Strategi psikologi harga memang jadi satu hal yang sangat penting dalam dunia bisnis. Tapi sebelum kita bahas soal strategi psikologi harga, sebagai pebisnis kita harus memahami dulu bagaimana memberikan kesan yang baik kepada pelanggan. Salah satunya adalah dengan membangkitkan emosi mereka. Dikutip dari jurnal.id menurut beberapa pakar neuroscience, emosi adalah unsur yang diperlukan dan paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pertimbangan-pertimbangan seperti bagaimana spesifikasi, fungsi, dan hal teknis lainnya akan dikalahkan oleh emosional seorang pembeli.
Jadi, daripada memberi tahu calon konsumen betapa hebatnya produk kamu dengan menunjukkan fitur dan spesifikasinya, beri tahu mereka bagaimana hal itu akan membuat mereka merasa senang, nyaman, dan puas ketika mereka menggunakannya. Ketika kita bisa membangkitkan emosional calon konsumen, mereka akan cenderung membentuk koneksi dengan brand kita. Pastinya hal tersebut akan berujung pada peningkatan penjualan. Kemudian bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi psikologi harga.
Menyusun Strategi Psikologi Harga
Ada beberapa strategi psikologi harga yang bisa kamu terapkan dalam bisnis kamu. Tentunya dengan pertimbangan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis produk yang kamu jual. Inilah beberapa strategi psikologi harga yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan penjualan bisnis kamu.
1. Strategi Psikologi Harga FOMO Effect
Ciptakan kesan takut ketinggalan kepada target konsumen kamu. Istilahnya adalah Fear Of Missing Out (FOMO). Istilah FOMO merupakan ungkapan populer dalam budaya konsumsi sekarang ini. Contohnya kita merujuk ke orang-orang yang tidak bisa berhenti melihat atau up to date dengan informasi smartphone terbaru karena mereka takut ketinggalan informasi akan hal tersebut. Nah kondisi ini pada dasarnya bisa kamu manfaatkan untuk bisnis kamu supaya target konsumen lebih banyak yang melakukan pembelian.
Salah satu penerapan FOMO untuk bisnis kamu adalah dengan menggunakan pemilihan kata “Edisi Terbatas” “Jangan Lewatkan””Hari Terakhir” “Tinggal 3 Hari Lagi” atau kata lain yang menimbulkan efek urgensi ke pada audiens supaya merka segera melakukan pembelian.
Strategi psikologi harga FOMO ini bertujuan untuk memberitahukan pada target konsumen bahwa kamu hanya memiliki jumlah produk yang terbatas. Selain itu membuat kesan darurat penjualan suatu produk hanya dalam jangka waktu satu hari. Kamu bisa meyakinkan konsumen bahwa waktu yang tepat untuk membeli produk kamu adalah sekarang, saat ini juga. Jadi, cobalah buat kampanye Flash Sale atau tawarkan kupon diskon untuk waktu yang terbatas. Kalau sasaran pasarnya tepat, maka orang-orang akan langsung mengambil tindakan dengan membeli barang tersebut karena tidak ingin terlewatkan.
2. Price Anchoring
Mungkin kamu sudah mengetahui kalau cara terbaik yang dilakukan untuk menjual produk seharga Rp4.000.000 adalah menempatkan produk tersebut di sebelah produk seharga Rp 3.000.000. Kita ambil contoh, ada handphone merek A tipe 1 harganya adalah Rp4.000.000 dan merek A tipe 2 harganya Rp3.000.000. Dari spesifikasi produk keduanya hampir sama, yang membedakan adalah pada bagian lebar layar, prosesor, dan juga ram. Dari selisih harga yang relatif sedikit, maka orang akan lebih banyak membeli yang tipe 1. Pertimbangannya layar lebih lebar, prosesor lebih bagus dan ram lebih besar.
Teknik tersebut dalam strategi psikologi harga disebut anchoring, yaitu kecenderungan untuk menangkap dan menggunakan informasi pertama ketika melakukan pembelian. Dikutip dari midtrans.com, dalam sebuah studi evaluasi price anchoring, peneliti meminta sekelompok mahasiswa sarjana dan ahli real-estate untuk memperkirakan nilai dari dua sampel rumah. Satu rumah memiliki harga yang normal dan rumah lain memiliki harga yang sebenarnya dimahalkan dari estimasi normal. Hasilnya adalah sebagian besar memilih harga rumah yang lebih mahal dibandingkan dengan yang normal.
