Rahasia Sukses Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS)

Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS) saat ini menjadi salah satu icon kulinersambal khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Perjuangan tak kenal lelah dari sang pemilik Yoyok Hery Wahyono (40) kini membuahkan hasil dengan berdirinya 58 outlet yang tersebar di 27 kota di Indonesia. Tidak mudah memang, namun berkat ketekunan dan keuletan bapak satu orang putra tersebut, kini Waroeng SS berkembang dari yang awalnya memiliki 3 orang karyawan, sampai kini punya 1.800 orang karyawan. Sebelas tahun perjalanan Waroeng SS (memulai tahun 2002) tidak serta merta berjalan tanpa hambatan, akan tetapi hambatan yang merintangi langkah mereka tersebut justru menjadi kekuatan dalam menghasilkan produk yang lebih baik.

Ditemui tim liputan bisnisUKM di kantornya, Jumat (3/5), Yoyok bercerita tentang kunci kesuksesannya dalam mengembangkan Waroeng SS. “Untuk usaha kuliner itu yang menjadi kunci kesuksesan adalah kekuatan rasa, rasa disini tidak hanya enak, tetapi mengesankan, memikat, dan mempesona,” jelas Yoyok yang kini menjabat direktur Waroeng SS. Menguatkan apa yang sudah dikatakan, Yoyok punya cerita dimana ada sebuah warung makan yang disitu pelayanannya tidak ramah sama sekali, lokasinya kurang bersih, susah dijangkau, namun kenyataannya tetap laris. “Larisnya warung tersebut tidak lain karena memiliki citarasa masakan yang ngangeni,” ujarnya.

Kenyataan itulah yang sampai saat ini diperjuangkan Yoyok untuk senantiasa menjaga kualitas rasa menu yang ada di Waroeng SS. Bahkan karena kekhawatiran berkurangnya kualitas menu masakan yang ada, Waroeng SS yang pernah menerapkan sistem franschise, kini hanya menerapkan kemitraan tertutup, meskipun masih membuka peluang pihak-pihak luar untuk bekerjasama. Dengan sistem tersebut, Waroeng SS bisa lebih mengontrol setiap produk dari tiap outlet, sehingga kualitas citarasa hingga pelayanan bisa termonitor dengan baik.

“Untuk lebih memudahkan, kami membagi Waroeng SS menjadi beberapa manajemen area, seperti Jogja (pusat), Jabodetabek, Solo, dan Semarang, manajemen area itulah yang bertanggung jawab terhadap Waroeng SS yang ada di wilayahnya,” imbuh Yoyok. Adanya pembagian manajemen area tersebut tidak lain agar mereka bisa lebih mudah dalam memonitor segala aktivitas yang ada di setiap outlet Waroeng SS.

Harapan dan Perkembangan Waroeng SS

Ketika ditanya apa yang kini menjadi harapan dan keinginannya saat ini, Yoyok berujar ingin memperluas jangkauan Waroeng SS di setiap daerah tingkat 2 dengan minimal terdapat satu cabang. “Sejauh ini memang baru menjangkau Sumatera, Jawa, dan Bali; namun ke depannya pastilah ingin memperluas ekspansi cabang lagi, bahkan tidak hanya di dalam negeri saja, namun hingga ke luar negeri,” ungkapnya. Namun sebelum melangkah sejauh itu, saat ini Waroeng SS masih konsentrasi untuk memperkokoh bisnis intinya.

Bagi Yoyok, sebagai seorang pengusaha, dirinya saat ini tidak hanya fokus dalam mencukupi kebutuhan semata, namun lebih kepada tanggung jawab. “Jika menilik dari kebutuhan semata, hanya dengan 10 sampai 20 cabang pun saya kira sudah cukup, namun disini saya memiliki tanggung jawab terhadap para karyawan, bagaimana agar karyawan itu tidak ‘mandek’ dalam berkeasi dan berinovasi, oleh karena itu sejauh ini kami akan terus melakukan ekspansi cabang,” jelasnya lagi.

Sejauh ini, Waroeng SS bisa memperoleh omzet rata-rata 11-12 milyar per bulan untuk semua cabang di Indonesia. Kendati memperoleh omzet yang lumayan besar, namun menurut Yoyok Waroeng SS miliknya belum bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan. “Untuk margin keuntungan hanya berkisar di angak 8-13%, karena bagi saya SS ini usaha yang boros, selain operasional bahan baku, juga untuk biaya SDM yang bisa mencapai 20%,” jelasnya. Baginya, SDM itu penting karena menjadi ujung tombak usahanya, sehingga Yoyok berfikiran sebelum mensejahterakan pelanggan, dirinya harus mensejahterakan karyawannya terlebih dahulu.

Tidak mengherankan jika kini Waroeng SS sudah memiliki gedung training yang khusus disediakan untuk menggembleng teknik maupun mental para calon maupun karyawan Waroeng SS dari seluruh Indonesia. Gedung training yang terletak di Jalan Kaliurang Yogyakarta tersebut sengaja dibangun demi menghasilkan SDM Waroeng SS yang berkualitas, baik secara teknik maupun mentalnya. “Sejauh ini memang yang cukup menjadi kendala bagi kami (waroeng SS) adalah masalah SDM, khususnya kaderisasi manajemen (manager dan supervisor), katanya penduduk Indonesia itu banyak penganggurannya, namun unuk mendapatkan orang yang benar-benar mau bekerja itu ternyata sangat sulit,” terang Yoyok sembari tertawa.

Tidak hanya dari faktor internal, Waroeng SS selama ini juga cukup terkendala dari faktor external. Fluktuasi harga, birokrasi pemerintah, keamanan (kota besar) merupakan beberapa faktor luar yang terkadang menghambat proses perkembangan mereka. “Kembali lagi ke kondisi riil bangsa kita saat ini, faktor keamanan terutama di kota-kota besar terkadang menjadikan pemilik usaha seperti kami harus mengeluarkan budget khusus faktor X tersebut,” lanjut Yoyok. Namun kondisi tersebut mau tidak mau harus dilakoninya agar semua bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Di akhir wawancaranya, Yoyok memberikan pesan kepada masyakarat yang ingin menjadi seorang pengusaha seperti dirinya. “Jika ingin menjadi pengusaha sukses, pilihlah bidang yang dekat dengan dunia kita, dalam hal ini hobi, kemudian kembangkanlah hobi tersebut; selain itu sebisa mungkin mulailah bisnis itu dari nol atau dari bagian yang sekecil-kecilnya, supaya kita bisa tahu betul perkembangan bisnis kita dari mulai embrio sampai dewasa; selanjutnya fokus dan total,” terang Yoyok sekaligus mengakhiri sesi wawancara pada sore hari itu.

Tim liputan bisnisUKM

2 Komentar

  1. Mau tanya, apakah SS ini buka franchise…
    Karena saya juga pengen buka usaha kuliner.
    Kalau iya….
    Bagaimana persyaratannya,
    Dan nomor yang bisa di hubungi.

    Makasih sebelumnya

Komentar ditutup.