Resign Dari Pekerjaan Kini Sukses Jadi Juragan

Bisnis Pisang Meler Mas MaharSukses menjadi seorang juragan di usianya yang terbilang masih muda, awalnya tak mudah bagi Al Ashri Maharranu (25) untuk melepaskan jabatannya saat itu yang sudah cukup mapan sebagai supervisor di salah satu perusahaan swasta. Pengusaha muda yang akrab dipanggil Mahar ini memutuskan resign dari pekerjaan pada akhir 2014 silam dan kini mulai serius membuka bisnis camilan berbahan dasar pisang.

“Awal mula berbisnis Pisang Meler Mas Mahar ini ketika saya berhenti dari pekerjaan saya sebagai supervisor di salah satu perusahaan swasta. Saya memutuskan utuk membuka bisnis camilan pisang ini setelah sebelumnya saya juga pernah membuka bisnis serupa tapi berbeda menu yaitu pisang kremes pada tahun 2009. Namun karena dulu saya belum mempersiapkan dengan matang, akhirnya bisnis tersebut kolaps dan saya memutuskan bekerja hingga pada akhir 2014 saya memutuskan untuk resign,” ujar Mahar ketika ditanya mengenai awal mula merintis usaha.

Merintis bisnis olahan pisang dengan modal awal sekitar Rp 5 juta, lelaki berkacamata ini dulunya mengaku kesulitan untuk mempromosikan bisnisnya melalui media online. “Karena usaha ini dimulai dari rumah saya, promosi usaha saya lakukan lewat media online dengan sistem pesanan. Sangat sulit saat itu mendapatkan pembeli dari online tetapi saya tidak patah semangat akhirnya pada awal Maret saya mulai kebanjiran orderan dan saya mulai memberanikan diri untuk membuka outlet di depan teras sebuah minimarket,” kenang Mahar.

Pengusaha sukses di bisnis olahan pisangMengaku terinspirasi untuk terjun ke dunia usaha karena melihat kisah sukses almarhum Bob Sadino, Mahar tak sedikitpun mengeluh meskipun di awal-awal merintis usaha Ia menghadapi berbagai kendala usaha. “Bahan baku yang hanya bertahan 3 sampai 4 hari, membuat saya harus memproduksi dan mempersiapkan bahan setiap saya akan berjualan agar selalu fresh apabila ingin dijual,” ungkap pengusaha sukses yang kini telah memiliki 1 cabang outlet tersebut.

Sejauh ini Mahar memasarkan bisnis camilan pisang melalui media online seperti misalnya melalui Facebook dan Twitter. Sedangkan untuk media offline Ia menyebarkan brosur ke lingkungan sekitar dan memanfaatkan pemasaran dari mulut ke mulut. Cara ini ternyata cukup efektif, dibandrol dengan harga jual mulai dari Rp 2.500,00 – Rp 3.000,00/ saat ini Mahar bisa mengantongi omzet sekitar Rp 3 juta setiap bulannya.

“Perkembangan usaha dari mulai saya rintis hingga saat ini Alhamdulillah bisa dibilang sangat pesat. Sebab dalam kurun waktu yang relatif singkat saya sudah mulai balik modal. Harapan saya kedepan bisa membuka cabang di berbagai kota seperi Jogja, Bali, Bandung, dan lain sebagainya,” kata Mahar.

Selain perkembangan bisnisnya yang cukup bagus, Mahar mengaku salah satu kemenangan yang Ia dapatkan setelah menjadi pengusaha antara lain bisa mensejahterakan tiga karyawan yang dimiliki dan Alhamdulillah sudah bisa sedikit menyisihkan laba usahanya untuk disumbangkan ke beberapa panti asuhan yang ada di sekitar tempat usahanya. “Kuncinya dalam berbisnis itu tekun, rajin, disiplin, berinovasi dan pastinya pantang menyerah. Karena biar bagaimanapun juga yang namanya bisnis itu ada pasang surutnya jadi kadang kita di atas kadang di bawah. Kita harus terus tetap teguh dalam memegang prinsip,” pesannya menutup sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM