Sukses Berbisnis Toko Online Sepatu Setelah Gagal Jualan Baju

Proses pembuatan sepatu Zapnew Sukses di usia muda awalnya tak pernah terlintas di benak Narendra Noor Faezal (22). Bermula dari kegelisahannya karena penghasilan yang Ia dapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya kuliah dan pendidikan adik-adiknya, pengusaha muda yang akrab dipanggil Narendra ini mencoba berjualan baju polo shirt untuk mendapatkan tambahan penghasilan setiap bulannya.

“Namun sayang bisnis ini tidak berjalan lancar karena pada saat itu persaingan bisnis baju ini cukup tinggi hingga akhirnya saya gulung tikar. Kemudian saya mencoba lagi bisnis baju jersey bola, kebetulan waktu itu lagi musim bola jadi saya berpikir ini bakal cepet balik modal,” kenangnya.

Baca Juga Artikel Ini :

Peluang Bisnis Sepatu Online Mampu Meraup Untung

Bisnis Toko Online Sepatu di Rumah Datangkan Pundi Rupiah

Ternyata apa yang Ia temui tidak sesuai dengan perkiraannya. Penjualan baju jersey juga lesu, hingga akhirnya Ia sempat berpikir apa coba bisnis baru selain jualan baju. Setelah mengalami kegagalan di bisnis jersey, Narendra coba memberanikan diri untuk memulai bisnis aksesoris handphone.

“Saya pinjam modal kesana kemari salah satunya ke keluarga dan pacar, bukannya dapat tambahan modal malah saya kena semprot. Mereka bilang ‘kamu nggak ada kapoknya nyoba bisnis udah gagal 2 kali gitu’ tapi saya tetap mencoba walaupun sudah kena semprot. Masak gagal 2 kali saja nyerah,” pikirnya.

Singkat cerita setelah mencoba berbagai macam cara, pengusaha muda ini berhasil mendapatkan modal dan mulai berbisnis aksesoris. “Lumayan berjalan di awal, tapi tak berselang lama bisnis ini juga lesu dan akhirnya gagal lagi. Mungkin ada sekitar 9x lebih saya gagal dan beberapa kali ditipu dalam bisnis setelah gagal di 3 bisnis yang saya sebutkan tadi,” ujar pengusaha sukses yang dulunya sempat dikira nggak bakat bisnis.

Inspirasi Bisnis dari tayangan Televisi

Owner ZapnewSuatu pagi Narendra disarankan oleh pacarnya untuk melihat tayangan televisi yang kebetulan acaranya mengupas kisah sukses seorang wirausaha. “Disitu saya melihat seoarang anak muda berumur 29 tahun berhasil meraup omset lebih dari Rp 500 juta hanya dengan berjualan sepatu. Dari situ saya tertarik berbisnis fashion lagi, namun kali ini saya coba di kategori sepatu. Saya mulai dengan uang 100.000 lalu saya cari vendor sepatu sebanyak mungkin dan saya menghubungi satu per satu vendor untuk saya ajak bekerjasama,” begitu ungkapnya.

Dari sekian banyak vendor, hanya ada satu yang cocok dan mau bekerjasama dengan Narendra. Berbekal kegagalannya yang bertubi-tubi, Ia pun mulai mengerti seperti apa alur bisnis yang benar dan langkah apa saja yang harus Ia lakukan di startup bisnis ini. “Alhamdulillah karena banyaknya pengalaman gagal, bisnis sepatu online yang saya beri nama Zapnew ini berkembang dari tahun 2013 hingga sekarang dengan cukup pesat. Bahkan sekarang saya sudah mulai memproduksi sepatu sendiri,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.

Semakin Optimal Dengan Pemasaran Online

Bisnis sepatu onlineDengan memanfaatkan bahan baku kulit sintetik untuk model sepatu reguler, dan PU Leather untuk jenis sepatu kulit premium, saat ini Narendra mengoptimalkan pemasarannya melalui media online. “Alhamdulillah cakupan wilayah pemasaran kami sudah sampai seluruh indonesia, terjauh kami pernah kirim ke Papua,” tambahnya sedikit bangga.

Narendra menegaskan bisnisnya semakin berkembang pesat setelah masuk pasar digital. Dengan modal awal sekitar Rp 100.000,- untuk memproduksi sebuah sepatu, kini presentase perkembangan bisnisnya cukup besar sekitar 10% – 20% setiap bulan. Kendati sampai saat ini masalah pemasaran dan persaingan masih menjadi kendala bagi Zapnew sepatu online, namun Narendra yakin dengan strategi pemasaran out of the box produknya kini mendapatkan positioning tersendiri di benak konsumen.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Video.

Klik Disini

“Harapan besar saya adalah dapat menjadi brand rujukan untuk sepatu handmade di Indonesia,” kata Narendra sembari menutup sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM