Sun Vera, Kenalkan Lidah Buaya Khas Pontianak Hingga Angkasa

Dikenal sebagai daerah penghasil tanaman lidah buaya yang melimpah, tak urung membuat sebagian besar masyarakat di Pontianak memanfaatkan potensi daerahnya untuk merintis sebuah usaha. Tak terkecuali Sunani (43) yang sejak tahun 2004 silam mendirikan Sun Vera yang kini menghasilkan 25 jenis produk olahan lidah buaya khas Pontianak.

“Saat ini Sun Vera memproduksi aneka makanan dan minuman berbahan utama lidah buaya. Seperti agar-agar, kerupuk, dodol, teh, coklat, permen, stik, keripik,  pilus,  sirup, jus aloevera, nastar, kue lapis, selai lidah buaya, mie  instans, manisan, sabun, bakso , nasi bakar, snack, aneka kue kering dan kue basah hingga aneka kerajinan dari kulit lidah buaya. Kalau untuk bakso dan nasi bakar tidak setiap hari diproduksi,” ujarnya.

Dengan harga jual produk mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 40.000 per itemnya, sekarang ini bisnis makanan dan minuman dari lidah buaya yang dirintis Sunani ini tidak hanya menjadi UKM terbesar di Kalimantan Barat namun juga terpilih sebagai produk OVOP (One Village One Product) dengan merk dagang Sun Vera lengkap dengan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan sertifikat halal dari MUI.

“Selama ini kami terus berinovasi sehingga bisa dikatakan saat ini produk Sun Vera tidak dimiliki oleh para pesaing. Kami juga meminimalisi penggunanan bahan kimia seperti pengawet dan mengutamakan servis excellence bagi para pelanggan,” tambah Sunani.

Ketika ditemui tim liputan BisnisUKM.com di rumah produksinya, dengan bangga Ia menceritakan bahwa produk Sun Vera tidak hanya dikenal di sekitar Pontianak namun juga kini telah dipasarkan di angkasa. “Pelanggan tetap kami mulai dari Hotel Mercure Pontianak, Indomaret, Indo Grosir, rumah makan Ale-Ale, Warung Lawit, Angkatan Udara Pontianak, beberapa kafe di Pontianak, hingga rutin dibawa terbang ke angkasa bersama maskapai Garuda Indonesia,” kata Isun, panggilan akrab Sunani.

Deretan Prestasi Ditorehkan Sun Vera

Melihat deretan piagam dan foto yang terpampang di dinding ruangan, tak perlu diragukan lagi bila kualitas Sun Vera telah diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Isun pernah meraih Juara I Gugus Kendali Mutu tingkat nasional, Juara I UKM  inovatif  tingakat nasional,  Juara II Shidakarya tingkat Provinsi Kalimantan Barat.

“Selain mendapat penghargaan sebagai Petani Teladan, Penyuluh Swadaya, Ovop Bintang 3, serta mendapat penghargaan dari beberapa sekolah dan universitas, saat ini Sun Vera menjadi tempat magang favorit bagi siswa dan mahasiswa mereka,” cerita Isun.

Ditanya mengenai kendala yang ia hadapi selaku menjadi pengusaha, Isun menjawab kendala yang Ia rasakan saat ini adalah masih adanya persaingan yang tidak sehat. Serta proses pengurusan legalitas usaha yang berbelit-belit. Bukannya menyerah dengan kendala yang ada, Isun justru tertantang untuk bisa melewati segala hambatan dan membuktikan kepada pemain lain bahwa Sun Vera lebih unggul dari mereka.

“Produk Sun Vera dijual di Pontianak dan Kuburaya. Untuk pengiriman produk, Isun rutin mengirim ke Jakarta, Surabaya, Singkawang, Sekadau, Sintang, Sanggau, Melawi, Ketapang, hingga ke luar negeri seperti Kuching (Malaysia), Brunai, Singapura, dan Pakistan. Saya juga mengikuti pameran di Jakarta, Surabaya, Bandung, Manado, Lombok, Bali, Kuching Malaysia sebanyak 2 kali dan rencananya akhir Juni akan ke Machau,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.

Dengan mempekerjakan sekitar 35 orang karyawan, terdiri dari tim yang bertugas merebus lidah buaya mentah, bagian produksi, hingga pengemasan produk, saat ini omzet Sun Vera per bulan mencapai angka Rp 100.000.000,-.  “Ke depan, saya bermimpi  memiliki satu kawasan di mana dapat  menjadi tempat belajar banyak orang tentang lidah buaya, bagaimana cara pengolahan serta dapat menjadi kawasan wisata kuliner bagi pengunjung,” ujarnya seraya mengakhiri wawancara dengan tim liputan bisnisUKM.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Vivi)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat