Produktif di Usia Lanjut Dengan Barokah Cake & Bakery

Banyak orang yang beranggapan jika usia banyak mempengaruhi produktivitas seseorang dalam berkreasi dan menghasilkan produk usaha. Semakin tua usia seseorang maka tingkat produktivitasnya akan semakin menurun. Namun anggapan tersebut ternyata tidak berlaku bagi Hj. Wafronah Basir (78), yang kini masih aktif memproduksi aneka cake & bakery. Di usianya yang sudah lanjut, nenek yang memiliki 16 cucu tersebut masih semangat mengontrol dan mengawasi proses produksi hingga proses pemasaran aneka cake & bakery miliknya.

Ditemui di rumahnya Sabtu (26/3), Hj.Basir begitu beliau disapa menuturkan awal mula membangun usaha pembuatan cake & bakery berawal dari hobi. “Saya termasuk orang yang hobinya memasak dan membuat roti, lama-lama saya berinisiatif untuk menjual roti-roti tersebut di pasar, karena responnya bagus maka keterusan sampai sekarang,” terang Hj. Basir tentang awal mulanya menggeluti dunia roti. Setelah itu, dengan menggunakan Barokah Cake & Bakery sebagai nama usahanya, Hj. Basir mulai menekuni dan rutin memproduksi beragam roti mulai pada tahun 1980.

Meskipun berasal dari keluarga pengusaha batik, namun karena dorongan hobi dan kegemarannya memproduksi kue, Hj. Basir memutuskan untuk mendirikan usaha produksi cake & bakery di rumahnya Karangkajen Yogyakarta. Dibantu tiga orang tenaga produksi, Barokah Cake & Bakery rutin memproduksi minimal 20 kg bahan baku roti setiap harinya. Dan saat ini, tiga buah jenis roti mampu mereka produksi, yaitu Roti Boi, Roti Pisang, dan Roti Kenari.

Dengan bahan baku yang dipasok dari langganan rutinnya, produk Barokah Cake & Bakery saat ini sudah banyak beredar di beberapa pasar di wilayah Jogja. “Produk kami pasarkan di Pasar Kranggan, Pasar Sentul, Pasar Legi, Pasar Kotagede, dan Pasar Demangan,” jelas Hj. Basir dengan logat jawanya yang khas. Selain itu, tidak sedikit pula pelanggan yang datang langsung ke rumah beliau untuk memesan beragam cake & bakery untuk keperluan hajatan maupun untuk acara keluarga. Dengan harga berkisar Rp.1.200,00-Rp.1.700,00 per bungkusnya, Hj. Basir mengaku bisa memperoleh laba bersih sekitar 3 juta rupiah per bulannya.

Hj.Basir juga mengaku jika dalam proses produksi roti-rotinya tersebut tidak jarang menghasilkan bentuk yang tidak sempurna. “Kadang hasilnya memang tidak sempurna bentuknya, jika seperti itu maka roti-roti tersebut saya berikan kepada tetangga sekitar maupun jamaah sholat di masjid,” kata Hj. Basir sambil menunjuk masjid yang ada di dekat rumahnya. Atas alasan itulah, usahanya tersebut beliau beri nama Barokah Cake & Bakery, dengan maksud bisa memberikan ketentraman (barokah) bagi dirinya dan orang lain.

Ditemani salah seorang cucunya, Hj. Basir juga berujar jika saat ini beliau mulai berinovasi dengan membuat produk keripik singkong (criping telo). “Rumah saya ini dekat dengan pasar telo karangkajen, jadi bahan bakunya juga mudah untuk memproduksi criping telo,” imbuh Hj. Basir. Meskipun termasuk produk keluaran terbaru, namun criping telo tersebut saat ini sudah dipasarkan di 44 toko camilan dan oleh-oleh yang ada di sekitaran kota Jogja. Dengan dibantu suami dan salah seorang putranya, saat ini Hj. Basir berniat untuk meningkatkan kapasitas produksi criping dengan menggunakan mesin modern. “Criping telo ternyata memiliki prospek yang sangat bagus, apalagi bahan bakunya juga mudah didapat karena rumah kami sebelahan dengan Pasar Telo Karangkajen,” lanjut ibu berputra 6 tersebut.

Di akhir wawancaranya, Hj. Basir berharap jika usaha yang sudah dijalankannya puluhan tahun tersebut masih tetap bertahan dengan inovasi produk yang semakin banyak dan menarik. Meskipun saat ini sudah tidak secara penuh mengikuti proses produksi karena faktor usia, namun beliau berujar selagi masih bisa maka akan terus tetap berkarya.

Tim liputan bisnisUKM

1 Komentar

  1. usia tua bukan sesuatu yang harus ditakutkan terbukti di usia senja bu basyir msh mampu berpikir positif untuk mengisi hidup dengan penuh energi memproduksi berbagai aneka roti mdh 2 an Allah memberi kekuatan kepada beliau amin

Komentar ditutup.