Awalnya Bisnis Kuliner Pakai Gerobak Keliling, Kini jadi Bos Cafe

Awalnya Bisnis Kuliner Pakai Gerobak Keliling, Kini jadi Bos Cafe

dari-gerobak-keliling-kini-jadi-bos-cafe

Kisah Suksek Mang Uwo Food dan Coffee

Bisnis kuliner merupakan salah satu jenis bisnis yang paling banyak peminatnya dan tidak mengenal musim. Dalam kondisi apapun, bisnis satu ini selalu memiliki angka penjualan yang stabil atau bahkan tinggi. Tak heran jika banyak yang mulai melirik untuk membuka bisnis kuliner ini.

Bermula dari hobinya disegmen kuliner, pria yang bernama lengkap Arief Akbar Ariwibowo merintis cafe sejak 2015 lalu dibilangan Bumi Tamalanrea Permai (BTP). Namun, seiringnya waktu membuat usahanya berkembang dan berpindah lokasi ke Jalan RS Faisal.
Dikatakan Uwo sapaan akrab pria ini, awalnya ia hanyalah seorang pedagang yang menjajakan kulinernya dengan menggunakan gerobak keliling.

“Saya jualan jajanan mulai menggunakan gerobak. Hingga pada akhirnya saya bekerjasama dengan salah seorang rekan, yakni Mutiawan (Wawan) untuk mengembangkan usaha yang lebih sistematis,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Uwo menjelaskan, meskipun saat ini usaha kulinernya sudah berkembang, namun ia tetap menjaga dan memprioritaskan kualitas menunya dengan harga yang sangat merakyat. Hal ini dilakukannya demi mempertahankan usaha kulinernya ditengah menjamurnya wirausaha kuliner di Kota Makassar.

“Harga yang kami tawarkan mulai Rp4.000 hingga Rp18.000. Dan menu yang ditawarkan pun berkelas seperti cafe yang elit pada umumnya,” katanya.

Tidak hanya itu, konsep penataan cafe pun, kata Uwo, menerapkan konsep humanis, klasik dan modern. Sehingga, pengunjung akan dijamin lebih nyaman dan santai ketika berkunjung di cafe Mang Uwo Food dan Coffee. “Di cafe kami, ada konsep lesehan dan juga kursi. Sehingga, orang yang suka lebih santai akan duduk dilasehan dan yang lebih formal akan memilih kursi,” ujarnya.

Selain itu, diakui pria kelahiran Bandung, 21 Maret 1987 ini, jika sasaran pengunjung mulai dari kalangan bawah hingga elit. Dan bahkan kata dia, dihari kerja, anak sekolah dan birokrat pemerintahan kerap bertandang ke cafe yang dikelolanya.

“Mungkin karena harganya merakyat, sehingga anak sekolah memilih cafe kami. Begitu juga kalangan birokrat ataupun kalangan lainnya kerap menjadikan cafe kami sebagai tempat silaturahmi karena mungkin konsep humanis cafe yang kami terapkan,” terangnya.

Pihaknya berharap, usaha yang digelutinya kian diminati masyarakat Makassar bagi semua golongan. Dan kata dia, jika bewirausaha itu adalah penuangan imajinasi.”Jangan takut berwirausaha. Karena dengan wirausaha, kita akan lebih dapat menuangkan segala imajinasi, ekspresi dan ego. Tentunya, dedikasi mandiri akan lebih bisa didapatkan,” tutupnya.

SUMBER