Sektor UMKM potensial go ekspor, tetapi sayang eksekusinya belum digarap secara serius. Padahal konsep UMKM naik kelas yang sedari awal digembar-gemborkan pemerintah juga berarti menyiapkan sektor satu ini untuk bersaing di kancah global. Saat ini, ekspor produk UMKM baru mencapai 14% dengan baru sekitar 118 UMKM yang siap untuk mengirim produknya ke internasional. Agar UMKM bisa go ekspor, maka langkah awal adalah melakukan digitalisasi UMKM agar mudah diakses.
UMKM go digital ini membuat usaha kecil hingga menengah mampu tembus pasar ekspor. Contohnya adalah pengalaman dari Sofyani Mira perintis Bananania yang mampu menembus konsumen Singapura setelah bergabung di platform marketplace. Begitu juga produk getuk dari Geprania yang dirintis oleh Anton Prasojo, yang mampu tembus konsumen Malaysia, Singapura, bahkan hingga Filipina.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UMKM, mengatakan bahwa setidaknya ada tiga sektor UMKM yang potensial go ekspor, yaitu:
Industri Makanan dan Minuman
Pernyataan Teten sejalan dengan tren bisnis UMKM yang diluncurkan oleh Gojek. Pada 2021 memang diprediksi usaha kuliner rumahan meningkat dan menguasai pasar UMK digital. Meningkatnya usaha rumahan semacam ini akan membuat semakin banyak inovasi dan kreasi makanan yang muncul dari masyarakat.
Bahkan di tengah pandemi, menurut data dari Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), sepanjang Januari hingga Juli 2020 ada peningkatan ekspor makanan UMKM. Hal ini menunjukan bagaimana pasar makanan dunia masih sangat luas untuk digali.
Beberapa ide yang bisa dieksekusi di sektor ekspor makanan adalah pembuatan cemilan dengan bahan lokal yang bisa memunculkan ciri khas. Kedua, kamu sebagai pelaku usaha harus mau belajar menggunakan platform digital, dengan begitu pemerintah akan menilai UMKM-mu telah siap untuk go ekspor.
Industri Fesyen
Tidak hanya makanan dan minuman, industri kreatif juga ternyata memiliki potensi untuk masuk pasar internasional. Beberapa produk seperti sepatu lokal, kaos kaki, jilbab, kemeja hingga aksesoris kecil-kecil mendapat perhatian dari konsumen luar negeri. Produk potensial pertama adalah sepatu. Produksi sepatu lokal tidak jauh kualitasnya dengan merek-merek papan atas luar negeri. Unsur lokalitas yang disempatkan dalam sepatu, misal penggunaan motif batik, ternyata justru menarik banyak orang untuk membeli.
Salah satu jenis fesyen yang punya prospek cerah kedua adalah busana muslim. Beberapa produk muslim lokal mampu tampil di pagelaran busana internasional di Amerika hingga Inggris. Ini menandakan bahwa ada kenaikan minat, hijab misalnya sudah masuk dalam mode global, jadi tidak hanya dipakai oleh mereka yang muslim saja. Bahkan saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia. Potensi inilah yang perlu dikembangkan.
Industri Furnitur dan Kerajinan
Menurut data kementrian perindustrian, bidang industri furnitur memang mengalami lonjakan ekspor sejak 2019, beberapa UMKM menjadi penyumbang di bidang ini. Besarnya potensi industri ini berkaitkan dengan ketersediaan bahan baku yang banyak, mulai dari jenis kayu rotan hingga jati.
Meskipun di tengah pandemi, ekspor furnitur dan kerajinan dari Indonesia masih terus berjalan. Ada kenaikan permintaan mebel terutama dari Amerika. Indonesia memang memiliki potensi untuk menjadi pusat furnitur dunia dengan mengandalkan bahan baku utama berbasis rotan dan kayu solid. Biasanya pemerintah memberikan fasilitas pendampingan untuk usaha mebel sehingga lebih mudah masuk pasara internasional.
Pameran Sebagai Ujung Tombak UMKM Go Ekspor
Salah satu faktor utama yang menyebabkan tiga sektor tersebut mudah untuk masuk ke pasar internasional adalah karena pemerintah biasanya mengadakan pameran produk Indonesia di luar negeri dan para pengusaha juga aktif untuk ikut kegiatan tersebut.
