5 Tips Sukses Usaha Sembako Untuk Ibu Rumah Tangga

Usaha sembako pada dasarnya merupakan jenis usaha yang sudah sangat banyak dilakukan oleh hampir semua kalangan. Sudah menjadi hal yang umum juga kalau usaha sembako juga merupakan bisnis yang masih sangat menjanjikan. Baik itu usaha sembako yang dijalankan dalam skala rumahan atau pun warung sembako yang memang khusus dijalankan di area pertokoan atau di pasar. Usaha sembako dalam skala rumahan sudah tentu akan sangat cocok dijalankan oleh ibu rumah tangga.

Kehadiran Usaha Sembako

Sembako merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok. Jadi sudah pasti warung sembako akan menyediakan berbagai bahan kebutuhan pokok mulai dari beras, minyak goreng, serta bahan makanan pokok lainnya. Ssaat ini sudah menjamur waralaba mini market atau bahkan super market yang juga menjual bahan-bahan pokok kebutuhan banyak orang. Usaha sembako atau biasa disebut juga warung kelontong masih eksis di kalangan masyarakat. Bahkan warung sembako rumahan merupakan pilihan terbaik bagi banyak orang. Seperti mereka yang tidak ingin pergi ke luar dengan jarak yang cukup jauh untuk belanja kebutuhan pokok dibandingkan ke pasar atau ke retail modern.

Usaha sembako juga merupakan bagian dari perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Jenis usaha ini sudah ada sejak zaman dulu dan masih tetap eksis di masa sekarang di tengah persaingan yang semakin ketat. Apa lagi makin banyaknya retail modern yang bermunculan di sekitaran pemukiman warga. Warung sembako akan terus eksis dengan segmen pasarnya sendiri. Begitu juga dengan nyawa yang dihadirkan oleh aktivitasnya. Belanja di warung sembako akan menghadirkan rasa dan nyawanya tersendiri. Kebanyakan orang Indonesia yang pada dasarnya suka bersosialisasi, bertegur sapa, menyambung silaturahim, membuat warung sembako melestarikan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Selain itu harga yang relatif lebih murah membuat warung sembako juga menjadi pilihan yang tepat. Bahkan sekarang ini banyak juga warung sembako yang berinovasi dengan menyediakan layanan antar belanjaan. Banyak juga para pelaku usaha sembako yang sangat pandai bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan konsumen hingga tumbuh loyalitas konsumen yang kuat. Seperti pemberian bingkisan atau parcel pada hari-hari besar tertentu seperti lebaran, natal, atau tahun baru china ke pada pelanggan tetap mereka.

Tips Menjalankan Usaha Sembako

Tips Menjalankan Usaha Sembako
washingtonpost.com

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa usaha sembako dengan skala rumahan akan sangat cocok dijalankan oleh ibu rumah tangga. Fleksibilitas waktu dan tidak memerlukan mobilitas yang tinggi membuat para Bunda akan lebih bisa melakukan banyak hal lain. Jadi apakah Bunda tertarik untuk menjalankan usaha sembako rumahan? Berikut Bisnis UKM akan membagikan tips yang perlu Bunda lakukan supaya usaha rumahan yang Bunda jalankan terus berkembang. Simak ulasan selengkapnya!

1. Analisa Lokasi Usaha Sembako

Meski bisnis atau usaha yang Bunda jalankan merupakan skala rumahan, tetap saja menganalisa bagaimana peluang usaha yang ada diihat dari lokasi usahnya sangat perlu untuk dilakukan. Misalnya Bunda tinggal di lingkungan perumahan yang mengharuskan orang-orang yang tinggal di perumahan tersebut ke luar komplek untuk belanja atau membeli kebutuhan pokok. Maka sudah tentu peluang usaha warung sembako yang akan Bunda jalankan makin menjanjikan. Begitu juga kalau Bunda tinggal di pemukiman warga. Ketika dalam lingkun 1 RW masih belum ada warung sembako, peluangnya usahanya semakin besar.

