Awas, Kemasan Makanan Dari Kertas Koran, Ini Resikonya!

Gorengan serta berbagai jajanan di pinggir jalan sering menggunakan koran dan kertas bekas sebagai pembungkusnya. Meskipun sudah tahu bahwa hal itu kotor, namun banyak warga tak memahami bahwa ada penyakit yang mengancam.

Bahan kimia dari tinta koran dan kertas bekas sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Berikut beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh bahaya makanan yang dibungkus koran dan kertas bekas.

Tinta yang biasanya menempel pada koran dan kertas bekas banyak mengandung bahan kimia karsinogenik yang berbahaya dan memiliki dampat negatif pada kesehatan. Apalagi pada orang yang tingkat kekebalannya rendah seperti anak-anak. Mengonsumsi makanan yang terbungkus koran dan kertas bekas berdampak buruk bagi kesehatan sekalipun makanan yang dimasak dengan kondisi higienis.

Terlalu banyak paparan tinta dari koran dan kertas bekas ternyata dapat meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi kantung kemih dan kanker paru-paru. Bahan kimia dalam tinta ini sangat mudah menempel pada makanan apalagi jika makanan dalam kondisi panas. Hal ini menyebabkan risiko penyakit serius seperti menumbuhkan sel kanker.

Tidak hanya penyakit serius, koran dan kertas bekas ternyata dapat memengaruhi hormon. Tinta cetak ternyata memiliki bahan kimia yang dapat berpengaruh pada fungsi hormonal.

Kondisi dapat menyebaban ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Tinta yang digunakan untuk percetakan juga memiliki bahan kimia yakni diisobutil phthalate yang dapat menyebabkan masalah pada pencernaan yang cukup serius.

Maka perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Tidak hanya buruk dan menyebabkan masalah kesehatan serius, juga perlu berhati-hati dengan bahaya makanan yang dibungkus koran dan kertas bekas. Bahan kimia yang terkandung dalam tinta koran ternyata juga memiliki efek serius pada sistem reproduksi.

Menurut DR Lisman Suryanegara, M.Agr, peneliti LIPI memaparkan terdapat beberapa bahaya dalam kertas kemasan makanan yang berbahan recycled fiber. Karena mengandung berapa unsur membahayakan yaitu tinta cetak, perekat, lilin, pemutih, surfaktan, pelapis, dan lain-lain.

Kandungan ini dapat bermigrasi ke bahan pangan bila digunakan dengan tidak tepat yang dapat berdampak serius bagi kesehatan. Hal itu dia paparkan dalam acara seminar Food Safety Packaging yang digelar Foopak di Hotel Crown Plaza Semarang, awal Desember 2016. Solusinya adalah, pilihlah kemasan produk makanan atau minuman menggunakan kertas berbahan serat alami.

Dalam seminar tersebut menghadirkan beberapa ahli di bidangnya, antara lain Dra. Ani Rohmaniyati, M.Si dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), DR Lisman Suryanegara, M.Agr, peneliti LIPI serta Ir. Hj. Muti Arintawati, M.Si Wakil Direktur LPPOM MUI. Seminar juga dihadiri ratusan pengusaha di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang berkaitan dengan kertas, kemasan, produk makanan, printing, dan lain-lain.

SUMBER