

pariwisata-kaltimPariwisata adalah bisnis yang ready to use. Pasarnya pun jelas dan sejak lama pariwisata adalah sumber devisa yang mampu menyerap lapangan kerja karena akan membuka kesempatan berusaha pada masyarakat di sekitarnya.
Begitu juga dengan Kalimantan Timur. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Kalimantan Timur memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan daerah tujuan wisata lain di Indonesia.

Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam misalnya, berupa keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, sungai-sungai, wisata hutan tropis yang lebat, dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna liar, seperti yang terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai.

Masih ada Kepulauan Derawan, sebuah kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Hutan Lindung Sungai Wain yang mempunyai luas areal 10025 ha, serta pantai Manggar Segarasari, pantai dengan luas 13000 m2 dengan air laut yang jernih, riak gelombang yang kecil serta pasir yang putih dan masih banyak lagi.

Dengan potensi wisata seperti itu, sektor pariwisata di Kaltim tergolong primadona dalam menghasilkan devisa negara.  Pariwisata di Kaltim mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal.

Potensi dan Permasalahan Pariwisata Kalimantan Timur
Pengembangan pariwisata daerah selama ini kerap dilakukan sendiri-sendiri oleh dinas pariwisata di masing-masing kabupaten kota. Sehingga, pola pengembangannya cenderung tidak terintegrasi dan menimbulkan kesan di benak para pelaku jasa wisata atau tour operator, bahwa produk wisata yang ditampilkan tipe wisata yang hampir sama.

Padahal, relatif banyak bentuk kesenian, adat dan tradisi berbagai komunitas suku Dayak di Kaltim yang bisa ditampilkan. Namun, selama ini terkesan belum tampak upaya bersama guna membangun imej yang melatarbelakangi munculnya motivasi perjalanan wisata, guna membangun faktor penarik dan pendorong (push and pull factors) yang dapat mentransformasikan berbagai informasi tentang tipologi objek kepariwisataan.

Karena itu, diperlukan kerangka bersama untuk lebih menampilkan exotic and unique culture ”the paradise”, adventure dan lainnya yang menampilkan corak tertentu pada masing-masing daerah. Sehingga membuka ruang core bisnis yang dapat ditangkap dan dikembangkan para pelaku dunia usaha di sektor kepariwisataan agar diarahkan memenuhi need and wants, sehingga lebih efisien terutama dari segi kepastian waktu dan nilai jual.

Perlunya Sinergi Antara Insan Pariwisata dan Stake Holder Terkait
Guna meningkatkan kepariwisataan di Kaltim perlu dibangun hubungan yang sejajar (balanced relationship) melalui sinergi, baik berupa jaringan informasi maupun strategi secara bersama antar daerah kabupaten kota, untuk mengidentifikasi sekaligus mengklasifikasi tipologi wisata unggulannya yang marketable.

Hanya saja, lemahnya koordinasi di lintas sektoral bahkan antar sub sektor saling jor-joran menonjolkan ego daerahnya masing-masing, membuat berbagai peluang yang semestinya dapat dimanfaatkan justru semakin terabaikan.

Pengembangan pariwisata harus dilakukan secara agresif tidak hanya mengandalkan satu sudut pandang berdasarkan salah satu komponen dari daerah tertentu saja sekadar melalui ekspose mengikuti pameran dan pentas seni budaya yang sifatnya cenderung lebih seremonial.

Mungkin orientasinya perlu dipertajam lagi berupaya menciptakan alat propaganda yang ampuh. Misalnya menggencarkan brosur, pamflet serta kemasan paket wisata yang lebih up to date, dipadukan dengan adat tradisional setempat yang telah menjadi tradisi bagi kehidupan masyarakat di kampung-kampung suku Dayak Kaltim yang sesungguhnya relatif banyak corak dan ragamnya menampilkan keuni

Belum Optimal
Kepala Dinas Parawisata Kaltim Drs Firminus Kunum mengakui, hingga kini potensi parawisata Kaltim memang belum terdongkrak maksimal. Dia mengatakan, kondisi infrastruktur yang tidak memadai dan minimnya sosialisasi menjadi kendala utama yang harus segara diatasi.

Beliau juga menjelaskan, jika permasalahan ini bisa diatasi, Kaltim merupakan salah satu daerah yang memiliki sektor wisata yang lebih menjanjikan. Apalagi katanya, luas wilayah Kaltim hingga kepelosok perbatasan menjadi salah satu daya tarik wisata khususnya wisata alam terbuka.

Untuk itu, ia mengharapkan, agar keluhan ini bisa segera teratasi. Apalagi, dengan limpahan APBD yang tersedia, harusnya infrastruktur jalan menjadi prioritas utama. Sebab kata Kunum, jika hal ini teratasi tidak hanya wisata yang bisa berkembang, secara langsung ekonomi masyarakat pedalaman juga ikut terangkat.

Lebih jauh Kunum menambahkan, banyaknya tamu dari daerah lain yang datang ke Kaltim saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) beberapa waktu lalu, juga sedikit mendongkrak untuk mempromosikan kekayaan budaya yang ada di Kaltim.

Selain itu, Kunum juga mengaku selama ini pihaknya tengah melakukan Treble Top Pariwisata Kaltim atau, semacam promosi wisata ke provinsi lain yang dikemas dalam bentuk diskusi dan pemaparan dan dialog dengan warga setempat. Hal ini telah dilakukan kebeberapa daerah, seperti di Surabaya dan beberapa kota lainnya, baru-baru ini.
sumber gambar : adhikusumaputra.com

4 Komentar

  1. Kami dari komando production bekerjasama dengan Global TV yang memproduksi tayangan “Happynya Bulan Madu” ingin bekerjasama dengan dinas Pariwisata KalTim untuk mempromosikan kekayaan budaya yang ada di KalTim.
    021 9178 0203 & 0815 84 396 888. Proposal menunggu. Thx.

  2. Dunia Pariwisata di Kaltim tidak ada Masalah, tetapi perlu peningkatan kerjasama antara Dinas Pariwisata dengan Tour Operator/ Travel Agent, bagaimana kita mencari potensi promosi yang terarah dan benar. Dalam hal ini kerjasama antara Tour Operator/Travel agent – Konsultan dari Negara Eropa dan Dinas Pariwisata akan membantu mendongkrak Devisa Kaltim..

  3. permasalahannya apa hanya itu??jadi apa yang harus dilakukan spy pariwisata ini bisa menjadi number 1 menggantikan minyak sbg komoditi utama??

    • Memberdayakan budaya lokal, Dinas pariwisata seharusnya juga memberikan sosialisasi betapa pentingnya pariwisata dimasa yg akan datang, setelah minyak habis…..dan betapa pentingnya menjaga budaya lokal sebagai warisan aset yang bisa dikembangkan menjadi acara rutin yang bisa dikemas dengan sebuah tarian, atau kesenian yang wujudnya bisa diliat langsung oleh wisatawan, menjaga kebersihan, dan manata obyek wisata lainnya…..serta kerjasama Dinas Pariwisata, Swasta, dan melibatkan masyarakat lokal sebagai pekerja wisata yang dikelola tersebut. serta potensi lainnya….yang ada di Kaltim.

Komentar ditutup.