Kalau Anda ingin mendapatkan untung besar, cermatilah pasar. Dan kalau anda ingin mencermati pasar berikut perubahan-perubahannya, cermatilah berita dengan seksama, karena satu berita, dengan satu dan lain cara, akan dengan cepat menggerakkan pasar, dengan atau tanpa anda sadari.
Dari sudut pandang pasar, apa sebenarnya yang terjadi ketika tsunami melanda Aceh, gempa melanda Jogjakarta dan Jawa Tengah, dan lumpur panas menggenangi desa-desa di Porong, Sidoarjo? Dari sudut pandang pasar, yang terjadi di sana adalah perubahan yang sangat besar di sisi permintaan. Dalam waktu yang sangat tiba-tiba saja, berbagai jenis permintaan langsung melonjak tajam di daerah itu, mulai dari permintaan akan kebutuhan akan tempat tinggal, karena persis inilah sisi yang paling “dihajar” habis oleh bencana-bencana di atas. Ada sisi lain yang ikut terkena, tetapi yang paling terkena dampaknya adalah tempat tinggal. Kebutuhan akan tempat tinggal itu terlihat dalam kebutuhan akan tempat tinggal sementara dan kebutuhan untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur oleh tsunami atau gempa, atau yang tenggelam oleh lumpur.
Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, tiba-tiba saja muncul kebutuhan yang sangat besar akan tenda maupun rumah kontrakan. Di Aceh dan Jogjakarta serta Jawa Tengah, kebutuhan yang sangat mendesak setelah bencana adalah tenda, disusul dengan kebutuhan untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang hancur oleh bencana. Tetapi untuk kasus di Jawa Timur jenis permintaan yang muncul berbeda. Untuk sementara permintaan yang mendesak adalah permintaan akan rumah sewa, sedangkan untuk jangka panjang permintaan yang akan cukup tinggi adalah permintaan untuk membangun rumah baru, bahkan di tempat yang baru pula.
Dalam menyikapi hal ini selalu muncul problematika etis, apakah kita layak mendapatkan keuntungan dari mereka yang tengah mengalami kesulitan hidup. Atas pertanyaan etis ini, penulis mengajukan pertimbangan etis yang lain, apakah kita akan memilih diam (untuk tidak mengambil keuntungan), membiarkan masyarakat tidak mendapatkan kebutuhan mereka, dan akhirnya membiarkan pihak lain menetapkan harga semaunya karena tingginya permintaan?
Sebagai manusia ekonomi, kita akan serta merta tahu apa yang akan terjadi kalau permintaan tiba-tiba saja meningkat, apalagi melonjak, padahal di sisi lain pasokan bisa diasumsikan tidak mengalami perubahan. Sebagai pelaku ekonomi kita akan langsung tahu bagaimana mengambil peluang dari perubahan pasar seperti itu.
Apa pengaruh satu berita terhadap pasar, itulah pertanyaan yang harus selalu dikembangkan. Pertanyaan itu harus diikuti dengan pertanyaan bagaimana pengaruh itu bisa terjadi (logikanya), dan sejauh mana pengaruh itu bisa terjadi (skalanya). Berbicara mengenai pasar, satu peristiwa bisa berdampak pada salah satu atau kedua sisi pasar, yaitu permintaan atau penawaran. Maka secara rinci bisa diajukan beberapa kemungkinan pengaruh dari satu berita [tertentu]. Beberapa kemungkinan itu adalah:
• permintaan naik, penawaran naik
• permintaan naik, penawaran tetap
• permintaan naik, penawaran turun
• permintaan tetap, penawaran naik
• permintaan tetap, penawaran tetap
• permintaan tetap, penawaran turun
• permintaan turun, penawaran naik
• permintaan turun, penawaran tetap
• permintaan turun, penawaran turun
Berita paling buruk bagi para pelaku ekonomi adalah kalau berita itu berdampak pada turunnya permintaan sekaligus turunnya penawaran. Misalnya saja berita mengenai gagalnya teknologi AMPS dalam telekomunikasi tanpa kabel. Berita ini pasti diikuti dengan turunnya permintaan sekaliggus turunnya penawaran. Tetapi toh berita ini sangat diperlukan oleh para pelaku pasar, yaitu untuk segera ambil tindakan agar tidak menderita rugi lebih parah. Para pedagang hand-phone AMPS bisa segera menjual stocknya cepat-cepat dan membatalkan ordernya agar tidak tertimpa kerugian lebih parah lagi.
Berita yang netral adalah berita yang tidak mengubah apa-apa, baik di sisi permintaan maupun penawaran. Namun berita baiknya adalah, terutama untuk mereka yang sudah ada di industri yang bersangkutan, bahwa pasar di bidang itu cukup stabil.
Lantas berita seperti apa yang terbaik? Tidak mudah untuk menjawabnya, karena hal itu bergantung pada kesiapan seorang pelaku pasar. Bagi mereka yang sudah siap di pasar, berita yang paling menguntungkan adalah kalau terjadi lonjakan permintaan, sedangkan sisi penawaran tidak berubah, atau bahkan turun. Untuk kondisi sekarang, berita mengenai rencana pemerintah untuk membangun infrastruktur secara besar-besaran tentu menggembirakan para produsen semen, karena jumlah pemasoknya tidak akan melonjak secara serta merta. Berita tentang kenaikan harga minyak juga menggembirakan produsen gas karena tidak serta-merta orang bisa membangun perusahaan penambangan gas yang langsung bisa berproduksi.
Akan tetapi bagi mereka yang cenderung bermain aman, kenaikan di kedua sisi pasar merupakan peluang yang aman untuk dimanfaatkan. Berita mengenai perkembangan teknologi baru di sektor telekomunikasi atau teknologi informasi, misalnya, bisa dimasukkan dalam kategori ini. Kita bisa yakin bahwa sisi penawaran akan terus meningkat, tetapi sisi permintaan juga akan terus tumbuh. Untuk mereka yang cenderung takut berisiko, inilah sektor yang relatif aman untuk digeluti. Sedangkan untuk mereka yang sudah ada di dalam industri yang terkait dengan sektor ini, tak ada ancaman yang terlalu serius dari sisi pasar. Sebab, kendati persaingan akan selalu ada, pasarnya pun terus tumbuh dan berkembang.
* Her Suharyanto, editor independen bidang ekonomi, bisnis dan keuangan.