Terdesak Kebutuhan Kini Sukses Berbisnis Busana Muslim

Bisnis busana muslimBerawal dari terdesak kebutuhan ekonomi dan sulitnya mendapatkan busana muslim syar’i, sepasang suami istri Wahyu Eka Sudarmawan (26) dan Luthfah Nurfaizah Darajat (26) memutuskan terjun di bisnis baju muslim meskipun saat itu mereka tak memiliki keahlian khusus di bidang konveksi. Dengan keterbatasan modal yang ada, awal kali merintis bisnis busana muslim ini Wahyu dan istri berjulan baju muslim pria seperti baju koko dan juga koko pakistan.

Kepada tim liputan BisnisUKM.com, Wahyu dan Luthfah berujar bahwa inspirasi awal memulai bisnis busana muslim dan muslimah ini lebih karena kebutuhan. “Kebutuhan yang kami maksudkan disini yaitu kebutuhan akan busana muslimah syar’i untuk dipakai sendiri dan juga kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Wahyu.

Produk Gamis PakistanKebetulan setelah berjalan beberapa waktu berjualan busana muslim pria, ketika itu Luthfah memiliki kebutuhan busana muslimah yang syar’i untuk dipakai sendiri. Namun ternyata di kota kecil seperti Cianjur ini sangat sedikit yang menjualnya bahkan Ia tidak mendapatkan busana yang cocok untuk dirinya kala itu. “Akhirnya kami memutuskan untuk mencari busana tersebut melalui media online berbelanja online dan alhamdulillah kami mendapatkan busana muslimah yang kami inginkan dari Jakarta waktu itu,” kenang Luthfah.

Dari pengalaman susahnya mencari busana muslimah yang dapat menutupi aurat dengan sempurna, maka saat itu terbersit dipikiran Wahyu, mengapa tidak coba saja masuk di bisnis perdagangan busana muslimah syar’i. karena persaingannya masih relatif rendah dan pelaku bisnisnya juga masih relatif sedikit.

Produk Set Gamis Muslimah“Akhirnya, tidak lama dari itu kami order kembali ke penjual busana muslimah dari Jakarta tadi dengan membeli grosir agar dapat menjual kembali dengan harga yang tidak terlalu mahal. Tentu konsekuensi kami berbelanja busana muslimah ini mengurangi modal kami untuk belanja baju koko. Namun dengan menyandarkan setiap perkara hanyalah kehendak Allah maka kita coba berjualan busana muslimah ini. Dan satu demi satu barangpun terjual dan bahkan perputarannya lebih cepat daripada kami berjulan baju koko waktu itu,” ujarnya.

Melihat peluang bisnis busana muslimah yang menjanjikan, Wahyu pun berputar arah sehingga modal usaha yang sedikit tersebut Ia alihkan untuk berbelanja stok busana muslimah. “Dan alhamdulillah waktu itu kami bertemu dengan seorang teman yang biasa menjahit jilbab. Kemudian kami pun lari mengambil produk dari teman tersebut untuk kami jual mengurangi barang-barang yang dari Jakarta tadi karena pertama terlalu jauh, kedua ongosnya lebih mahal sehingga keuntunganpun tipis. Akhirnya bisnis jualan jilbab kala itu berjalan sedikit demi sdikit dan mulai merangkak,” jelas Wahyu.

Mulai Produksi Busana Muslim

Contoh Produk CelanaSetelah berjalan beberapa lama, Wahyu berpikiran ingin memproduksi barang dengan merek sendiri sehingga bisa memantau kualitas baik dari bahan sampai jahitannya. “Karena di waktu itu kami belum sanggup membuat rumah produksi sendiri, kamipun mencari penjahit lain yang mau diajak kerjasama dengan kami. Akhirnya bertemulah satu mitra jahit  dan kami mengusung Rumah Belanja Muslim sebagai brand baju muslim yang kami produksi,” jelasnya.

Seiring berjalannya waktu, orderan Rumah Belanja Muslim mulai bertambah. Namun kemampuan modal tidak mencukupi untuk melayani semuanya, akhirnya bebrapa orderan pun terbengkalai. “Dan syukurpun kami ucapkan kepada Allah untuk yang kesekian kalinya Allah berikan kemurahan-Nya dengan adanya tawaran modal dari seorang investor. Juga dengan kemurahan Allah lah kami bertemu kembali dengan mitra jahit Rumah Belanja Muslim yang lain dengan hasil jahit yang excelent menurut kami karena memang beliau sudah lama malang melintang dalam dunia perjahitan di luar negeri yaitu saudi Arabia,” tutur Wahyu yang kini bisa mengantongi omzet minimal Rp 10 juta dalam sebulan.

Proses Jahit Rumah Belanja MuslimDengan merk Rumah Belanja Muslim Wahyu mulai fokus menangani pembuatan dan penjualan produk-produk baju muslim pria seperti baju koko, gamis pakistan, jubah pria, dan juga celana. Selain itu Rumah Belanja Muslim juga mulai memproduksi gamis muslimah, jilbab, cadar, dan keperluan muslimah lainnya. “Untuk kapasitas produksi dalam satu bulan kami bisa produksi set gamis muslimah ± 50 set. Jika ada orderan ekstra seperti seragam misalnya, dengan menambah penjahit untuk produk baju koko atau gamis pakistan dalam satu bulan sanggup ± 1.000 lembar baju, atau untuk set gamis muslimah bisa sampai ± 300 an setel,” paparnya.

Dibandrol dengan kisaran harga yang cukup terjangkau mulai dari Rp 5.000 untuk cadar sampai Rp 250.000,00 untuk set gamis muslimah, saat ini Rumah Belanja Muslim tak hanya memenuhi permintaan konsumen di sekitar Cianjur namun juga mulai melayani pemesanan dari daerah-daerah di Indonesia. Sebut saja seperti Jabodetabek, Jawa Barat (Daerah Banten, Cirebon, Bandung, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Banjar), Jawa Tengah (Semarang, Pekalongan, Tegal, Banjarnegara, Yogyakarta, Solo), Jawa Timur (Madiun, Surabaya, Trenggalek) juga luar pulau Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali dan lain sebagainya. Tak hanya itu saja, Rumah Belanja Muslim juga menjangkau penjualan ke luar negeri seperti ke Malaysia, Hongkong, Taiwan, Thailand dan lain-lain.

Produksi Rumah Belanja Muslim“Kedepannya harapan kami yang utama adalah dapat mengembangkan usaha terus di jalan yang halal dan dapat memberikan kemudahan bagi kaum muslim dan muslimah untuk mendapatkan busana dengan menyesuaikan adab-adab di dalam Islam. Langkah yang kami rencanakan untuk mencapai hal tersebut diantaranya memperbanyak produk dengan mengembangkan kapasitas produksi, memperhatikan kualitas, dan membuka cabang-cabang di daerah-daerah yang prospektif atau berpelung memiliki pasar besar. Atau minimal dalam jangka lebih pendek lagi bisa mengembangkan agen-agen penjualan di setiap daerah khususnya kota-kota besar,” harap Wahyu di akhir wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM

Info bisnis busana muslim

1 Komentar

Komentar ditutup.