
Sebagian masyarakat daerah Gunungkidul menjadikan ‘berburu belalang’ sebagai mata pencaharian utama. Dengan modal galah, jaring, dan lem, para pemburu belalang mampu mendapatkan ratusan belalang dalam sehari. Dari hasil tersebut, rata-rata mereka mendapatkan pendapatan yang lumayan sebesar Rp.40.000,00 dalam seharinya.
Yang menjadikan masyarakat menekuni berjualan belalang itu karena sistem pemasarannya juga tergolong mudah. Dengan bermodalkan sebatang bambu dan rangkaian sandhatan, belalang mereka jajakan di pinggir jalan raya, sehingga orang yang lewat di jalan tersebut akan secara langsung membelinya jika berminat.
Dari segi gizi, berdasarkan penelitian kandungan protein dalam tepung Belalang Kayu (Melanoplus Cinereus) ternyata lebih besar dibanding dengan kandungan protein yang dimiliki Udang Windu. Kandungan protein belalang sekitar 62,2 persen, jadi suatu kandungan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan makanan lainnya. Hal tersebut bila dikelola dengan maksimal akan mengurangi kekurangan gizi khususnya protein.
Pengolahan belalang untuk menjadi makanan yang siap saji tidaklah terlalu sulit, berikut tahap-tahapnya:
- Tahap pertama belalang dimasukkan kedalam air panas atau direbus atau digodhog dahulu
- Kemudian setelah direbus, belalang dibersihkan dari kotorannya, dihilangkan sayap dan suthangnya, dipotong potong menjadi kepala , dada, suthang (kaki bergerigi), perut bagian bawah.
- Setelah itu di beri bumbu secukupnya atau sesuai dengan selera, bisa pedas, manis, asin dan sebagainya (bumbu yang digunakan cukup sederhana antara lain bawang putih, bawang merah, dan garam), atau boleh juga dikasih penyedap rasa.
- Kemudian digoreng sampai keras ( kriuk-kriuk )
- Setelah itu belalang bisa disajikan sebagai makanan khas Gunungkidul yang murah, lezat, bergizi.
Diolah dari berbagai sumber
Sumber gambar: http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/02/07424243/foto.berjualan.belalang.kayu.
aku oarang temanggung yang merantau ikut istri di gunungkidul, pertama aku ketemu sama walang merinding, saya disuruh nyoba oleh saudara ipar katanya buat kenalan, kucoba ambil sutangnya ku gigit2 kok gurih…., terus kuambil badanya….kok tambah enak….wah sekarang jadi ketagihan,kalo disuruh milih daging sapi ma walang pilih walang………….
maturnuwun
Jiiian….kapan yo iso nernak ke walang kayu??
ada yang tau gag cara budidaya belalang ?
wah belalang memang sudah tidak di ragukan lagi soal rasa. serangga yang mungkin biasa disebut hama ini memang kalau dipikir banyak juga peminatnya. tapi bagi yang mau mencoba dan khawatir akan alergi, jangan takut untuk memakannya, katanya si makan gula merah sebelum memakan belalang nya biar nggak alergi atau gatal-gatal. selamat mencoba :-)
belalang kayu mengingatkan masa kecilku dulu,waktu berburu belalang….ngidak-idak tandurane wong akeh,,,,,,nyuwun apunten mbah,mbokde,pakde…..from CIBITUNG
pancen walang kayu top markotop mak nyus, ga ada duanya.digoreng kering buat lauk sambel bawang thiwul………………..weleh-weleh rasane pingin mulih kampung………(dwi anto melikan,ngasem0
Meski ada di kota besar, setiap kangen gurihnya belalang pasti satu kardus sepatu langsung dikirim ortu dari Sambeng, Ngawen sealian nostalgia waktu kecil; asal hujan di awal musim hujan tiba pasti bareng temen berburu belalang. Hasilnya digoreng dan dimakan rame2 pake tampah plus sambel bawang + THIWUL. Ih…sedapnye! Betul…betul…betul…!
koq gitu.,
baru tau.,
saya ingin tanya, bagaimana cara budidaya/ beternak belalang, baik masalah teknis budidaya, pakan, mengetahui jnis kelamin ( teknik reproduksi ) dan penyakit2nya, terima kasih