Berkarya Lewat Bisnis Kerajinan Mahar

Jepara – Bisnis kerajinan memang tak ada habisnya untuk terus digali keunikannya. Meski membutuhkan keahlian khusus, tak sedikit para pebisnis pemula yang mau berlatih dan mempelajarinya karena melihat potensi peluang yang menjanjikan.

Bisnis kerajinan pun banyak macamnya, salah satunya adalah bisnis jasa pembuatan mahar dan hantaran pernikahan yang tengah ditekuni Ayu Ulul Khazmi (24) ini rupanya juga sangat menjanjikan. Perempuan asal Jepara itu mengaku, ide bisnis tersebut berawal saat melihat beberapa karya serupa di berbagai tempat. Di antaranya, di toko, iklan dari berbagai media online dan cetak, dan melihat langsung saat mengunjungi tempat pernikahan.

“Dari situ saya sangat tertarik dan mencoba ingin membuatnya sendiri beberapa tahun lalu, saat masih duduk di bangku kuliah. Dengan bermodal alat serta bahan seadanya saya mencoba membuat mahar serta hantaran sendiri, dan hasilnya cukup memuaskan. Berlanjut, saat ada teman yang mengadakan acara pernikahan saya juga turut membantu menghias hantaran,”ungkapnya.

Setelah melihat hasil karya Ayu, saat itulah, keluarga dan teman-temannya menyemangati dan mendukungnya untuk membuka jasa kerajinan mahar dan hantaran. Sehingga sejak setahun yang lalu Ayu pun selalu menyempatkan untuk mencoba dan belajar teknik serta model-model baru. Karena saat itu, ia juga masih bekerja sebagai reporter salah satu media lokal dan menjadi tentor yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk bisa fokus jika membuka usaha jasa tersebut.

Namun karena tekad dan dukungan yang kuat, putri kedua dari tiga bersaudara ini terus mengasah ide serta berlatih. Di sela-sela kesibukannya sebagai reporter dan tentor, ia pun meluangkan untuk mengasah kemampuannya berkreativitas dengan kertas, dan bahan-bahan kerajinan lainnya.

Mahar pernikahan

Lulusan S1 pendidikan Biologi, UIN Walisongo Semarang ini mengungkapkan, usaha tersebut dipilih karena sejak dulu ia sangat menyukai dunia kerajinan. Di samping itu juga melihat peluang bisnisnya yang sangat menjanjikan. Karena adat serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat Indonesia yang mengharuskan membawa mahar serta hantaran ketika pernikahan, membuat jasa tersebut akan selalu dicari.

“Alasan lainnya, melihat sekeliling daerah saya yang masih sangat jarang penyedia jasa itu. Terlebih, lokasi rumah yang berada di jalan utama Kudus Jepara membuat lebih mudah membuka toko dan mempromosikannya,” tuturnya.

Gadis yang juga hobi jalan-jalan ini menuturkan, saat pertama kali memutuskan membuka usahanya pada Februari 2016 lalu, ia membutuhkan modal sekitar Rp 1,5 juta untuk membeli beberapa bahan mahar. Di antaranya, uang mainan, pigura, serta pernak-pernik hiasan mahar, dan hantaran. Untuk etalase, meja kursi serta yang lainnya, ia cukup memanfaatkan barang yang ada di rumah dan memodifikasinya agar terlihat lebih menarik.

Proses Pembuatan Mahar Cukup Lama

Ayu melanjutkan, untuk proses pembuatan mahar serta hantaran seperti membuat kerajinan pada umumnya. Yaitu dengan membentuk uang seperti bentuk yang dinginkan pemesan. Misalnya, masjid, bunga, wayang, kupu-kupu, serta banyak bentuk lainnya. Agar lebih bagus dan sesuai dengan keinginan, sebelumnya Ayu membuatkan sketsa gambar dan beberapa gambar contoh agar pemesan lebih mudah membayangkan. Sama halnya dengan mahar, hantaran pengantin juga dibuat menyesuaikan model yang diminta pemesan dengan cara melipat dan membentuknya sesuai model. Agar lebih menarik, mahar serta hantaran juga ditambah pernak pernik yang memunculkan kesan indah dan mewah.

