Biodiesel, Bahan Bakar Alternatif Potensial

biodiesel-stationMinyak Bumi merupakan sumber energi fosil yang dimanfaatkan sebagai bahan baku kilang di dalam negeri dan untuk dieksport sebagai sumber devisa.  Hasil kilang adalah BBM yang antara lain terdiri atas premium, minyak tanah, minyak solar (ADO), minyak diesel dan minyak bakar yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi pada sektor pembangkit listrik, transportasi, industri, dan rumahtangga.

Penggunaan bahan bakar berbasis fosil (fosil fuel) masih sangat besar di Indonesia, padahal ketersediaanya lambat laun semakin berkurang, tidak dapat diperbaharui, dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dihasilkan. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, maka salah satu caranya adalah dengan pengembangan bahan bakar alternatif ramah lingkungan seperti biodiesel. Pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui dapat merupakan salah satu pilihan untuk membantu mengatasi besarnya tekanan kebutuhan BBM terutama diesel atau minyak solar di Indonesia.

Biodiesel  didefinisikan  sebagai monoalkyl  ester  asam  lemak  minyak  nabati  dan  minyak  hewani. Biodiesel  merupakan  bahan  bakar alternatif  yang sangat potensial untuk dikembangkan yang diperoleh  dari minyak  tumbuhan,  lemak  binatang  ataupun minyak  bekas  melalui  proses  transesterifikasi dengan  alkohol.

Biodiesel merupakan bahan bakar masa depan yang akan menggantikan peran bahan bakar fosil yang semakin menipis ke depannya. Biodiesel  diyakini  lebih  ramah lingkungan dibandingkan conventional fossil-fuel. Biodiesel memberikan  sedikit polusi  dibandingkan  bahan  bakar  petroleum, selain  itu  biodiesel  dapat  digunakan  tanpa modifikasi  ulang  mesin  diesel  (Zhang  et  al., 2003).

Pengembangan  biodiesel  sebagai  bahan bakar  terbarukan  berbasis  minyak  nabati merupakan  suatu hal yang positif,  karena  situasi  produksi-konsumsi minyak  mentah  dan  solar  telah  mencapai  taraf mengkhawatirkan,  sementara  potensi keanekaragaman  sumberdaya  hayati domestik sangat melimpah. Oleh karena itu, biodiesel memiliki potensi bisnis yang besar saat ini dan kedepannya.

Bahan  baku  pembuatan  biodiesel umumnya diambil dari bahan mentah minyak nabati  hasil  pertanian. Sebagai contoh:
Amerika  Serikat menggunakan  minyak  kedelai/soybean  oil, Spanyol  menggunakan minyak zaitun/olive oil, Italia dengan minyak bunga  matahari/sunflower  oil, Mali  dan Afrika  Selatan  menggunakan  minyak  jarak pagar, Filiphina  menggunakan  minyak kelapa, Malaysia  dengan  minyak sawit/palm oil.

Di Indonesia sendiri telah dikembangkan biodiesel dari bahan baku minyak jarak pagar, minyak kelapa sawit, minyak kacang tanah dan minyak jelantah/used frying oil. Tingkat konsumsi minyak goreng di Indonesia yang sangat tinggi menggambarkan potensi yang besar untuk pemanfaatan minyak jelantah.

Selain beberapa bahan diatas ternyata telah diteliti juga penggunaan minyak mentah dedak sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Dedak merupakan produk samping penggilingan gabah menjadi beras.  Berdasarkan penelitian, proses penggilingan padi hanya menghasilkan 55 persen biji beras utuh. Artinya bahwa, masih banyak bahan sisa lain, selain beras seperti beras patah 15 persen, kulit 20 persen, dan dedak halus serta bekatul 10 persen.

Minyak  mentah  dedak padi  mengandung  fatty  acids,  senyawa-senyawa  biologis  aktif  serta  senyawa-senyawa antioxidant  (oryzanol,  tocopherol, tocotrienol,  phytosterol,  polyphenol  dan squalene)  (Rukmini,C.,  1988)  yang  hingga saat  ini  belum  banyak  dimanfaatkan.

Hingga  saat  ini dedak padi belum banyak dimanfaatkan dan masih  terbatas  untuk  campuran  pakan ternak. Oleh sebab itu,  pengolahan dedak menjadi minyak mentah sebagai bahan baku pembuatan biodiesel merupakan cara untuk menambah nilai gunanya. Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), rendemen minyak dedak yang dihasilkan sekitar 14- 17%. Penggunaan minyak  mentah nonedible  berharga  murah  disertai pemanfaatan  by-products  diharapkan  dapat menekan biaya produksi sehingga dihasilkan biodiesel berharga murah.

Diolah dari berbagai sumber

Sumber Gambar: http://cdn-www.greencar.com/images/biodiesel-facts/biodiesel-station.jpg

5 Comments

  1. bisa tolong informasi proses produksi, peralatan, & biaya secara lebih detail?
    tolong kirimkan ke email saya.

    Thx.
    Jansen

  2. trima kasih atas informasinya..
    boleh saya tahu hitungan produksinya?
    dan pangsa pasar yang boleh di garap apa saja( apakah aman unt mobil tru? atau ada resikonya, dll) thx..

    regard,
    Toni

  3. yth, Terimakasih sebelumnya atas ilmu,..boleh dibagi tips2 lebih lanjut mengenai pengolahan dedak menjadi bahan bakar biodiesel pak,.

    Hp 081393786768

Comments are closed.