Menggunakan batik merupakan sebuah kebanggaan. Bukan hanya karena batik itu sangat Indonesia, melainkan juga cermin identitas kebangsaan. Terus melestarikan dan merawat keberadaannya pun menjadi tanggung jawab bersama.
Barito Hakim Putra, Ketua Komunitas Batik Bekasi, sadar betul hal ini. Dengan Komunitas Batik Bekasi atau biasa disingkat Kombas, Batik Bekasi senantiasa dilestarikan, dikembangkan dan dipasarkan ke masyarakat luas.
Ito sapaan akrabnya beserta kawannya saat itu mendirikan Kombas pada tahun 2009. Lahir berkat kegelisahan bahwa di Bekasi belum mempunyai ciri khas asli Bekasi. Ito dan kawan-kawan pun lantas melakukan riset dan mencari pengrajin batik di sekitar Bekasi. “Bisa dibilang Kombas lahir karena kepedulian kita terhadap batik, khususnya nasib para pengrajin batik Bekasi.” kata Barito.
Lewat Kombas, Ito Kumpulkan Pengrajin Batik Bekasi!
Kombas pun lambat laun menjadi wadahnya pecinta dan pengrajin batik Bekasi. Batik Bekasi dikembangkan menjadi usaha bersama/ Koperasi, Kombas merangkul para pengrajin batik Bekasi. Batik-batik yang ditampung dalam koperasi Kombas merupakan batik hasil karya para pengrajin lokal yang tersebar di wilayah Bekasi. Batik Bekasi terus dilestarikan dan diperkenalkan ke masyarakat luas lewat berbagai macam pameran dan pelatihan.
Seperti batik lainnya, Batik Bekasi kata Barito, memiliki ciri khasnya tersendiri. Ciri khasnya itu terlihat dari 12 Pakem yang dimiliki Batik Bekasi. Untuk motif Batik Bekasi, floranya seperti bambu, bunga Teratai, pohon kecapi. Dan faunanya ada gabus, burung mandar, ikan betok, ikan sepat, lele dan lainnya. Dari budayanya seperti Blantek, alat musiknya seperti terompet.
“Untuk yang 12 pakem Batik Bekasi telah dipatenkan tanggal 10 Maret 2014 pada Ditjen HAKI. Dan motif-motif dalam Batik Bekasi terus berkembang,” tuturnya.
Warna Cerah Jadi Ciri Khas Kain Batik Bekasi
Motif yang membedakan Batik Bekasi, selain motif juga adanya macam-macam warna, ada ungu, oranye, dan merah muda. Warna cerah ini berkaitan dengan kota Bekasi sebagai kota patriotik. Barito mengatakan dengan warna cerah diharapkan yang menggunakan Batik Bekasi akan semangat dan termotivasi.
Di Kombas sendiri tersedia berbagai jenis batik. Ada batik cap dan tulis, printing yang semuanya akan dibuat tergantung dari konsumen. Untuk harga nya Ito mengatakan batik tulis harganya kisaran Rp 250 – 300 ribu , batik cap kisaran Rp 150 ribu dan batik printing seharga Rp 80 – 200 ribu. “Untuk menengah ke atas kita arahkan ke batik tulis dan cap,” imbuhnya.
Untuk distribusi batik Bekasi, Ito berujar permintaan di dalam kota akan Batik Bekasi cukup lumayan, bahkan hampir tidak mencukupi. “Untuk wilayah Bekasi sendiri, permintaannya cukup banyak,” kata Ito yang menambahkan kain yang digunakan didatangkan dari Bandung, Solo dan Pekalongan. Untuk pewarnaannya sendiri, pengrajin batik Bekasi menggunakan pewarna alami.
Nah, Ito bersama Kombas punya harapan kedepan untuk Batik Bekasi agar dapat terus eksis dan dilestarikan, tidak hanya oleh masyarakat Bekasi melainkan juga masyarakat luas.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Harry)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta