Berbekal Shalat dan Doa, Jaya Rejeki Kuasai Aneka Peluang Usaha

Bisnis Souvenir PernikahanKudus- Jaya Rejeki memulai usahanya sejak 30 tahun yang lalu. Pengelola toko Sulastri mengatakan, mulanya Jaya Rejeki hanya berdagang sembako selama 20 tahun. Tapi kemudian sepi karena pasar mulai ramai dengan dagangan serupa.

Tak ingin kehilangan pasar, Sulastri dan sang suami Muhammad Nawawi yang kembali dipercaya penuh oleh pemilik usaha Jaya Rejeki mulai menambah dagangannya yaitu berupa aneka ragam souvenir pernikahan.

Baca Juga Artikel Ini :

Dari Bisnis Gerabah Pindah Jalur ke Souvenir Pernikahan

Raih Omzet Puluhan Juta Dari Bisnis Souvenir Pernikahan

“Melihat pasar sembako sepi, jadi kami menambah jualan souvenir, dan baki yang biasa digunakan untuk lamaran. Karena 10 tahun lalu itu di Kudus belum ada yang nyetok aneka souvenir pernikahan dalam jumlah banyak. Sehingga kami melihatnya sebagai peluang usaha yang oke,” papar Nawawi.

Usaha souvenir dan oleh-oleh hajiDengan langsung mengambil barang dari pengrajin, membuat harga yang ditawarkan Jaya Rejeki jauh lebih murah. Selain itu Jaya Rejeki pun mampu menyediakan barang ready dalam jumlah yang sangat banyak. Tak hanya ratusan pcs, bahkan hingga ribuan. Jadi, bila ada customer yang mendadak butuh, bisa langsung memenuhi.

“Mungkin itulah kelebihan kami, mampu menyediakan aneka souvenir dengan hrga murah dan variatif dalam jumlah banyak,” terang Sulastri.

Ia menjelaskan, awal modal berjualan souvenir 10 tahun lalu itu, hanya sekitar Rp 1 juta. Harga yang ditawarkan dari dulu sampai saat ini pun masih sama. Yaitu berkisar Rp 1.000 hingga Rp 7.000 untuk souvenir pernikahan. Sedangkan untuk harga baki lamaran, Sulastri mematok harga mulai dari Rp 5.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Saat ditanya bisnisukm.com terkait omzet per bulan, suami istri ini pun tidak bisa menyebutkan karena tidak pernah menghitung dan memiliki manajemen keuangan yang semestinya. Baginya yang penting setiap hari bisa makan, membayar sales, kulakan barang yang habis, dan untuk gaji karyawan.

“Kami, tidak pernah menghitung berapa keuntungannya. Jadi selagi cukup ya uang itu terus berputar. Yang penting kami setor kepada pemilik dan ada catatan uang masuk dan keluar setiap harinya. Dan tahu-tahu juga dagangan bertambah banyak,” ungkap Sulastri.

Dari hasil penjualan warung sembako dan souvenir itu pula, Jaya Rejeki menambah lini usaha barunya yaitu menjual oleh-oleh haji, yang kiosnya tak jauh dari los sembako dan souvenirnya. Saat ini Jaya Rejeki memiliki 9 kios untuk berdagang yang semuanya berada di lantai II Blok D Pasar Kliwon, Kudus.

“Kurang lebih dari hasil berjualan semua jenis dagangan ini, sekitar Rp 1 – 2 jutaan setiap hari, kalau ramai bisa lebih dari itu. Tapi kalau sepi pernah tidak mencapai nominal segitu,” terang Nawawi yang senantiasa membantu sang istri.

Nawawi mengakui, dahulu pernah melakukan penjualan secara online. Namun ia malah merasa kurang nyaman dalam bertransaksi.

Jaya Rejeki iliki bisnis sembako, souvenir dan oleh-oleh haji“Sempat nyoba seperti orang-orang jualan lewat bbm (blackberry messenger). Banyak respon, tapi saya kuwalahan. Karena juga masih melayani jualan offline yang juga lumayan. Khawatir tidak bisa melayani dengan baik, saya sudahi saja jualan lewat bbm. Dan fokus jualan di pasar saja,” ungkap ayah satu putri ini.

Nawawi mengatakan, fokus jualan offline hasilnya juga sangat lumayan. Dan memang sudah terbiasa menggunakan cara konvensional dalam berdagang. Yaitu menunggu pembeli datang ke kios. Meski ia akui itu merupakan hal pasif.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.

Klik Disini

Namun, ia yakin akan rezekinya dengan selalu menggiatkan ibadah. Baik itu shalat tepat waktu, selalu berdzikir selama berdagang. Baginya itu menjadi kunci kesuksesannya. Hal itu pula ia terapkan kepada 4 karyawannya.

“Bagi saya rezeki ada yg mengatur, jadi ya usahanya shalat, berdoa, dan dzikir,” tandasnya.

Nawawi berharap, semua bisnisnya terus berkembang, ramai pembeli dan menghasilkan keberkahan. Selain itu, untuk pemda setempat terus mengawal harga di pasaran. Agar terus stabil, adapun kenaikan juga masih bisa terjangkau kalangan masyarakat kecil.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Ayu)

Kontributor BisnisUKM.com Daerah Kudus