Sukses Memperkenalkan Taiwan Street Snack ke Indonesia

Ayam pecok Uncle DazsHerman Susilo (40) awalnya tak pernah menyangka bahwa pengalamannya ketika sedang jalan-jalan ke Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2012 silam justru mengantarkannya menjadi seorang pengusaha kuliner dari olahan ayam.

“Ide membuat produk Uncle Dazs ini muncul ketika saya sedang jalan-jalan di Kuala Lumpur  pada tahun 2012 dan melihat sebuah produk Taiwan street snack yang menarik,” kata Herman yang akrab dipanggil dengan sebutan Uncle Dazs tersebut.

Baca Juga Artikel Ini :

Mengemas Warung Ayam Geprek Dengan Konsep Mahasiswa

Terinspirasi Jajanan Korea Kini Sukses di Bisnis Franchise

 

Salah satu gerai Uncle DazsBerbekal kejeliannya dalam melihat peluang dan keberaniannya untuk terjun ke dunia usaha, di tahun 2014 Herman membawa kuliner yang sebelumnya telah booming di Malaysia dan Taiwan tersebut ke Indonesia. Mengusung Uncle Dazs sebagai brand produknya, Herman mencoba mengenalkan produk unggulannya berupa Popcorn Chicken dan Large Fried Chicken ke seluruh masyarakat di Indonesia.

“Menurut saya bisnis camilan ini sangat cocok dikembangkan di Indonesia dan disesuaikan dengan lidah masyarakat di negara kita. Apalagi masyarakat kita mudah tertarik dengan produk yang berbau luar negeri, karena itu saya berani memboyong menu ini ke Indonesia dan menambahkan resep khusus sehingga cocok untuk di lidah masyarakat,” tambahnya.

Dalam Setahun Membuka 12 Gerai Cabang di Indonesia

Keunikan menu yang diusung menjadi salah satu nilai jual dari bisnis camilan khas Taiwan tersebut. Kendati menghadapi banyak kompetitor dengan persaingan harga yang cukup ketat, Herman tak kehabisan akal dan tetap mengedepankan kualitas produk untuk menarik minat pelanggan.

Terbukti, strategi bisnis ini cukup berhasil. Kurang dari satu tahun berjalan bisnisnya sudah merambah berbagai daerah. “Saat ini Uncle Dazs sudah memiliki kurang lebih 12 gerai cabang yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Sebut saja seperti Bogor, Manado, Lampung, Kediri, Medan, Samarinda, dan lain sebagainya,” jelas pengusaha sukses yang setiap bulannya bisa meraup omzet per bulan sekitar Rp 30 – 50 juta tersebut.

Bisnis waralaba Taiwan snack chickenMelihat kompetisi di bisnis makanan semakin pesat, Herman mensiasatinya dengan fokus menggarap pasar luar Jawa. “Kami fokus di luar Pulau Jawa karena persaingannya belum begitu ketat. Selain itu, konsumen disana juga sangat welcome dengan produk baru, karena mereka berpikir tidak harus datang ke Jakarta untuk mencicipi jajanan kaki lima yang ada di luar negeri,” tutur Herman Susilo.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.

Klik Disini

Kedepannya, Herman berharap bisa membuka peluang bisnis bagi masyarakat Indonesia dan menambah jumlah entreprenur baru dengan modal yang sangat terjangkau. “Ketika semakin banyak peluang bisnis terbuka, maka akan semakin banyak pula lapangan kerja untuk masyarakat di sekitar kita. Kami berhasil menjadikan bisnis ini bermanfaat bagi warga sekitar kantor kami karena pola produksinya menggunakan sistem plasma masyarakat sekitar,” ujar owner Uncle Dazs di akhir wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM

1 Komentar

Komentar ditutup.