“Yang namanya usaha, apalagi baru saja dirintis pasti ada kendala. Saat ini terkendala tenaga kerja serta keterbatasan bahan. Meski terhitung masih sangat baru, sudah cukup banyak pemesan yang mampir ke toko yang saya beri nama Ay’S Gallery. Sehingga dengan tenaga saya sendiri cukup sulit untuk menyelesaikan beberapa pesanan yang kebetulan beruntun,” paparnya.

Ditambah dengan permintaan model yang sulit dan waktu pengerjaan yang lama, menjadi tantangan tersendiri serta jadi kendala dimana Ayu pun harus berlatih dahulu untuk menemukan kuncinya. Untuk bahan, tak jarang ia memperolehnya dari luar kota, yang tentunya kurang efisien dan menyita banyak waktu karena menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sementara jika membeli bahan di daerahnya, harga lebih mahal dan kurang lengkap.

“Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, sementara ini saya dibantu dengan anggota keluarga. Sering begadang untuk menyelesaikan. Untuk bahannya, sengaja 3 kali dalam 1 bulan saya menyempatkan membeli bahan dan stok lebih diperbanyak. Sehingga tidak ada kekurangan bahan saat proses pembuatan,” akunya.

Andalkan Pemasaran “Gethok Tular”

Pemasaran yang dilakukan Ayu cukup praktis. Yaitu cukup menggunakan sistem “gethok tular” dari saudara, teman, tetangga dan beberapa pemesan yang menggunakan jasanya. Dengan lokasi rumah yang juga dijadikannya toko juga berada di jalur yang ramai. Letak tersebut tentu sangat membantu dalam memasarkan jasa.

Sementara ini, beberapa pemesan berasal dari daerah sekitar Jepara, dan beberapa kota yang berdekatan yaitu Kudus dan Demak. “Ada juga dari teman sendiri yang berdomisili di Cilacap dan Semarang beberapa kali memesan pada saya,” tuturnya.

Respon konsumen Ay’s Gallery sejauh ini diakui Ayu cukup baik. Terlihat dari beberapa konsumen yang memesan dan membawa serta saudara dan teman untuk ikut memesan di Ay’s Gallery. Dalam kurun waktu dua bulan, Ayu mendapat sekitar 15 lebih pemesan mahar dan hantaran.

Bisnis kerajinan mahar pernikahan

“Pemesan dapat memberikan gambaran mahar dan hantaran pernikahan yang diinginkan. Biasanya saya juga memberi beberapa saran terkait penataan agar terlihat lebih bagus,” katanya.

Untuk ide, Ayu juga memperhatikan perkembangan mahar dan hantaran melalui internet. Sehingga model-model yang digunakan merupakan model baru dengan kreativitas yang tengah menjadi tren. Sehingga pemesan tidak perlu khawatir ketinggalan model.

Dari banyaknya pemesan, Ayu pun mampu meraup omzet rata-rata Rp 1 juta per bulan. Dan dalam kurun waktu dua bulan, ia pun bisa balik modal.

Ke depan, Ayu ingin membuat katalog dari karya yang telah dihasilkan, serta memperbanyak contoh yang tersedia. Sehingga customer yang datang dapat melihat hasil karya secara langsung dan mudah memilih.

Untuk mengatasi persaingan pasar, Ayu pun menganggapnya sebagai sebuah tantangan untuk terus berkreativitas. Dengan memberikan karya yang terbaik, mengutamakan kerapihan, serta pelayanan yang memuaskan.

“Kedepannya ingin membuat Ay’S Gallery makin dikenal, serta mampu mewujudkan mahar serta hantaran yang lebih berkualitas dengan harga bersaing. Tentunya perbaikan galeri juga sangat saya impikan agar memudahkan customer untuk memilih desain yang mahar hantaran kreatif,” pungkasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Ayu)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kudus