2. Riset Kebutuhan Konsumen Warung Semako

Bunda perlu melakukan riset sederhana tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan calon konsumen. Amati siapa saja orang-orang yang tinggal di sekitar, orang-orang yang potensial menjadi konsumen. Misalnya di sekitar tempat Bunda tinggal banyak kos-kosan di mana yang tinggal adalah mahasiswa atau karyawan yang rentang usianya belasan tahun ke atas. Maka sediakanlah kebutuhan pokok anak kosan pada umumnya. Seperti mie instan, telur, camilan atau snack, kopi kemasan, air mineral kemasan, sampo sachet, deterjen sachet, serta kebutuhan pokok lainnya dalam kemasan sachet. Sebab anak kosan cenderung belanja sesuatu hanya untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Berbeda halnya dengan orang yang sudah berkeluarga, kebutuhannya akan lebih banyak. Seperti beras untuk ukuran 5kg, gula, minyak goreng, garam, sayur, peralatan rumah tangga seperti sapu, ember, pel dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

hdnux.com

3. Tentukan Produk yang Dijual

Setelah melakukan riset sederhana tentang siapa saja konsumen potensial yang akan menjadi konsumen warung sembako yang Bunda jalankan, selanjutnya adalah menentukan produk apa sana yang akan dijual. Untuk menentukan produk apa saja yang akan dijual, Bunda bisa memulainya dari beberapa pertanyaan berikut ini. Ketika Bunda belanja, apakah produk ini yang akan dibeli atau digunakan? Apakah di waktu sekarang produk ini dibutuhkan orang-orang? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Bunda nantinya bisa menentukan jenis produk apa yang akan dijual. Perhatikan juga tentang brand atau mereknya. Misalnya untuk produk mie instan, brand atau merek apa saja sih yang paling sering dibeli konsumen? Maka merek itulah yang perlu Bunda sediakan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan merek lainnya. Bahkan Bunda bisa mengeliminasi produk dengan brand atau merek tertentu yang memang kurang laku atau kurang diminati konsumen.

4. Tentukan Pemasok Warung Sembako

Pada bagian ini mungkin akan menjadi salah satu tugas yang tidak mudah karena banyaknya pilihan supplier. Tapi Bunda harus tetap fokus untuk memilih satu supplier yang memenuhi kriteria. Contohnya, supplier A memiliki jenis beras yang Bunda butuhkan tapi harganya mahal, sedangkan supplier B tidak memiliki jenis beras yang Bunda butuhkan tapi harganya sangat murah. Di sinilah semua hasil riset yang telah dilakukan terhadap calon pembeli akan sangat berguna. Jika pembeli lebih memilih untuk membeli jenis beras tanpa mempedulikan harga, ada baiknya memilih supplier A. Tapi kalau pembeli lebih memilih beras yang murah tanpa memperulikan jenis beras yang mereka beli, ada baiknya membeli stok produk dari supplier B.

5. Analisa Kompetitor

Ketika di dekat warung sembako milik Bunda juga terdapat toko kelontong atau warung sembako lain, sangat perlu untuk melakukan analisa kompetitor. Misalnya kompetitor Bunda warung sembakonya buka mulai jam 10 siang, maka Bunda bisa menyiasati dan mengambil peluang dengan membuka warung sembako lebih awal. Begitu juga hal lain yang bisa Bunda amati apa saja kekurangan yang kompetitor miliki supaya bisa disiasati dengan mengambil peluangnya. Bisa juga dengan menyediakan produk-produk yang lebih lengkap dibandingkan dengan warung sembako lainnya.

Itulah ulasan dan tips mengenai usaha sembako rumahan yang bisa Bunda jadikan inspirasi untuk memulai usaha. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Bunda ya. Teruslah berkembang untuk menjadikan usaha yang Bunda jalankan #NaikKelas Simak informasi menarik tentang usaha lainnya hanya di bisnisukm.com Bagikan juga tulisan ini ke rekan Bunda yang lain supaya semakin banyak orang yang terinspirasi untuk menjalankan usaha!

Tinggalkan komentar