Suryo Sembodo merintis Tahu Sari di tahun 2009

Besarkan Tahu Sari, Suryo Sembodo Ajak Mitra Usaha Tumbuh Bersama

Suryo Sembodo merintis Tahu Sari di tahun 2009Memanfaatkan kualitas air di kampung halamannya Klaten yang memiliki kandungan mineral sangat tinggi, di tahun 2009 Suryo Sembodo mencoba merintis usaha tahu rumahan setelah mengetahui jumlah konsumsi tahu dan tempe di daerahnya cukup tinggi.

Kolaborasikan Warga Lokal dan Tenaga Ahli

Tahu Sari mempekerjakan 40 orang karyawanDitemui tim liputan BisnisUKM di rumah produksi Tahu Sari pada Senin (23/10/2016), Suryo menuturkan awalnya usaha tahu ini ia mulai dari sebelas kilo kacang  kedelai. “Alhamdulillah, sampai saat ini kami sudah produksi minimal satu ton kedelai dengan tenaga kerja mencapai 40 orang,” tuturnya.

Tak tanggung-tanggung, untuk membesarkan usaha tahu yang Ia beri nama “Tahu Sari” ini, Suryo sengaja mendatangkan sebagian besar pengrajin tahu dari Bandung. Namun bukan itu saja langkah yang diambil Suryo untuk membesarkan usaha tahu, ia juga memberikana kesempatan kerja bagi masyarakat lokal sehingga kolaborasi antara warga sekitar dan tenaga ahli yang ia datangkan dari Bandung bisa menghasilkan tahu alami yang tidak hanya lezat tetapi juga sehat dan berkualitas.

Setiap harinya Tahu Sari memproduksi 1 ton kedelaiSelama kurang lebih tujuh tahun menjalankan usaha tahu rumahan, berbagai kendala usaha pun pernah Suryo alami. Mulai dari minimnya modal usaha di awal karir merintis usaha, sampai lonjakan harga kedelai yang tak bisa dikendalikan pasar, pernah Ia rasakan selama membesarkan usaha Tahu Sari.

“Dulu pertama kami memang tidak memiliki modal yang banyak, dan yang kedua adalah masalah stok kedelai yang masih ketergantungan dengan kedelai import. Jadi fluktuasi harga kedelai kami belum bisa mengontrol dan mengestimasi harga kedelai ke depan,” jelas Suryo.

Untungnya meski krisis kedelai seringkali terjadi, Suryo bisa mensiasatinya dengan cara menentukan patokan HPP setiap kali produksi. “Jadi ketika harga kedelai sangat tinggi, kita menggunakan sistem penentuan HPP itu dengan patokan harga dengan estimasi harga tertentu. Dengan begitu harga tidak akan terombang-ambing, ketika harga kedelai naik kita sudah mematok harga tahu dengan estimasi tertentu, dimana harga HPP tersebut masih  bisa masuk,” imbuhnya.

Gandeng Mitra Usaha Dapatkan Tambahan Penghasilan

Nugget tahu produksi Tahu SariSaat ini Tahu Sari tidak hanya memproduksi satu jenis tahu, untuk memenuhi permintaan pasar Suryo mulai menambah varian produk seperti tahu bola, tahu krispi,nugget tahu, tahu pong dan tahu magel. Selama ini Suryo menggunakan bahan-bahan alami, termasuk pewarnaan dengan kunyit sehingga Tahu Sari tergolong tahu alami, meski untuk bahan baku belum menggunakan yang serba organik.

Terkait dengan pemasaran, Suryo mengatakan bahwa sekarang ini Tahu Sari memperkuat pasar di level dua. Artinya harga tahu masih masuk di kalangan konsumsi banyak orang namun dikemas dengan cara yang higienis dan dilengkapi dengan sertifikat halal dari MUI serta ijin resmi dari Dinas Kesehatan setempat.

“Kami mengirimkan produk kami ke pasar-pasar tradisional, dimana kita sebut sebagai agen kami. Kedepan kami sedang mengembangkan project pemasaran baru, door to door yaitu dari pabrik langsung ke end user atau ke konsumen sehingga lebih efisien,” tambahnya.

Tahu Sari memberdayakan warga sekitarSuryo juga memberikan kesempatan bagi warga yang ingin berjualan Tahu Sari, ia memberikan seragam dan Bronjong (kanvas) untuk memasarkan Tahu Sari di areal mereka dari pintu ke pintu. Termasuk bagi para pedagang sayur keliling, masyarakat yang ingin menjadi agen juga dipersilahkan untuk mengelola pedagang eceran, karena pada prinsipnya mari Suryo ingin setiap mitra usahanya bisa tumbuh bersama untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

Dengan membesarkan usaha tahu Sari, kedepannya Suryo berharap bisa terbangun sebuah integrasi antara petani kedelai, dan peternak, dibawah payung industri makanan, sehingga bisa berjalan selaras, efisien dan tentunya berdaya saing.

“Kebetulan menurut saya bantuan pemerintah masih kurang. Pemerintah memang sudah membantu kami mendapatkan sertifikasi dari departemen kesehatan, tetapi yang kami inginkan adalah membantu mengintegrasikan dengan para petani kedelai karena memang di Klaten salah satu sumber penghasil kedelai lokal. Jadi kami sangat membutuhkannya untuk bisa bersinergi dengan petani kedelai lokal,” harap pengusaha tahu ini.

Diakhir pertemuan kami, Suryo berpesan bagi teman-teman yang ingin memulai usaha, yang terpenting konsepnya adalah perlu sebuah ketekunan, tekad yang kuat, dan sebuah prinsip kerjasama itu lebih baik daripada kita bekerja sendiri-sendiri.

Tim Liputan BisnisUKM