Jadi strategi psikologi price anchoring dengan menempatkan produk atau layanan premium di dekat pilihan standar dapat membantu menciptakan kesan value produk yang lebih jelas bagi konsumen potensial. Di mana mereka akan melihat pilihan yang lebih murah sebagai pengganti atau pilihan kedua.
3. Terapkan Teknik Resiprokal
Strategi psikologi harga resiprokal akan bekerja ketika seseorang memberi kita sesuatu, secara sadar atau tidak sadar kita merasa terdorong untuk mengembalikan sesuatu kepada mereka. Coba kita amati, pernahkah kamu ditawari sampel produk gratis ketika pergi ke mall dan merasa berkewajiban untuk membeli produk itu setelah menerima sampel gratis? Itu adalah contoh pengaplikasian dari strategi psikologi harga resiprokal.
Kamu juga bisa menerapkan strategi resiprokal untuk meningkatkan penjualan. Misalnya kalau bisnis kamu berupa produk jasa yang diakses secara online, kamu bisa menawarkan kepada calon pembeli berupa akses yang bersifat trial secara gratis. Setelah mereka menerima dan merasa cocok dengan produk trial yang kamu berikan, mereka akan cenderung langsung membeli produk full version.
Selain itu, kamu juga bisa menawarkan hadiah gratis kepada pembeli ketika mereka melakukan pembelian terhadap suatu produk yang kamu tawarkan. Orang-orang akan dengan senang hati mendapatkan hadiah gratis dan mereka akan membalasnya dengan menjadi pembeli bahkan pelanggan loyal.
4. Strategi Psikologi Harga Decoy Effect
Istilah decoy effect yang cukup populer dalam dunia pemasaan yang berarti pancingan pada nilai yang tidak berharga. Kita ambil saja contohnya ketika akan menonton film di bioskop, kamu diberikan dua pilihan produk popcorn yaitu popcorn kecil dengan harga Rp55.000 dan popcorn besar adalah Rp100.000. Banyak orang yang akan memilih popcorn kecil. Hal ini karena kamu akan berpikiran bahwa kamu tidak begitu membutuhkan popcorn yang besar karena membeli popcorn yang kecil sudah cukup.
Tapi ketika terjadi perubahan variasi produk, misalnya popcorn kecil seharga Rp55.000, popcorn medium seharga Rp.85.000 dan yang besar Rp100.000, maka manakah yang terlihat menarik? Di dalam kasus ini, ternyata banyak orang yang lebih menginginkan popcorn yang besar karena perbedaan antara popcorn berukuran medium dan besar hanya Rp15.000 saja. Inilah yang dimaksud dengan decoy effect.
5. Product Bundling
Dikutip dari jurnal.id, ada sebuah studi yang dilakukan di Universitas Stanford tahun 2007 menemukan bahwa harga yang dipatok mahal akan membuat seseorang merasakan ‘efek sakit’ ketika mereka membeli. Kemudian untuk mengurangi efek tersebut diciptakanlah teknik bundling. Teknik ini merupakan strategi psikologi harga untuk mengurangi rasa sakit dengan membeli item bersamaan dalam satu paket.
Jadi, product bundling ini merupakan suatu strategi pemasaran produk di mana produk dikelompokkan bersama menjadi dua atau lebih dalam satu kemasan penjualan dengan satu harga. Melalui teknik ini, harga akan menjadi lebih ekonomis atau murah dari total harga kemasan tiap itemnya. Strategi bundling dapat kita lakukan juga kepada setiap produk yang kurang laku. Bisa juga untuk produk baru yang masih dan kurang dikenal serta diminati oleh konsumen.
Itulah ulasan seputar strategi psikologi harga untuk bisnis kamu. Semoga tulisan ini bermanfaat supaya bisnis kamu terus naik kelas ya. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terinspirasi untuk mulai berbisnis.
Strategi psikologi harga apa yang pernah kamu coba?