Pameran produk di luar negeri ini menjadi cara efektif untuk mempertemukan penjual dan konsumen asing. Beberapa keuntungan yang didapat ketika pengusaha ikut dalam pameran internasional adalah:
- Mengenalkan dan menunjukkan kualitas produk Indonesia kepada dunia. Beberapa barang berkualitas dari luar negeri melabeli barang dengan harga mahal, padahal Indonesia juga bisa membuat produk berkualitas dengan harga yang lebih murah. Sayangnya belum banyak pasar internasional yang melirik karena tidak ada tempat pertemuan yang bisa mengenalkan kedua komponen tersebut. Di sinilah pameran memegang kunci untuk mengenalkan penjual dan pembeli potensial.
- Membangun jejaring bisnis.
Sekarang ini UMKM seharusnya tidak hanya berfokus pada penjualan di pasar lokal. Dengan konsep digitalisasi UMKM yang sedang gencar, maka membuat jaringan bisnis menjadi kunci. Di pameran internasional, kamu bisa bertukar informasi dan kontak dengan pasar-pasar yang potensial. Dengan begitu ketika penjualan dalam negeri sedang lesu, kamu punya pegangan pangsa pasar dari luar negeri. - Mendorong peningkatan kapasitas produksi perusahaan. Kalau permintaan datang dari berbagai tempat, kamu bisa menambahkan kapasitas produksi barang, dengan asumsi akan adanya peningkatan omzet.
Perizinan Agar Produk Memenuhi Standar Internasional
Per Maret 2021, Kementerian Koperasi dan UMKM memfasilitasi pendaftaran sertifikasi untuk UMKM yang memenuhi syarat. Dengan adanya perizinan berstandar internasional ini diharapkan dapat mempermudah produk masuk ke kancah global.
Izin Food Safety System Certification (FSSC) dan British Retail Consortium (BRC)
BRC adalah asosiasi perdagang terkemuka untuk ritel Inggris. Meskipun BRC awalnya dipakai di Inggris, tapi izin ini juga diakui sebagai standar internasional. Sedangkan FSSC adalah sertifikasi yang baru dan lengkap untuk sistem keamanan pangan untuk produsen makanan yang membantu mengidentifikasi dan mengendalikan resiko keamanan pangan. FSSC juga diakui juga sebagai standar internasional.
Untuk mendapatkan perizinan FSSC/BRC kamu perlu memenuhi beberapa persyaratan karena UMKM yan mengajukan izin ini akan diseleksi terlebih dahulu:
- Mengisi data secara online melalui link bit.ly/FSSCBRCUKM
- Memiliki legalitas (aktif)
- Produk berpotensial ekspor
- Berproduksi selama 2 tahun terus menerus
- Komitmen dalam penerapan FSSC/BRC
- Ruang produksi terpisah dari rumah tinggal
- Diutamakan memiliki sertifikat HACCP
- Diprioritaskan untuk UKM dengan omzet lebih dari 2 miliar (skala kecil-menengah)
Izin International Organization for Standardization (ISO), Hazard Analysis and Critical Control (HACCP), dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
ISO adalah badan penetap standar internasioal yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standarisasi nasional setiap negara untuk mengukur mutu sebuah organisasi. Sedangkan HACCP adalah bentuk sistem ilmiah, rasional, dan sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya tertentu serta pengendaliannya untuk menjamin keamanan suatu produk. SNI adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Untuk mendapatkan izin, syarat yang perlu kamu penuhi adalah:
- Mengisi data secara online melalui link bit.ly/ISOHACCPSNIUKM
- Memiliki KTP dan NPWP
- Mempunyai SK Badan Hukum, NIB, atau ijin usaha
- Memiliki website/media sosial
- Produk yang diajukan sudah diproduksi secara kontinu minimal 3 tahun
- Diprioritaskan untuk UKM dengan omzet lebih dari 2 miliar (skala kecil-menengah)
- Produk berpotensial ekspor
Tiga sektor UMKM potensial go ekspor, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis ini karena kapasitas penjualan luar negeri masih sangat kecil. Jangan lupa untuk mengurus beberapa perizianan yang diperlukan supaya produkmu gampang masuk pasar internasioanl. Kalau kamu rasa artikel ini memberikan wawasan baru, jangan lupa untuk membagikannya dengan teman-teman yang lain.