Renyahnya Bisnis Rumahan Kerupuk Kulit Sapi

Industri kerupuk kulit sapi Kebiasaan makan dengan kerupuk tak bisa dilepaskan dari masyarakat Indonesia. Lewat keahlian mengolah kulit, Kuntoro dan ibunya, Rugiyem, membuka bisnis rumahan kerupuk kulit sapi dengan rasa yang gurih dan renyah.

Bisnis kerupuk kulit sapiBisnis modal kecil ini telah digeluti sejak 20 tahun terakhir. Meski masih skala  rumahan, sekali produksi Kuntoro bisa menghasilkan 2 kwintal kerupuk kulit dengan omzet Rp 2-4 juta sehari.

Dalam memproduksi kerupuk kulit, Kuntoro dibantu 5 pekerja lainnya yang semuanya masih kerabat. Sedangkan bahan baku kulit dipasok oleh pelanggan dari sejumlah Rumah Potong Hewan (RPH) di Jabodetabek.

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Kerupuk Setelah Akuisisi Usaha yang Bangkrut

Menyulap Kulit Jadi Duit “Penyamakan Kulit”

Untuk membuat kerupuk kulit yang renyah, semua kulit sapi bisa digunakan. Tapi, Kuntoro lebih suka membuat kerupuk dari kulit sapi lokal dibanding sapi impor Australia yang berbulu lebih lebat.

Proses penjemuran kerupuk kulit sapi“Sapi lokal lebih mudah dibersihkan bulunya. Biasanya direbus 10 menit sudah bisa dikerok pakai pisau. Tapi, kalau sapi impor agak lama,” ujarnya kepada BisnisUKM.com di tempat produksinya kawasan Beji, Depok, kemarin.

Untuk mengerok bulu di kulit sapi memang dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Sebab, bulu tidak ada yang boleh tersisa di kulit. Dengan begitu, kerupuk yang dihasilkan nantinya akan lebih renyah dan higienis.

Proses Produksi Cukup Panjang

Proses produksi kerupuk kulit sapiMemproduksi kerupuk kulit tidak seinstan yang dibayangkan. Untuk menghasilkan kerupuk kulit yang renyah, dibutuhkan proses yang panjang. Proses diawali dengan merebus kulit dan mengerok bulu. Setelah itu, barulah kulit dipotong-potong sesuai ukuran. Selanjutnya kulit yang telah dipotong persegi empat dijemur.

“Penjemuran pakai tenaga matahari langsung. Tapi, kalau cuaca hujan terpaksa pakai oven. Semuanya masih buatan tangan, termasuk ovennya juga bikin pakai semen,” jelas Rugiyem.

Usai dijemur hingga kering barulah kerupuk diungkep selama sehari semalam. Kemudian baru bisa digoreng dan menghasilkan kerupuk yang renyah.

Kerupuk Dipasok ke Pasar Tradisional

Kerupuk yang telah jadi kemudian dimasukkan ke dalam plastik dengan berbagai ukuran untuk kemudian dijual kepada agen di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Kemiri Muka dan Pasar Dewi Sartika.

“Agen banyak yang pesan. Biasanya kita kirim ke pasar-pasar di daerah Depok,” kata Rugiyem.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Dunih)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Depok

4 Komentar

Komentar ditutup.