Tingkat kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi menjadi landasan dasar bagi Bapak Bambang Tugino (39) memulai serta menjalankan usaha kreasi aneka jenis tas. Tidak hanya anak sekolahan, ibu rumah tangga hingga para pekerja pun pasti membutuhkan tas untuk keperluan sehari-hari atau waktu tertentu. Kondisi demikian disadari betul oleh Pak Bambang hingga memutuskan untuk ‘menangkap’ peluang tersebut dengan menjadi produsen aneka kreasi tas pada tahun 1997. Sebelumnya, pria asli Wonosari tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bekerja pada bidang konveksi kulit.
Awalnya, sekitar tahun 90’an, Bambang muda ketika itu mendapatkan ‘gemblengan’ mental dan skill usaha saat bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi kulit. Pengalamannya bekerja pada usaha konveksi tersebut memunculkan keinginan dari dalam dirinya untuk memiliki usaha sendiri. Dompet, tas berbahan baku vinil menjadi produk awal yang beliau tekuni saat itu. “Sekitar tahun 1997 hingga 2004 saya menjalani usaha itu (dompet, tas vinil), trendnya cukup baik, bahkan waktu itu kakak saya juga ikut bergabung dalam mengembangkannya,” terang Pak Bambang kepada tim liputan bisnisUKM, Senin (30/7).
“Tahun 2004 sampai dengan 2008 saya mulai meninggalkan produksi dompet dan beralih ke tas wanita, karena kondisi saat itu tas wanita sedang booming di pasaran, sementara dompet mulai turun,” ujarnya. Puluhan model tas wanita berhasil dikreasi Pak Bambang meskipun sesekali juga masih menerima pesanan dompet. Hampir semua produk Alindo Collection dipasarkan melalui pedagang grosiran. Sementara hanya sekitar 10% saja yang dipasarkan secara langsung oleh Alindo Collection.
Geliat Bisnis Tas Alindo Collection
Berbekal bahan baku seperti vinil, busa, sintex, spon, dan batik, serta 11 unit mesin jahit, Alindo Collection selama ini melayani pesanan dari para pedagang grosir, sekolah, serta instansi-instansi pemerintah maupun swasta. “Kalau untuk pesanan umumnya dari instansi seperti rumah sakit dan bank, serta sekolah-sekolah,” kata Pak Bambang. Biasanya dalam sebulan, tidak kurang 2.000 pcs tas mampu mereka jual dengan model dan jenis yang bervariasi. “Sekarang yang paling laris di pasaran adalah tas batik, yaitu tas dengan corak dan bahan baku kain perca batik,” akunya.
Harga yang ditawarkan untuk kreasi tas Alindo Collection berkisar Rp25.000,00 s.d. Rp45.000,00/ pcs. Menurut Pak Bambang, variasi harga produk-produknya ditentukan oleh model, bahan baku, serta ukuran. Dengan masih tingginya tingkat permintaan, Pak Bambang mengaku dalam sebulan bisa memperoleh omzet rata-rata 40-50 juta Rupiah. “Secara keseluruhan saat ini sebenarnya pada kisaran 70-75 juta Rupiah per bulannya, 40-50 juta Rupiah berasal dari penjualan tas batik, sisanya dari model tas yang lain,” lanjut Pak Bambang. Dengan omzet demikian, Pak Bambang mengaku bisa memperoleh keuntungan 20-30%.
Ke depannya, Pak Bambang ingin memperluas jaringan pemasaran serta menciptakan kreasi-kreasi produk baru lagi, seperti tas ransel. “Yang pasti untuk bertahan dalam industri semacam ini (kreasi tas) kualitas menjadi point penting utama yang harus diperhatikan, karena konsumen sekarang sudah bisa memilih dan memilah produk mana yang berkualitas, dan mana yang tidak,” jelasnya sembari menutup wawancara pada sore hari itu.
Tim liputan bisnisUKM
dear ukm or alindo collection,boleh minta nmr cantac yg bisa dihubungi alindo collection? trims ukm